Hari demi hari, bulan demi bulan Haikal lewati dengan hidup berdampingan bersama keluarganya yang lengkap. Ayah, ibu, saudara, dan calon adik barunya. Bayangan keluarga lengkap yang tak pernah Haikal pikir akan jadi nyata, bahkan berpikir akan memiliki keluarga lengkap tak pernah terbayang dalam benaknya.
Haikal hanya ingin sang ayah mendapat kebahagiaannya, mencari seseorang yang bisa menjadi sandaran ayahnya yang selama ini sudah selalu terus membahagiakan dirinya. Tapi yang Haikal dapat justru lebih dari itu.
Haikal mendapat apa yang ia inginkan untuk sang ayah, mendapatkan sosok ibu seperti yang ia dambakan, sekaligus saudara seumuran yang terasa seperti kembarannya. Ya... walau ia masih belum bisa sepenuhnya menghapus perasaan itu, tapi setidaknya Jisey sudah bisa ia anggap sebagai saudari. Juga calon adik yang Haikal akan dapatkan nanti. Entah cowok atau cewek, adik yang menuruti apa kata kakak atau adik yang tak menurut sedikitpun pada dirinya.
Ngomong-ngomong mengenai calon adik barunya itu, entah seperti apa jadinya ia setelah lahir menjadi adiknya nanti. Belum lahir saja sudah sering merepotkan dirinya dan Jisey, apa lagi di kemudian hari nanti?
Haikal dan Jisey memang tidak pernah memiliki adik, atau pun melewati fase saat ibunya tengah mengandung. Tapi mereka tak pernah terbayang kalau memiliki calon adik yang tengah dikandung akan menjadi seribet ini. Atau ini hanya adiknya saja, entahlah.
Pertama, Haikal sangat ingat waktu itu. Saat di mana ia pulang ujian akhir semester hari pertama, dengan mata pelajaran geografi, matematika wajib, dan ekonomi wajib, tapi sesampainya ia bersama Jisey di rumah justru langsung disambut dengan pemandangan ibunya yang tengah menahan isak tangis di ruang tamu.
Tentu hal itu membuat mereka terkejut sekaligus ketakutan, emosi ibunya semenjak mengandung sang adik mengalami berbagai perubahan. Satu detik lalu mungkin bahagia, tapi emosinya di detik kemudian bisa saja langsung berubah menjadi marah. Tidak ada yang tau. Giliran Haikal tanya mengapa sang ibu menangis, jawabannya benar-benar bisa membuat Haikal rasanya ingin membanting tas jika tidak ingat nasihat ayahnya untuk selalu sabar selama menghadapi hormon ibunya yang mungkin akan berubah-ubah selama mengandung.
"Kata adiknya, dia pingin dinyanyiin sama kakaknya yang paling ganteng. Masar boleh minta tolong Haikal, gak?"
Haikal menarik nafasnya, berusaha sambil memasang senyuman seikhlas mungkin. Dari perut saja sudah tau hal yang paling Haikal hindari dalam hidupnya, entah hal merepotkan apa lagi yang akan dilakukan adik kecilnya itu nanti.
Bukan hanya itu, di saat perut sang ibu yang mulai membesar, bukan Haikal saja yang selalu direpotkan. Melainkan Jisey. Seolah adiknya ini meminta bantuan keluarganya secara bergantian.
Di umur kehamilan awal, Sarah selalu meminta hal apapun kepada Haikal. Mulai dari minta disuapin, melihatnya belajar matematika, sampai menghiburnya seperti menyanyi yang rutin diminta setiap ia pulang dari sekolah.
Lalu pada umur kehamilan sekitar 19-28 minggu, permintaan sang ibu beralih pada Jisey. Sesekali Haikal juga ikut repot karena Jisey yang meminta bantuannya. Salah satu momen kehamilan ibunya yang tak akan pernah Jisey lupakan adalah saat dimana sang ibu ingin makan tipat cantok.
Mencari penjual tipat dengan sayur kangkung, tahu, dan tauge yang disertai bumbu kacang hasil ulegan bukanlah hal yang sulit dicari di sini. Rasanya selalu ada di setiap belokan sekitar rumahnya.
Tapi yang ibunya mau adalah tipat cantok buatan Jisey sendiri.
Sudah beberapa kali Jisey membuatnya di waktu senggang. Membuatnya memang tidak sesulit itu. Jisey bahkan sampai bertanya pada penjual tipat cantok langganannya, demi sang adik tercinta.
Walau rasanya memang selalu agak aneh, tapi yang lebih aneh lagi adalah ibunya itu selalu memakannya dengan lahap seolah itu adalah tipat cantok atau bahkan makanan terenak di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
Fanfic[Completed] Memiliki ayah yang suka kerja di luar kota adalah salah satu hal yang paling Haikal sukai. Karena itu, ia jadi bisa melihat suasana baru. Bagi Haikal, perpindahan kali ini adalah takdir yang terbahagia, sekaligus patah hati terbesarnya...