BAB 16

6.6K 414 220
                                    

Thania menghisap rokoknya sambil menatap gedung sebelah. Itu sekolahnya Galang dan teman-temannya. Saat ini gadis itu tengah duduk di pembatas atap gedung sekolah sambil sesekali mengembuskan asap rokoknya.

Thania menyender pada dinding. Kakinya menggantung sebelah dan satunya ditekuk. Untungnya saat ini Thania memakai celana olahraga. Jadi, dia aman-aman saja.

Kembali menghirup rokoknya dengan tenang, Thania memejamkan mata menikmati rasa manis dari rokok yang dihisapnya serta angin sejuk yang menerpa wajahnya.

Baru kali ini, dirinya merasakan ketenangan tanpa gangguan siapa pun.

Suara langkah seseorang tidak membuat Thania berhenti dari aktivitasnya, dia tak perlu repot-repot menoleh untuk melihat siapa yang datang. Gadis itu tetap duduk diam memandang sesuatu yang membuatnya lebih tertarik.

Di sana, ada Galang dan teman-temannya yang sedang menatapnya juga. Thania terkekeh geli melihat Farel melambai-lambaikan tangan, sesekali bersiul menggodanya meskipun terdengar samar.

Thania melirik pemuda yang sekarang sudah duduk di sampingnya. Tanpa menghiraukan pemuda itu, Thania kembali menghisap batang yang terselip di kedua jari cantiknya. "Apaan? Mau hukum gue?" Thania membuka suara. Menatap pemuda di sampingnya yang kini juga tengah menatapnya. Selang beberapa detik mereka saling menatap. Thania memalingkan muka, kembali melihat gedung sebelah.

Tanpa mau bertanya atau sekedar basa-basi, gadis itu melanjutkan kegiatannya lagi yang tertunda. Untuk sekarang, Thania malas mengeluarkan suaranya.

Shaka menggeleng sebagai jawaban. Dia memperhatikan Thania yang sepertinya enggan untuk berhenti menghisap rokoknya. Terlihat menikmati. "Lo pencandu?"

Tanpa menoleh, Thania menjawab dengan santai. "Ya."

Shaka diam setelah mendengar jawaban gadis itu. Dia bingung harus memulai percakapan dari mana?

Shaka bangkit, dia melirik gadis itu yang masih menghisap rokoknya. Tatapan Shaka jatuh ke bawah melihat beberapa bungkus rokok dan putung rokok yang berserakan. Dia kembali melihat Thania, kemudian berkata, "Bersihin!" Setelah mengucapkan itu Shaka pergi meninggalkan Thania yang tidak mengerti dengan ucapan pemuda itu.

"Bersihin apa sih?! Nggak jelas banget!" Mengedikkan bahunya tidak peduli, Thania melanjutkan kegiatannya lagi.

****

Di seberang sana, Galang berserta sahabatnya sedang memperhatikan seorang gadis yang juga tengah memperhatikannya.

Farel si cowok playboy beraksi. Menggoda Thania dengan siulan-siulan yang menggelikan. "Thania babang Farel kirim cinta kepadamu! I love you honey! Mmuach!

Tak!

Rayhan menjitak kepala Farel kencang, membuat pemuda cap buaya itu mendengkus kasar. "Berisik Rel, percuma lo teriak-teriak, nggak bakalan kedengeran."

"Ekhem!" Dehaman Nasal mengalihkan pandangan mereka. Nasal meringis, dia tersenyum tipis. "Ada yang mau gue omongin."

Alis Galang terangkat sebelah. "Hm?"

Menghela napas panjang. Nasal menatap mereka satu persatu dengan sendu. "Makasih udah nerima gue jadi sahabat kalian." Nasal menjeda. Pemuda dengan tindik di telinga itu menghela napas untuk ke beberapa kalinya. "Makasih untuk selama ini udah neman—"

My Perfection Is Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang