BAB 27

5.1K 341 124
                                    

Kicauan burung pagi hari memenuhi dunia ditemani cahaya mentari yang menyelinap lewat sela-sela ruangan, di mana seorang gadis masih terlelap dalam tidur cantiknya.

Bibir indah itu berdecak karena suara burung yang tidak berhenti bersuara. Dahinya mengerut samar saat cahaya matahari mengenai wajahnya.

Thania jelas tahu, ini rutinitas Satria, membuka gorden kamarnya setiap pagi. Selalu seperti itu membuat Thania geram sendiri, karena tidur nikmatnya terganggu.

Thania melenguh, dia membuka matanya perlahan. Dapat dia lihat seorang pemuda tampan berdiri di depan sambil bersedekap dada. Oh jangan lupakan tatapan tajam itu membuat Thania berdecak untuk ke sekian kali.

"Cepat mandi!"

Setelah mengucapkan itu, Satria meninggalkan kamar adiknya.

Thania dengan malas beranjak dari tidurnya, dia berjalan dengan kaki dientak-entakkan.

Beberapa menit terlewati. Thania keluar dengan seragam sekolah yang sudah rapi dengan baju dikeluarkan, rok di atas lutut, dasi yang tidak terpasang di leher serta topi hitam bermerek terpasang indah di atas kepalanya.

Thania mengambil tas sekolah hitamnya dengan malas, lalu menyampirkan tas tersebut di bahu kanan. Keluar kamar dengan tidak ada semangat-semangatnya, menuruni tangga dengan lesu. Hari ini Thania sedang malas sekolah. Namun apalah, kakaknya sudah lama menunggu.

Satria menatap Thania yang terlihat malas. Dia menghela napas panjang. "Ayo berangkat.'"

Thania dengan malas mengikuti kakaknya. Dia tidak membawa kendaraan, karena Omanya menyuruh untuk berangkat bersama dengan Satria. Lagi-lagi karena Oma, sialan! Kenapa dia jadi seperti ini sih?!

"Anjing!" Thania mengumpat tidak sadar saking kesalnya membuat Satria mengernyit heran.

"Kenapa?" tanya Satria.

Thania tidak menanggapi, segera dia masuk ke dalam mobil meninggalkan Satria yang terheran-heran dengan sikap Thania.

"Woy Bang Sat! Cepet!

Satria mengelus dadanya sabar. "PMS tuh kayanya."

****

"Shaka woy! Kasih gue bolanya!"

Pelajaran olahraga kelas XII IPA 1 sedang berlangsung di lapangan outdoor sekolah Tunas Bangsa. Semua siswa saling berhadap-hadapan, menangkap dan melempar bola basket dengan benar.

Pak Ayang, selaku guru olahraga malah duduk santai di pinggir lapangan, ditemani secangkir kopi sambil mengamati murid-muridnya yang sedang berlatih.

Thania kebetulan lewat di pinggir lapangan, dia mencibir pelan melihat pak Ayang yang terlihat santai. "Enak bener kayak nggak ada bini."

Thania juga memakai baju olahraga, karena sehabis IPA 1 giliran IPA 2 berolahraga. Pelajaran pertama jamkos, sebab itulah Thania luntang -lantung ke sana ke mari.

Pak Ayang melihat Thania segera memanggilnya.

Thania menoleh, kemudian menghampiri guru tersebut. "Paan?" tanyanya judes membuat Pak Ayang mengelus dada.

My Perfection Is Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang