BAB 10

8K 518 344
                                    

"Argh!"

"Argh!"

"Mmphh—"

Zoni membekap mulut Thania. "Aw!" Zoni meringis, merasakan perih di tangannya karena gigitan Thania.

"Iyuh! Tangan lo bau tai!" Thania mengusap-usap mulutnya dan menatap Zoni tajam yang dibalas cengiran oleh pemuda itu.

"Sori, Than. Gue emang habis boker," balas Zoni dengan tampang santainya.

Thania melotot garang. "Mulut gue ternodai tai?" Thania menoyor kepala pemuda itu dengan kasar.

"Nggak sopan banget!" Zoni berkata dengan dramatis, membuat Thania berlagak muntah.

"Jijik gue Zon, jijik!"

"Iya, lo emang jijik, Than."

Thania memutar bola mata malas. Berdebat dengan pemuda itu memang tidak ada habis-habisnya. "Awas ah minggir! Gue mau lewat!"

"Eits, nggak bisa!" Saat gadis itu hendak pergi. Zoni mencekal tangan Thania. "Lo harus ikut gue ke BK! Ayo!"

Thania mendesah pelan. Dia menghempaskan tangan Zoni dengan kasar. "Gue bisa jalan sendiri!" Thania berjalan di depan Zoni, jangan lupakan tatapan angkuhnya saat melewati lorong sekolah yang kini sudah banyak siswa-siswi berhamburan keluar kelas karena waktu istirahat telah berbunyi.

Thania berjalan sambil menghisap rokoknya, lalu mengembuskannya secara perlahan.

"Thania, buang rokoknya!" Zoni menyusul Thania dan berjalan di samping gadis itu. "Nggak seharusnya lo ngerokok di sekolah, Thania!"

"Lo kakel, seharusnya lo ngasih contoh yang baik buat adkel. Taati peraturan! Jangan keseringan merokok, apalagi diumbar-umbar di sekolah dan itu bikin nama sekolah tercoreng!"

Thania memutar bola mata. Dia membuang putung rokok, lalu menginjaknya. "Bacot! Sok asyik!"

Thania berjalan dengan langkah lebar, menabrak orang-orang yang menghalangi jalannya, tidak peduli dengan teriakan Zoni yang membuat telinganya terasa panas.

Para murid yang melihat itu hanya menahan napas.

"Thania! Jangan kabur lo!"

Thania berhenti dari langkahnya, dia menatap sinis Zoni yang menyusul ke arahnya. "Siapa juga yang mau kabur?"

"Ya lo lah! Siapa lagi?!"

"Gue kan mau ke BK," balas Thania santai, menatap Zoni dengan alis terangkat sebelah.

Zoni mengangguk. "Ayo!"

Di sinilah Thania. Gadis itu melipat tangannya di depan dada, menatap datar pintu bertuliskan 'RUANG BK' yang ada di hadapannya saat ini.

"Cepet masuk lo!" Zoni mendorong Thania untuk masuk, tapi sang empu hanya berdiam diri di luar, tanpa ada niatan untuk ke dalam.

"Kenapa lo, Than? Takut?" tanya Zoni, meremehkan.

Thania tersenyum tipis, dia menunjuk dirinya sendiri. "Gue takut? Yakali!" balasnya angkuh, membuat Zoni memutar bola matanya.

"Ya, udah! Cepet sana!" Zoni mendorong Thania lebih kencang, membuat sang empu oleng.

Thania jatuh dengan tengkurap karena tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan sosok yang memandangnya datar.

Hidung Thania kempas-kempis, mencium bau yang membuatnya mual. Matanya melotot saat ujung sepatu orang itu mengenai hidungnya. "Hoek!" Gadis itu segera bangun dari jatuhnya, dia meringis ngilu.

Tanpa menghiraukan orang yang berada di hadapannya, fokus Thania hanya tertuju ke arah Zoni.

"Beraninya lo dorong-dorong gue!" Dada Thania naik turun, menahan amarah yang siap meledak. Menatap Zoni yang sudah lari terbirit-birit.

"Jangan kabur lo!"

Thania mengejar Zoni, membuat pemuda itu ketar-ketir.

"Ampun, Nyai, ampun!" Zoni berlari sekuat tenaga, dia merapalkan doa semoga ada yang menolongnya dari amukan gadis gila itu.

"Gue nggak akan kasih ampun! Gara-gara lo, dada gue sakit dan kempes! Kurang ajar!" Kalimat Thania yang ambigu, membuat para murid melotot.

Dada? Kempes?

"Maaf, Than, maaf!"

"Nggak akan gue ma— "

"Argh! Apa ini?!"

Sedangkan orang yang tiba-tiba membuka pintu itu mengejapkan matanya. "Mimpi apa saya semalam bisa mempunyai murid gila seperti itu?"

****

My Perfection Is Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang