BAB 39

2.9K 201 132
                                    

Happy reading!

"Pulang nggak lo!" teriak Thania frustrasi, dia melempar apa saja yang ada di sekitar. Sampai Thania ingin sekali melempar tiang infus saking frustrasinya menghadapi makhluk spesies jelmaan monyet seperti Farel.

Satria memijit pelipisnya pusing, dia menatap Farel tajam. "Lo pulang deh." Satria kesal dengan tingkah random Farel. Dan Cowok itulah, tanpa malu mengatakan calon kakak ipar kepadanya membuat Satria menggeleng-geleng.

Farel terlalu berani mengatakan itu kepada Satria yang belum lama kenal.

Farel menggaruk tengkuknya. "Maaf calon kakak ipar."

Satria menghela napas panjang, dia menatap Farel tajam membuat Farel merinding. Ternyata, Satria lebih seram dari Galang. Aura Satria membuat Farel tidak bisa berkutik, bahkan bergerak saja rasanya sulit. Farel mengatupkan bibirnya rapat-rapat agar suaranya tidak keluar.

"Jangan panggil gue calon kakak ipar! Gue nggak sudi punya calon adik ipar kayak lo!" Setelah mengucapkan kalimat tersebut Satria berdiri, tidak memedulikan ekspresi Farel yang memelas.

Satria menghampiri Thania dan menatapnya lembut. Kemudian Satria menatap orang-orang yang berada diruang inap itu dan kembali menatap adiknya. "Selagi ada yang temenin kamu. Abang pulang, mau mandi dulu. Nanti, Abang balik lagi ke sini."

Thania mengangguk.

Satria mengusap kepala Thania lembut, dia membungkukkan tubuh dan mendekatkan bibirnya ke dahi Thania. Satria mengecup Thania sedikit lama dan bergumam pelan. "Apapun yang kamu sembunyiin, semoga kamu cepat cerita sama Abang."

Luna yang melihat kedekatan kakak beradik itu merasa iri. Andai, yang dikecup dirinya.

Sedangkan Faura dan Ghea menggigit telunjuknya melihat keromantisan kakak beradik itu. Meskipun hanya kecupan. Tetap saja, di mata mereka itu romantis.

Acha, si gadis polos itu hanya menatap mereka bingung. Bingung melihat reaksi mereka yang berlebihan.

Satria berdiri tegak, dia menatap mereka. "Gue titip adek gue." Setelah mengucapkan itu, Satria melenggang pergi. Sebelum melewati pintu, dia sempat melirik ke arah Galang dan teman-temannya. Berhenti sebentar dan berkata, "Makasih untuk bantuannya."

Setelah Satria pulang. Thania ditemani oleh keempat temannya dan Galang serta para sahabatnya.

Keheningan terjadi di antara mereka membuat Thania merasa bosan. "Kalian mau diam-diam aja gitu?" tanya Thania kepada mereka. "Ajakin gue ngobrol kek!" lanjutnya dengan kesal.

"Yaelah! Giliran tadi ditemenin ngobrol, lo nya sewot mulu!" sahut Farel ketus.

Thania mendelik sinis. "Ya elo nya sih bikin emosi!" Thania tidak mau kalah.

Farel semakin tertantang, dia berdiri dari duduk dan Rayhan menahannya untuk duduk kembali.

"Gue aduin ke Bang Satria, mampus lo!" ancam Rayhan.

Farel menyentak tangan Rayhan dan menatap Rayhan masam. "Nggak asyik lo!"

Thania menatap Farel mengejek. "Cowok kok penakut!"

Farel menghampiri Thania dan menunjuk di depan wajahnya. "Siapa bilang gue takut?" Farel mengangkat dagunya angkuh membuat Thania mual dengan sikap sok Farel.

My Perfection Is Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang