02. Pesantren?

42.7K 2.5K 17
                                    

"Zahra, ayo bangun. Kamu sudah telat, Ra." Ucap Arumi mengguncangkan tubuh anaknya. Anaknya ini memang sangat sulit untuk dibangunkan, apalagi kalau malamnya sudah menonton drakor.

"Hm. Apasih Mah, Zahra masih ngantuk." Ucap Zahra dengan nada seraknya.

"Hey, cepet bangun, kalo nggak bangun, Mamah siram kamu ya." Ucap Arumi kejam.

"Ih, Mamah kejam banget sih. Hoamm." Zahra bangun mengucek matanya sambil menguap.

"Kalo menguap tutup mulutnya." Arumi menutup mulut anaknya menggunakan punggung tangannya.

"Udah jam berapa, Mah?" Tanya Zahra.

"Jam 06.45."

Zahra langsung panik, pasalnya hari ini pelajaran pak Bondan, guru galak disekolahnya, "Ih, kok Mamah gak bangunin Zahra sih." Ia bangun dari ranjangnya dengan tergesa-gesa.

"Loh biasanya juga kamu telatkan."

Zahra tak menghiraukan ucapan Mamahnya. Dia masuk ke kamar mandi.

"Jangan lupa qodo' shalat subuh." Peringat Arumi. Dibalas deheman oleh sang empu.

*****


"Mah, Pah Zahra pamit assalamu'alaikum." Pamit Zahra sembari mengambil roti.

"Wa'alaikum salam, hati hati."

Zahra dan Fira memang tidak di hantarkan sekolah oleh orang tuanya. Mereka faham, kalau Papahnya menghantarkan mereka maka akan lebih jauh menuju ke tempat kerjanya. Apalagi sekolah mereka yang berbeda. Akan memakan waktu yang banyak.

Gerbang sekolah sudah di tutup sejak 10 menit yang lalu, artinya ia sudah telat.

"Mang, buka gerbangnya dong, saya sudah telat nih." Ucap Zahra mengguncang gerbang.

"Lah, kamukan emang sudah telat." Jawab mang Nanang.

"Plisss lah mang, bukain."

"Gak ada neng, kamu sudah telat."

Zahra pergi sambil memikirkan ide, akhirnya terbesitlah ide untuk memanjat pohon mangga. Karena tembok sekolahnya sangat tinggi, 3 meter. Kebetulan pohon mangga tadi letaknya berpinggiran dengan tembok tadi.

Akhirnya Zahra memanjat, bersyukur tidak ada orang yang melihatnya. Ia masuk ke kelas, tetapi tidak ada pak Bondan alhamdulillah ia lolos hukuman.

"Wih, murid legend baru dateng nih." Seru teman temannya.

"Zar, lo manjat lagi?" Tanya Nindi.

Zahra duduk dikursinya.

"Ya biasalah, mang Nanang gak bolehin gue masuk." Jawab Zahra.

"Zar, malam ini Bagas ada balapan, lo mau ikut nemenin dia balapan gak, sekalian nambah semangat dia." Ucap Aldi.

"Seruis!, ya maulah, udah lama juga gak ketemu dia, kangen anjir." Girang Zahra. Bagas adalah pacar Zahra, mereka sudah tidak bertemu 2 minggu, karena Bagas harus balapan ke luar kota.

"Jam berapa tandingnya? Gue juga mau nonton. Siapa tau ada cogan lewat." Tanya Nindi.

"Gue juga ikut." Jawab Meta semangat, karena ia juga ingin bertemu dengan gebetannya.

"Jam 20.00." Jawab Aldi.

"Yo, lo ikut kagak?" Tanya Zahra.

"Ikutlah, sekalian liat hiburan." Jawab Leo.

🍃🍃🍃

Malam hari pun tiba, Zahra dan para teman-temannya sudah berkumpul. Kebetulan dirumahnya tidak mendapati ada anggota keluarganya, ia langsung saja kabur.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang