13. Masalah Dimulai.

30K 2.1K 12
                                    

Udah lama nggak up.

Maaf aku tinggal 1 minggu lebih.

Happy reading.

____________________

Sekarang Zahra tengah bermurajaah dan menyetorkan hafalannya, Alhamdulillah walaupun Zahra nakal, ia bertekad untuk menjadi penghafal Al-Qur'an. Ingin memberikan mahkota kepada orang tuanya kelak.

"Shadaqallahul adzim."

Zahra baru saja menyelesaikan hafalan juz 30, Zahra memulai hafalannya dari juz 30, katanya lebih mudah saja, karena pernah mendengarkannya.

"Alhamdulillah, Nduk, Ummi bangga sama kamu." Ucap ummi Fara.

"Makasih ummi. Karena Ummi, Zahra bisa belajar Al-Qur'an dari nol sampai mulai menghafal." Ucap Zahra.

"Ummi hanya perantara sebagai penuntun Zahra. Nanti Insya Allah, kalau Zahra sudah jadi Hafizah jangan sombong ya nak, tetap rendah hati. Jangan lupa murojaah, karena yang berat itu bukanlah soal menghafalnya, melainkan menjaga hafalan itu." Nasihat Ummi Fara.

"Insya Allah ummi, Zahra akan rendah hati, nggak akan sombong. Zahra didunia ini bukan siapa-siapa kalau bukan ciptaan Allah." Ucap Zahra.

Ummi Fara memeluk Zahra.

"Ummi sayang banget sama Zahra." Ucap Ummi Fara.

"Zahra juga sayang sama Ummi, Ummi udah jadi ibu kedua buat Zahra, setelah Mamah Arumi. Makasih Ummi." Penuturan tulus dari Zahra.

Ummi Fara melepaskan pelukannya. Ia memandang wajah Fara.

"Nak?"

"Iya ummi." Sahut Zahra.

"Ujian sekolah mu kapan?" Tanya Ummi Fara.

"Sekitar 2 bulan lagi ummi."

"Kalau Zahra udah lulus, mau ngabdi di sini ndak?"

"Nggak tau ummi, Zahra sebenarnya masih pengen disini, Zahra juga udah mulai nyaman. Tapi Zahra juga kangen tanah kelahiran Zahra."

*****

Setelah Zahra selesai menyetorkan hafalannya pada Ummi Fara, ia langsung pergi. Niatnya dia ingin berjalan jalan saja menunggu waktu dzuhur.

"Gue mau kemana ya, bingung banget. Temen-temen gue juga pada kemana sih dari tadi gue cariin gak ada." Monolog Zahra.

"Akbar juga lama banget sih pulang kuliahnya, gue gak ada temen ribut."

Saat ia sedang berjalan tiba tiba ada 3 orang laki laki mencegat jalannya.

Zahra langsung memberhentikan langkahnya, ia menatap tajam 3 orang laki laki itu yang merupakan santriwan disini.

"Ngapain lo semua cegat jalan gue." Ucap Zahra.

"Kita cuma mau main-main aja sama lo." Ucap laki laki bernama Azka yang merupakan bos atau ketua mereka. Bukan ketua geng tapi ketua santri bandel, tapi lebih bandelan Zahra sih.

"Punya urusan apa lo sama gue, kita gak pernah ketemu apa lagi kenal yah!." Ucap Zahra sedikit ngegas.

"Gausah ngegas dong neng." Goda Putra teman Azka.

Zahra memutas bola matanya jengah. Salah lawan jika mereka mengganggu Zahra.

"Kalian mau apa to the point aja gue sibuk." Ucap Zahra tak mau basa basi.

"Wah wah, nantangin kita nih bos." Ucap Andi.

"Kita semua mau ngasih pelajaran ke lo." Ucap Azka, menunjuk wajah Zahra. Zahra langsung menepisnya.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang