52. Pesan Dari Mu.

31.8K 2K 10
                                    

Vote!!!

Komen!!!

Share!!!

Thank You.

Happy Reading.
_____________________


2 hari kemudian.

Gus Atthar sedang terpejam dipangkuan istrinya, apalagi ditambah dengan tangan Zahra yang tidak bisa diam mengelus kepalanya. Setelah shalat subuh mereka mengaji bersama, Zahra juga turut menyetorkan hafalannya. Alhamdulillah sekarang setoran Zahra sudah masuk juz 30. Yang artinya sebentar lagi ia akan diwisuda tahfidz.

Sampai sekarang Zahra tak menyangka bisa mencapai titik ini, ia juga masih berfikir apakah ini mimpi, jika mimpi tolong jangan bangunkan dia.

"Mas, kalau aku wisuda, Mamah, Papah, sama Fira dateng nggak ya? Udah lama tau mereka nggak dateng, terakhir waktu pernikahan kita. Udah jampir 2 bulan lagi." Sendu Zahra.

"Insya Allah datang kalau tidak ada halangan sayang. Lagian kamu kan bisa telpon mereka kalau kamu kangen." Sahut Gus Atthar sambil memainkan jadi tangan istrinya.

"Kalo telpon mah enggak enak. Enak secara langsung. Bisa sambil peluk-peluk Mamah, bercanda sama mereka."

"Nanti kapan-kapan kita kesana. Siapa tau kita kesana sambil bawa hadiah."

Zahra mengangguk, "Pengen cepet-cepet deh Mas wisudanya."

"Kenapa?"

"Mau pasangin mahkota buat Mamah sama Papah. Ya... walaupun untuk sekarang bukan mahkota beneran."

"Mas bangga sama kamu sayang. Nggak nyangka juga."

Zahra mengangguk. "Aku juga sama, nggak nyangka bisa hafalin al-qur'an, dengan waktu kurang dari 1 tahun. Apalagi mulainya dari Nol kan. Nggak nyangka Zahra sampe sekarang."

Gus Atthar mengelus rahang istrinya.

"Ada banyak doa yang selalu ada buat kamu. Apalagi dari Mamah, doa yang paling kuat. Mamah kamu baik, sampai Allah aja nggak mau menolak doa tulus dari Mamah kamu. Wanita hebat yang sudah melahirkan bidadari seperti kamu."

Zahra mengangguk. Ia mengangkat kepalanya agar air matanya tidak tumpah. Ia paling lemah soal orang tua, apalagi Mamahnya.

"Zahra bangga punya Mamah sama Papah yang baik, Mas. Dulu senakal-nakalnya Zahra, Mamah sama Papah nggak pernah marah besar sama Zahra, apalagi sampai membentak. Pernah Papah satu kali membentak Zahra."

"Waktu itu dunai Zahra berasa hancur, cinta pertama Zahra bentak Zahra. Masalahnya karena aku nggak sengaja nyenggol hp Papah sampai retak layarnya. Disitu Papah marah besar, Papah bentak dan nampar aku. Untung aja hpnya nggak mati, kalo mati Zahra nggak tau gimana, apa udah dicoret dari KK atau apa."

"Setelah itu, Mamah datengin Papah nggak tau ngomongin apa. Terus, Papah dateng ke kamar aku, Papah minta maaf dan peluk aku erattt banget. Aduh cengeng banget hiks."

Mengingat kejadian dulu membuat Zahra terharu.

Gus Atthar bangun, ia menghapus air mata itu.

"Sejak saat itu, Papah nggak pernah bentak Zahra apalagi main fisik ke Zahra. Jadi kangen sama mereka deh, Mas."

"Nanti kita kesana ya, main ke Jakarta, kamu kangen banget pasti kan."

Zahra mengangguk. Zahra menyandarkan kepalanya fi dada bidang suaminya. Gus Atthar juga memeluknya dan menciumi kepala istrinya yang tertutup mukena.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang