33. Pulang Ke Jakarta

26.2K 1.9K 13
                                    

Bintangnya dulu zeyenggg...

🕊 Happy reading 🕊
_______________________

"Ummi, tadi Zahra bilang apa, Ummi. Maaf Atthar nďak sengaja dengar obrolan kalian, katanya Zahra mau pulang ke Jakarta, benar Ummi?." Tanya Gus Atthar. Ia tak sengaja mendengar ucapan mereka berdua.

Ummi Fara mengangguk, mengiyakan pertanyaan anaknya, "Iya, Zahra tadi minta izin sama Ummi, katanya mau me Jakarta selama 5 hari, mau ke pernikahan temannya. Sama mau bertemu dengan keluarganya, katanya kangen." Ummi Fara menjelaskan.

Gus Atthar mengangguk, kemudian pikirannya terlintas kembali tentang pernikahannya nanti.

"Ummi, apa keputusan yang Atthar ambil udah yang terbaik, dan ndak akan menyakiti siapapun nantinya?" Tanya Gus Atthar lagi.

"Kalau sakit, sudah pasti. Bagaimana pun hati seorang istri tidak mau di duakan oleh suaminya, apalagi dengan kondisi istri itu sangat mencintai suaminya, malah mau dipoligami. Pasti sakit rasanya." Tutur Ummi Fara.

Gus Atthar terdiam sejenak, benar apa kata Umminya. Hati wanita pasti tidak ingin di duakan, apalagi masalah pernikahan. Tetapi, ia juga bingung dengan situasi yang sulit ini, apalagi dengan mengambil keputusan.

Batinnya juga sedang memikirkan, apa ia harus membatalkannya saja. Apa mungkin juga akan terjadi.

"Ummi, apa perjodohan ini ndak bisa dibatalkan saja. Atthar hanya mau Zahra, Ummi bukan Ning—" Perkataannya terpotong saat ia melihat kehadiran Akbar.

Ummi Fara pun menoleh ke belakang, melihat Akbar yang tengah berdiri.

"Assalamu'alaikum." Akbar masuk setelah mengucapkan salam. Kemudian ia mencium telapak tangan tantenya.

"Wa'alaikum salam."

"Bang, kalo lo udah dijodohin sama yang lain, gue harap lo bisa lupain Zahra. Gue gak mau lihat Zahra sedih apalagi dengan berita ini." Ucap Akbar.

Akbar menoleh ke Ummi Fara, "Ummi, Akbat pamit, Akbar besok mau ke Jakarta sama Zahra. Akbar kangen sama Mamah Papah. Sekaligus mau mengantar Zahra pulang juga, Akbar khawatir kalau Zahra pulang sendirian." Jelas Akbar.

Ummi Fara mengangguk membolehkan, "Boleh, hati-hati, jaga Zahra ya. Salam juga buat Mamah Papah mu."

"Iya Ummi, Nanti Akbar salamin ke Mamah Papah."

"Bar, jaga Zahra disana, pastiin dia pulang dan sampai sini selamat, Abang ndak mau dia terluka sedikitpun." Pesan Gus Atthar.

Akbar memutar bola matanya malas, "Gue bakal jagain dia, yang pastinya gak akan pernah sakitin hatinya." Sindir Akbar.

Gus Atthar menghembuskan nafasnya berat, benar kata Akbar dirinya telah menyakiti hati Zahra.

Gus Atthar menoleh ke arah Umminya.

"Ummi, apa Atthar boleh ikut dengan Akbar ke Jakarta?" Tanya Gus Atthar.

Akbar memelototkan matanya saat mendengar ia meminta izin pada Umminya, "Gak!!! Apa-apaan, gue bakal jagain dia percaya sama gue."

"Tapi kalian bukan mahram, apalagi perjalanannya jauh."

"Gue gak akan macam-macam sama dia, gue anggap dia adek gue sendiri dan gue jamin dia bakalan baik-baik aja. Kita juga akan jaga jarak supaya gak nimbulin fitnah nanti. Gak kaya lo, Bang kasih harapan besar, deket-deket, eh ditinggal nikah nanti." Ejek Akbar.

Karena ejekan itu Gus Atthar mulai tersulut emosi, ingin beranjak dari duduknya dan menghampiri Akbar, namun dirinya dihalangi oleh Ummi Fara.

"Sudah-sudah." Lerai Ummi Fara.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang