Disekolah terlihat seorang gadis berpakaian pendek ala sekolah serta rambut yang acak-acak kan. Dia Azzahra Nindia Chalista, kerap di sapa Zahra.
Emosi Zahra masih menggebu-gebu. Ia baru saja dipisahkan oleh teman-temannya, karena Zahra bertengkar memukuli lawannya dan menjambak-jambak rambut lawannya.
Lawan Zahra seorang perempuan, Zahra naik pitam karena perempuan itu terus mengolok-oloknya dan membawa nama orang tuanya.
"Zahra, sabar oke, lo harus sabar. Inget lo masih ada disekolah, kalo diluar gue maju paling depan buat dukung lo buat nyingkirin tuh Cabe-cabean." Ucap teman laki-laki Zahra bernama Aldi. Aldi menenangkan temannya ini yang masih saja emosi.
Teman Zahra bernama Meta, mengulurkan tangannya menyodor kan Zahra minuman," Nih, minum dulu, biar otak lo fresh."
"Lo, kenapa si bisa hajar tuh cewe caper." Ucap Leo teman Zahra. Ia meminta penjelasan kepada temannya ini, agar kalau Zahra masuk ruang BK Leo yang akan menjelaskan kejadian itu, karena kalau Zahra menjelaskan malah ia akan jadi emosi kembali.
"Gue kesel banget, anjing. Si cabe ngatain gue anak gak bener, orang tuanya gak becus jagain, ya gue emosi lah." Zahra menjelaskan asal mula permasalahan ini. Zahra berantem dengan cabe bernama Sandra, bukan hanya sekali dua kali, mereka sering. Guru-guru mereka pun pusing menangani murid bandelnya ini.
"Emang ya tuh mulut cabe-cabean gak bisa di Filter. Pengen deh gue tarik tuh mulut biar tambah monyong." Timpal Nindi teman Zahra.
"Kayaknya bentar lagi lo dipanggil ke ruang BK deh." Ucap Meta.
"Le, lo nanti yang jelasin ya?" Pinta Zahra pada Leo.
"Panggilan kepada Azzahra Nindia Chalista, ditunggu diruang BK segera."
Suara panggilan dari ruang BK akhirnya berbunyi.
"Udah dipanggil noh, ayo lah ratu senggol bacok. Temui para guru-guru tercintamu." Ucap Aldi.
Zahra memutar bola matanya malas dan melenggang pergi tak meladeni ucapan dari Aldi.
Sesampainya di ruang BK, Leo menjelaskan semuanya. Akhirnya Zahra dan Sandra dihukum membersikan seluruh lapangan beserta membersihkan toilet. Zahra kebagian membersihkan toilet. Awalnya ia menolak, namun Leo membawa Zahra, akhirnya ia menyanggupi.
"Bantuin gue kek, banyak banget nih, ya ya ya." Rayu Zahra pada keempat temannya.
"Dih, ogah. Bersihin aja sendiri ini kan tugas lo." Ucap Aldi.
"Yuk lah cabut. Selamat bersih-bersih ya Zahra cantik anaknya Papah Adam, tatah." Pamit Nindi, mereka semua pergi meninggalkan Zahra yang sudah menunjukkan tanduk dikepala.
"Heh, dasar temen gak berguna lo pada, awas aja gue gak akan mau traktir kalian lagi, temen bangsattt!!!." Teriak Zahra. Teman-temannya sudah mengacir lari sembari tertawa terbahak-bahak.
Zahra mulai membersihkan toilet, disertai gerutuan yang keluar dari mulutnya. Toiletnya sangat kotor dan tentunya bau.
"Hueekk, bau banget gila, kayak bau Azab. Gunanya Pak Karto apa coba. Makan gaji buta tuh kayaknya." Ucap Zahra. Pak Karto adalah tukang bersih-bersih sekolah.
Setelah 2 jam akhirnya selesai, Zahra pun keluar dari toilet menuju ke kelasnya untuk mengambil tas miliknya, karena jam sudah menunjukkan waktu pulang.
"Duh, badan gue bau banget gila, huekk." Mual Zahra saat mencium pakainnya.
"Pulang-pulang harus mandi kembang tujuh rupa nih." Zahra terus menggerutu dikoridor sekolah.
Zahra pulang menggunakan ojek. Kalian bisa bayangin tukang ojek sama pengguna jalan lain, mencium aroma tubuh Zahra yang baunya Naudzubillah wangi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHTHAR [END]
SpiritualeKisah tentang gadis kelas 12 SMA yang harus dipindahkan dari sekolah menuju pesatren milik sahabat ayahnya. Ia dipindahkan karena ayahnya tak mau Anaknya masuk dalam pergaulan yang bebas. Azzahra Nindia Chalista, gadis cantik, memiliki gigi gingsul...