21. Terluka

28.5K 2K 4
                                    

Seperti apa yang dibilang Akbar kemarin, sekarang orang tuanya datang, mereka langsung ke Ndalem untuk melakukan makan bersama dan tentunya mengobrol.

Disini juga ada keluarga kecil Fahri.

"Ra, sini sekalian makan bersama." Ujar Ning Hawa.

Zahra menggeleng, "Gak perlu Ning, Zahra bisa makan nanti."

"Nduk, makan ayok, kamu juga kan yang masak. Kamu juga harus ikut makan ya." Sahut Ummi Fara.

Baiklah, Zahra manurut. Ia duduk disamping Nabila dan Akbar, ia berhadapan langusng dengan Gus Atthar.

"Masakannya mu enak, nduk." Ucap wanita paruh baya, Mamahnya Akbar, Fera.

"Makasih tante." Ucap Zahra.

"Jangan panggil tante, panggil Mamah aja." Ucap Fera. "Eh kalian juga jangan jadi adek-kakak aja." Lanjutnya pada Zahra dan Akbar.

Akbar menghentikan makannya, "Enggak mau." Sahut Akbar, karena ia tahu apa pemikiran dari ibunya. Pasti akan menyuruhnya untuk menjadi suami-istri saja.

Fera langsung terkekeh melihat respon anaknya, "Jadi suami-istri aja." Tuhkan benar apa kata hati Akbar.

Uhuk uhuk...

Suara tersedak dari Gus Atthar dan Zahra. Mereka langsung meminum air.

"Gak lah mah, Akbar cuma sayang sama Zahra sebagai kakak-adek aja gak lebih, begitupun Zahra, iyakan Ra?"

"Iya Mah." Jawab Zahra canggung.

"Nanti ada yang cemburu Mah, kalo Akbar nikah sama Zahra." Sindir Akbar, ia melirik ke arah Gus Atthar yang sedari tadi diam.

"Siapa, Bar?" Tanya Arka, Papah Akbar.

"Ada aja pah, kalo udah tanggal mainnya bakal jadi kok."

*****

Setelah makan bersama, Zahra sedang bermain dengan Adnan di teras Ndalem.

Jika kalian bingung kemana orang tuanya Zahra, mereka sudah pulang sehari setelah Zahra wisuda, karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

"Adnan habis kemana aja sih, kakak kangen." Zahra berpura-pura merajuk pada Adnan.

"Anan, pelgi tama Ummi, Abi tata. Tadi au ajak tata, api Ummi ndak olein." Ucap Adnan.

Mendengar celotehan Adnan, Zahra langsung menciumi pipinya gemas. Mereka tak sadar jika ada seseorang yang melihat keduanya.

"Abang, liatin Zahra mulu. Suka bilang lah Bang. Nanti keburu diambil orang lain loh." Ucap Nabila yang baru saja datang dari dapur. Ia melihat kakaknya sedang mengamati seseorang dari jendela, karena penasaran ia langsung menghampirinya, ternyata sedang memperhatikan Zahra, toh.

Gus Atthar langsung terjingkat kaget, "Astaghfirullah, kaget Abang, Dek."

Nabila menyengir, "Cieee ada yang lagi kasmaran nih."

"Apaan si, dek, Abang lagi perhatiin Adnan tadi." Ngeles Gus Atthar.

"Perhatiin Adnan, tapi senyam senyum mulu." Sindir Nabila.

Gus Atthar tak menanggapinya, ia pergi menuju kamarnya.

"Bilang suka aja susah, dasar Bang Atthar." Ucap Nabila.

Ia langsung pergi menghampiri Zahra dan Adnan yang tengah mengobrol.

"Ra, kamu lagi suka sama seseorang ndak?." Tanya Nabila.

Zahra menaikkan satu alisnya, "Gak ada."

"Kalo sama Bang Atthar suka ndak." Goda Nabila. Badan Zahra langsung kaku, lidahnya kelu tak bisa menjawab pertanyaan Nabila.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang