32. Menerima Takdir

27K 1.8K 32
                                    


Bintangnya dulu yuk.

Happy Reading.
__________________________

Setelah mendengar obrolan dari Zahra dan Azkiya, Gus Atthar kembali ke ndalem. Kebetulan Abi dan Umminya sedang berada di dalam.

Gus Atthar menghampirinya.

"Assalamu'alaikum, Abi Ummi." Gus Atthar mengucapkan salam.

"Wa'alaikum salam." Jawab sepasang suami-istri itu.

Gus Atthar menyalami tangan kedua orang tuanya, kemudian duduk ditengah-tengah keduanya.

"Ada apa nak?" Tanya Ummi Fara.

Gus Atthar menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bingung mau mengawali pembicaraannya bagaimana. Apa lagi ini menyangkut masa depannya.

"Ehm, Abi Ummi, poligami itu dibolehkan?" Tanya Gus Atthar dengan sedikit ada keraguan dalam omongannya.

Mereka mengangguk, "Iya, boleh dilakukan, Rasulullah juga melakukan poligami. Boleh dilakukan asalkan suaminya bisa adil terhadap istri-istrinya. Bukan hanya dari Nafkah, Hati pun ia harus adil." Ujar Abi Umar.

"Bukannya kamu juga tahu apa hukum dari poligami?" Abi Umar menatap anaknya dengan curiga.

Ummi Fara mengerutkan dahinya, "Kenapa kamu bicara tentang poligami, Thar?" Tanya Ummi Fara.

Gus Atthar menghembuskan nafasnya pelan. Sebenarnya ia bingung mau mengucapkannya, ia takut kedua orang tuanya tidak setuju dengan keputusannya.

"Gini Abi, Ummi, Atthar kan mencintai seseorang. Dilain sisi, Abi menjodohkan Atthar dengan Ning Azkiya. Apa alangkah lebih baiknya Atthar berpoligami." Ucap Gus Atthar menjelaskan.

Mereka terkejut? Sangat. Mereka tak melarang anaknya mempoligami atau dipoligami, namun orang yang ingin dipoligami apakah sanggup dan mau menerima. Apa anaknya ini bisa adil pada istri-istrinya nanti? Itu yang mereka pikirkan.

Tidak salah memang, karena dibolehkan juga untuk berpoligami. Tapi mereka tidak yakin semuanya akan berjalan dengan normal dan lancar nantinya. Pasti saja akan timbul konflik antar pihak.

"Siapa yang ingin kamu nikahi selain Ning azkiya?" Tanya Abi Umar, karena ia tidak tau siapa gadis yang anaknya cintai.

"Zahra, Bi." Jawab Gus Atthar mantap.

Abi Umar terkejut untuk yang kedua kalinya, anak-anak dari sahabatnya, Azkiya dan Zahra.

"Ummi setuju, Nak. Asalkan mereka mau untuk dipoligami. Ummi sudah tau latar belakang keduanya. Azkiya anak Kyai, seorang Hafizah, dia dewasa. Mungkin dengan kedewasaanya ini akan mengerti semua situasinya." Ucap Ummi Fara.

"Zahra, dia baik, cantik, dia juga tengah berusaha menjadi seorang Hafizzah. Apa salahnya juga kamu mempoligaminya." Lanjut Ummi Fara. Senyumnya merekah mendengar anaknya mau berpoligami dengan wanita baik-baik.

"Ummi!" Tegur Abi Umar.

"Kenapa sih Bi? Harusnya Abi senang akan mendapat menantu yang baik. Kita juga sudah tau tentang keduanya. Apalagi Ummi suka dengan Zahra." Sahut Ummi Fara.

"Apa Ummi tidak memikirkan di kemudian hari. Orang tua mereka sahabat Abi, Abi tidak mau persahabatan kita berantakan karena anak mereka dipoligami oleh anak kita." Tegas Abi Umar.

Gus Atthar hanya diam, bingung mau menjawab apa.

"Ummi yakin, Bi. Kyai Rahman dan Nisa bakalan setuju. Apalagi Azkiya adalah Anak tunggal mereka. Nanti jika mereka punya cucu, Rahman dan Nisa akan bahagia. Ditambah bukan anak dari Azkiya saja, Zahra juga." Jelas Ummi Fara.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang