Saat ini Zahra tengah berjalan mengelilingi pesantren, masa bodo akan hukumannya, ia tak peduli. Syukur-syukur dengan cara ini ia bisa dikeluarkan dari sini, dan kembali ke Jakarta.
"Gabut banget, Anjir. Gak ada yang seru disini." Ucap keluh kesah Zahra, ia menendang semua yang mengganggu jalannya, mulai dari batu sampai sampah botol.
Saat ia menendang botol sampah berisi air, tiba tiba ada seseorang yang berteriak.
"Heh, lo kalo jalan yang bener dong, gak usah banyak bertingkah tuh kaki, sakit nih kepala gue." Marah laki laki itu.
"Heh, gak usah ngegas bisa, salahin aja tuh botol yang pengen kena pala lu." Balas Zahra tak mau disalahkan.
"Yang salah tuh lo, bukan botol. Kalo lo jalan gak tendang-tendang segala macem. Gak ada tuh botol yang nimpuk kepala gue."
"Jadi lo nyalahin gue."
Bugh...
Zahra menendang tulang keringnya.
"Akhhh, Sakit goblok." Ringis laki-laki bernama Akbar tersebut.
"Hahaha, rasain." Ia pergi meninggal kan Akbar.
"Dasar wanita, selalu aja gak mau disalahin, padahal emang salah." Ucap Akbar, memegangi tulang keringnya.
*****
Zahra kembali ke kamarnya, ia mencari benda pipih yang ia sembunyikan di bawah kasur."Dapet juga, kangen banget gue sama Bagas."
Ia langsung menguhubungi Bagas.
"Halo, ada apa, Ra. Kamu betah kan disana?" Ucap Bagas.
"Ya nggak betahlah sayang, mau pulang kangen kamu." Rengek manja Zahra.
Bagas terkekeh geli mendengar rengekan itu, ia juga kangen sekali dengan sifat manja orang yang ia cintai.
"Aku juga kangen sama kamu, kamu baik-baik ya disana, belajar yang bener, agar bisa jadi wanita yang baik, ibu yang baik buat anak-anak." Ucap lembut Bagas.
"Aaaaa, makin kangen, kamu baik-baik aja kan disana, gak selingkuhkan?" Tuding Zahra.
"Aku gak akan selingkuh, aku aja sayang banget sama kamu, aku juga baik-baik aja disini. Oh iya, kamu kok bisa pegang hp sih, bukannya gak boleh?"
"Hehehe, biasa lah, aku ngumpetin hp."
"Ya ampun, kamu ini."
"Udah dulu ya, takut ada yang denger."
"Yaudah iya, jangan lupa makan aku gak mau pulang pulang kamu kurusan. Belajar juga yang rajin, bye sayang."
"Bye." Zahra mematikan sambungan telpon
*****
"Zahra, ayo kita piket di Ndalem, sekarang tugas kita piket disana." Ajak Qila.
"Ngapain sih ada piket-piketan segala, gue capek banget tau gak." Jawab Zahra malas.
"Capek kenapa sih, emangnya kamu habis kemana kok capek." Ucap Difa penasaran.
"Habis bangkit dari kubur." Ketus Zahra, memutar bola matanya malas.
"Wih hebat kamu, Ra, bisa bangkit sendiri. Mayat mandiri." Ucap Difa menepuk tangannya.
"Taulah, cepet kalo mau piket." Ia beranjak dari bangkar.
"Eh bentar dulu mau ambil cokelat." Zahra mengambil cemilan kesukaannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/305151015-288-k524250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHTHAR [END]
SpiritualKisah tentang gadis kelas 12 SMA yang harus dipindahkan dari sekolah menuju pesatren milik sahabat ayahnya. Ia dipindahkan karena ayahnya tak mau Anaknya masuk dalam pergaulan yang bebas. Azzahra Nindia Chalista, gadis cantik, memiliki gigi gingsul...