39. Keinginan Terakhir

31.7K 2K 10
                                    


Vote.
.
Vote.
.
Vote.

Happy reading.
_____________________

Setelah diperiksa oleh Dokter keadaan Azkiya semakin memburuk. Dan kata Dokter, Azkiya tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Mendengar pernyataan Dokter, Nisa yang Umminya menangis dengan keras.

Bagaimana tak sedih, anak satu-satunya sedang bertaruh nyawa di dalam. Apalagi dengan pernyataan Dokter tadi. Hatinya sangat pilu.

Gus Atthar dan yang lainnya datang ke rumah sakit, namun tidak dengan Zahra, ia akan menyusul nanti, jika semuanya sudah siap, katanya.

"Gimana keadaan Ning Azkiya?" Tanya Gus Atthar pada orang-orang yang berada didepan ruangan Azkiya.

"Masih ditangani oleh Dokter. Keadaannya semakin memburuk. Kata Dokter, hidupnya tidak akan lama lagi." Ucap Ummi Fara.

"Apa sudah boleh masuk?" Tanya Nabila.

"15 menit lagi kita diizinkan buat masuk." Ucap Ummi Fara pada putri satu-satunya.

Semua orang terdiam dengan sibuk pada pikiran masing-masing. Sampai 15 menit berlalu, mereka hanya diperbolehkan masuk 2 orang, itupun harus memakai pakaian khusus untuk masuk ke ruangan Azkiya.

Nisa dan Rahman masuk ke dalam menemui putrinya, hatinya semakin sakit saat melihat keadaannya, wajah pucat serta banyak alat medis yang menempel ditubuhnya.

Mareka menghampiri Azkiya, Nisa menyentuh tangan anaknya.

"Nak, gimana keadaan kamu? Mana yang sakit bilang sama, Ummi." Nisa menahan tangisnya supaya tidak keluar, ia tak mau membuat anaknya sedih.

Azkiya menggeleng lemah.

"Kita ke berobat ke Singapura ya, disana fasilitasnya lebih lengkap." Ucap Rahman. Dokter menyarankannya untuk membawa Azkiya berobat ke luar negeri, walaupun kondisi Azkiya semakin memburuk, namun tidak ada yang tau akan takdir seseorang, kecuali Allah.

Azkiya menggeleng kembali.

"Ndak perlu, Kiya udah ndak kuat lagi. Badan Kiya sakit kalau harus di kemo." Ucap lirih Azkiya, sampai suaranya nyaris tak terdengar.

"Kamu harus kemo, Ummi dan Abi mau kamu sembuh. Ummi ndak tega lihat kamu kesakitan terus sayang." Ucap Nisa.

"Kalo kemo, badan Kiya tambah sakit Ummi."

Nisa dan Rahman tidak bisa lagi membendung air mata mereka, ucapan lirih anaknya membuat hatinya semakin teriris. Mereka tak sanggup kehilangan anak semata wayangnya.

"Boleh Kiya minta sesuatu?"

Mereka mengangguk.

"Boleh sayang, boleh, kamu mau apa? Abi dan Ummi akan turuti semua permintaan kamu, jika kami bisa." Ucap Rahman.

"Kalau Kiya sudah tidak ada, Kiya mau Gus Atthar menikah dengan Zahra. Abi bisakan bicara sama mereka."

Rahman terdiam, itu keinginan yang sulit untuknya, 2 hati yang sudah tersakiti diminta untuk bersama.

"Kamu jangan ngomong seperti itu, kamu pasti sembuh." Tangis Nisa.

"Ummi sama Abi turuti permintaan Kiya yah, Kiya janji itu jadi permintaan terakhir Kiya sebelum Allah panggil Kiya."

Jika anaknya sudah memohon, mereka akan sulit untuk menolaknya.

Mereka mengangguk, "Kita akan coba ya, tapi keputusan ada dimereka nanti."

Azkiya mengangguk lemah.

"Boleh Kiya ketemu sama mereka?"

Nisa dan Kyai Rahman menangguk, kedua orang itu keluar memanggil Gus Atthar karena Zahra belum datang.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang