64. Pernikahan Akbar

25.2K 1.6K 33
                                    

Happy Reading.

Jangan lupa vote dan banyakin komennya, maksa loh.
____________

Semua telah ditentukan, mulai dari waktu, tempat, dan persiapan pernikahan Acha dan Akbar.

Pernikahan yang akan digelar 5 hari lagi dikediaman rumah Acha di Jakarta. Semua persiapan juga sudah Akbar serahkan pada anak buahnya.

Gus Atthar dan keluarganya pulang ke rumah Zahra yang berada di Jakarta. Mereka semua akan menginap disini sampai 1 minggu. Pesantren diserahkan sementara oleh pengurus disana.

Gus Atthar dan keluarga kecilnya masuk ke dalam kamar yang sudah hampir 3 bulan mereka tinggalkan. Masih sama seperti 3 bulan lalu.

Mereka duduk di atas ranjang, Gus Atthar memangku Haura.

Haura memainkan jari tangan besar Abinya.

"Sayang?" Panggil Gus Atthar pada istrinya.

Zahra menoleh ke sumber suara, "Ada apa Mas?" Tanya Zahra.

"Setelah pernikahan Akbar dan Acha digelar. Mas Izin ya mau silaturahmi ke teman masa kuliah Mas saat di Mesir." Ujar Gus Atthar.

Zahra terdiam sejenak.

"Dimana rumah teman Mas?"

"Rumahnya di Samarinda. Namanya Dzulfikar. Sekalian juga mau kenikahan sahabat Mas, Husain namanya."

"Jauh banget Mas di Samarinda. Zahra enggak mau jauh-jauh dari Mas."

Haura mengangguk, "Iya Abi, Haula juga." Mata bulat itu memandang wajah tampan Abinya.

Gus Atthar mencium gemas pipi tembam Haura.

"Abi juga pengennya gitu. Ajak Haura sama Umma juga. Tapi lihat Umma, dia bawa adek di dalam perut. Kamu nggak kasihan sama Umma?"

Haura memandangi Zahra.

"Kasihan Abi."

"Tapi Zahra mau ikut Mas. Zahra juga bosen, mau jalan-jalan. Anggap aja ini ngidamnya Aku."

Gus Atthar menghela napasnya berat. Ia bingung, ia juga ingin istri dan anaknya ikut. Tapi kasihan juga karena Zahra tengah hamil besar.

"Kamu lagi hamil besar sayang. Mas takut kamu sakit atau kecapean."

Zahra mengerucutkan bibirnya.

"Tapi mau ikut. Boleh ya ya ya. Janji deh nggak akan kecapean."

Baiklah, akhirnya Gus Atthar mengangguk. Lagi pula tidak enak kalau pergi sendiri.

"Ok, kamu dan Haura ikut."

"YEAY! HAULA JALAN-JALAN." Teriak girang Haura.

Gus Atthar dan Zahra yang melihat kegirangan Haura terkekeh.

Gus Atthar mencium pucuk kepala anaknya.

Zahra tersenyum melihat itu.

"Abi, Umma?" Panggil Haura.

"Iya sayang." Jawab serempak keduanya.

"Haula ada keinginan deh."

Zahra mengerutkan keningnya, "keinginan apa sayang?"

Gus Atthar manimpalinya dengan anggukan.

"Haula mau pas kita pulang dali silatulahmi sama kondangan, Haula mau kita pakai baju samaan."

"Couple?" Haura mengangguk, membenarkan.

"Iya, Haula mau kita samaan pake baju putih. Haula juga sebenelnya mau samaan juga sama adek, tapi adeknya belum kelual. Yaudah kita beltiga aja dulu, adekna nanti."

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang