60. Membentak.

35.2K 2.1K 8
                                    

Dilarang siders.

Vote.

Comment.

Thank you.

Happy Reading.
_______________

Bulan berganti bulan. Kandungan Zahra sudah memasuki 8 bulan yang artinya hanya menunggu 1 bulan lagi anaknya akan lahir ke dunia.

Zahra dan Gus Atthar bersepakat sejak bulan lalu agar mereka menetap di Jawa Timur. Mengingat rumahnya yang tak dihuni dan jika lahiran nanti Zahra bisa bersama dengan keluarga Gus Atthar.

Rumah yang dijakarta mereka titipkan pada Bi Ina dan Mang Udin.

Zahra duduk pada ranjang. Ia mengelus perutnya yang besar.

"Satu bulan lagi kita ketemu ya, dek. Umma enggak sabar mau lihat kamu. Semoga nanti Umma kuat saat persalinan kamu nanti. Dan juga bisa mendidik kamu dengan baik."

Semasa hamil Zahra selalu mendengarkan murratal serta sholawat. Selain bikin adem, semoga juga anaknya bisa jadi orang yang baik. Karena sejak kandungan sering didengarkan oleh al-qur'an.

Saat ini Gus Atthar tengah ke mengajar di universitas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pondok.

"Umma kok mau mangga muda ya. Emang ada ya mangga muda, sekarangkan lagi enggak musim mangga. Tapi pengen. Ada enggak ya di mini market?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Aaaa... pengen tapi Mas belum pulang."

1 jam kemudian.

Gus Atthar baru saja sampai dirumahnya dan langsung disuguhkan oleh rengekan istrinya yang meminta mangga muda.

Memang jarang sekali istrinya ngidam, kalau ngidampun hanya makanan seperti gado-gado, bakso, atau yang lainnya. Jarang sekali Zahra meminta mangga muda.

"Mas cape sayang. Besok saja ya Mas cari. Lagian ini juga bukan musimnya mangga." Gus Atthar mencoba memberi pengertian pada Zahra.

"Mas tapi mauuu." Zahra melepaskan air mata yang sedari tadi ia kumpulkan.

Gus Atthar menghela napasnya panjang. Sebenarnya ia sangat lelah sekali.

Saat dikampus ia ditegur karena absen selama 3 hari. Kantor juga sedang mengalami masalah, ditambah lagi rengekan istrinya yang meminta mangga muda.

Pesantren memang mempunyai beberapa pohon mangga, tapi belum berbuah.

"Yang lain aja ya."

Zahra menggeleng tegas, "gak mau, maunya mangga mudaaa!!!." Teriak Zahra.

"Saya cape Zahra, kamu paham enggak sih." Gus Atthar meninggikan nada bicaranya.

"Saya tadi ditegur oleh pemilik kampus karena sudah absen 3 hari, itu juga karena kamu kan yang mau sama saya terus. Kantor juga lagi ada masalah. Kamu ngertiin saya dong sebentar."

Zahra merintihkan air matanya lebih deras karena jarang bahkan hampir tidak pernah suaminya meninggikan suara, apalagi sampai bentakan. Namun sekarang...

"Mas, ini juga kemauan anak kamu!!!." Zahra juga turut meninggikan suaranya.

"ZAHRA__." Bentak Gus Atthar.

Zahra memotong ucapan suaminya, "APA? Kamu tega banget tau enggak. Aku cuma pengen mangga bukan bentakan dari kamu. Kalau kamu nggak mau cari, biar aku aja yang cari sendiri."

Zahra pergi meninggalkan Gus Atthar yang sedang menahan emosi.

"Arghhh."

Gus Atthar menjambak-jambak rambutnya.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang