Seperti omongannya semalam, Zahra dan Acha kini sudah mengahadap Gus Atthar setelah semua santri melaksanakan sholat subuh. Mereka akan diberi hukuman, karena telah melanggar aturan dari pesantren.
Mulai dari tidak izin kepada pengurus pesantren, serta kabur.
Gus Atthar dengan perawakan yang tegas dan datar, membuat Zahra dan Acha sampai takut melihat ke arahnya apalagi wajahnya.
"Tau kesalahan kalian?" Tanya Gus Atthar masih dengan wajah tegasnya.
Mereka mengangguk pelan dan menunduk.
"Apa tujuan kalian pergi dari pesantren dan dari mana kalian semalam?" Tanya Gus Atthar.
"A-anu Gus, k-kita dari pasar malam G-gus." Ucap Acha terbata-bata saking seramnya aura yang timbul dari Gusnya itu.
"Apa kalian tidak takut jika ada sesuatu dijalan dan hukuman dari pesantren?"
"T-takut Gus." Cicit Acha.
Gus Atthar melihat ke arah Zahra yang sedari tadi hanya diam menyimak obrolan Acha dan Gus Atthar, "Zahra kenapa dari tadi kamu diam, masih sakit?"
Zahra menggeleng, "Kan udah ada Acha yang jawab, jadi Zahra diem aja gus, nanti kalau aja jawaban yang bedakan bisa gawat." Jawab enteng Zahra.
Acha yang sudah tegang, merutuki sikap kelewat santai dari Zahra. 'udah tau didepan killer masih aja nantang'. Batin Acha.
"Kenapa kamu keluar dari asrama, bukannya kamu disuruh istirahat agar kembali pulih?"
"Gus, Zahra udah sehat wal afiat. Zahra juga udah gak pa-pa, Zahra gak lumpuh. Zahra bosen dikamar terus, Zahra juga butuh hiburan Gus, makanya kita pergi ke pasar malam." Oceh Zahra.
"Tanpa izin?" Tegas Gus Atthar.
Acha membeku, sedangkan Zahra yah hanya pasrah menjelaskan apa yang sudah ada diotaknya.
"Zahra gak izin, karena sudah pasti gak diizinin, apalagi Zahra baru keluar dari rumah sakit. Gus mikirlah gimana gak bosen dikamar, tiduran mulu."
Gus Atthar yang tidak mau debatnya diperpanjang akhirnya mengalah. "Kalian hafalkan Surat Al-mulk dan Asmaul husna sekarang, dan nanti sehabis ini kalain membersihkan seluruh lapangan dan halaman pesantren dan membersihkan toilet." Hukuman berentet dari Gus Atthar, supaya santrinya ini kapok.
"T-tap—" Penolakan mereka terpotong.
"Tidak ada tapi-tapian lakukan segera, saya tunggu 20 menit, dari sekarang." Titah Gus Atthar tegas tanpa penolakan, Zahra dan Acha mengangguk pasrah.
Beruntung mereka sudah hafal, tinggal melancarkannya saja.
20 menit berlalu.
Mereka manghafal surat al mulk dan asmaul husna.
*****
Zahra dan Acha kini melakukan hukuman yang ke dua, membersihkan toilet.
Beruntungnya toilet disini tidak terlalu jorok, tidak seperti sekolahnya yang joroknya naudzubillah.
"Cha, gue ya waktu sekolah di Jakarta kan sering dihukum, dan hukumannya ya gini, bersihin toilet huh baunya kayak bau Azab." Zahra bercerita.
Acha tertawa mendengar cerita Zahra dengan tangan yang terus membersihkan toilet.
"Udah lagi punya temen yang gak ada akhlak, gak mau ngebantuin temennya yang lagi kesusahan malah ngetawain. Apalagi pas pulang, gue kan kadang naik ojek, sampe tukang ojeknya nyuruh gue mandi kembang tujuh rupa lah, mandi pake parfum lah, belum lagi Mamah, dihina habis-habisan gue." Ucap Zahra.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHTHAR [END]
KerohanianKisah tentang gadis kelas 12 SMA yang harus dipindahkan dari sekolah menuju pesatren milik sahabat ayahnya. Ia dipindahkan karena ayahnya tak mau Anaknya masuk dalam pergaulan yang bebas. Azzahra Nindia Chalista, gadis cantik, memiliki gigi gingsul...