31. Kecewa

28K 2K 139
                                    


Bintang bintang bintang... jangan lupa bintangnya. Komen juga yang banyak oke.

Happy reading.
_______________________


Zahra terdiam setelah mendapatkan kabar dari Nindi.

Sakit? Tentu saja, bagaimana tak sakit mantan terindahnya yang harus dijodohkan dengan teman baiknya sendiri.

Tak hanya Zahra, Nabila yang menemaninya pun kaget. Mengapa harus Zahra lagi yang merasakan sakit hati yang kedua kalinya. Setelah Gus Atthar yang dijodohkan dengan orang lain, sekarang harus mendapatkan kabar bahwa Bagas akan dijodohkan dengan Nindi.

Zahra bukannya masih memendam rasa pada Bagas, tetapi namanya juga pernah saling mencintai dengan tulus akan sulit melupakannya dengan mudah.

"Emang takdir gue cuma bisa sakit hati aja ya, Bil. Gue juga mau bahagia dengan orang yang gue cinta. Disaat gue bisa lepasin Bagas, dengan hadirnya Gus Atthar. Malah mau dijodohin sama orang lain." Ujar Zahra  mulai merintihkan air matanya.

Nabila merengkuh Zahra dan sesekali mengelus punggungnya, "Sabar, Allah sudah merencanakan sesuatu yang baik biat kamu, dengan cara Allah memisahkan kamu dari orang yang kamu cinta. Ikhlasin ya ndak baik. Kamu harus dukung teman kamu juga.

Zahra malah mengeraskan tangisannya, "Ikhlasin? Tapi hati gue sakit, Bil. Allah kayaknya gak pengen banget lihat gue bahagia. Disaat gue udah bahagia, pasti Allah ambil kebahagiaan gue. Gak Adil banget."

"Astaghfirullah, istighfar, Ra kamu gak boleh ngomong gitu. Allah ada rencana lain dengan cara memisahkan kamu, bukan berarti Allah gak adil sama kamu. Husnudzon, berprasangka baik terus. Jangan seperti ini, mana Zahra yang kuat, mana Zahra yang selalu tersenyum, tertawa ketika diberi masalah."

"Kamu akan bahagia aku yakin, yakin banget. Tunggu waktu yang tepat ya. Jangan kaya gini lagi aku ndak suka apa lagi Allah, seharusnya kamu lebih mendekatkan diri lagi sama Allah. Bukan berkata Allah ndak adil, Allah adil sama makhluk-Nya."

"Aku memang ndak merasakan apa yang kamu rasakan, tetapi setidaknya dengan bersabar dan mendekatkan diri pada Allah akan buat hati kamu sedikit tenang." Lanjutnya.

Zahra terus beristighfar, benar kata Nabila Allah itu Maha Adil. Dirinya hanya sedang berputus asa. Kebahagiaan akan hadir menghampirinya, dia hanya perlu mendekatkan diri pada Allah.

Nabila melapaskan rengkuhanya, menangkup wajah Zahra, "jangan ngomong seperti itu lagi."

Flashback on...

Drttt

Hp Zahra berbunyi, tertera nama Nindi yang memangilnya dengan panggilan Video.

"Halo, Assalamu'alaikum, ada apa, Nin?" Tanya Zahra.

Melihat wajah Zahra, membuat Nindi bertambah menangis. Bagaimana jika Zahra kecewa, marah padanya, membenci dirinya. Ia tak mau sahabat yang selalu ada malah membenci dirinya dengan kenyataan ini.

Zahra yang melihat sahabatnya menangis pun menjadi panik, "Eh eh, kenapa nangis gue salah ngomong ya, maaf." Ucap Zahra merasa bersalah.

Nindi menggeleng, "Maaf." Hanya itu yang mampu ia ucapkan.

Zahra mengerutkan keningnya, "Maaf kenapa? Lo gak buat masalah macem-macem kan." Tuduh Zahra.

"Maafin gue, Ra hiks hiks."

Zahra yang melihat Nindi menangis ikut meneteskan air matanya, "Ngomong yang bener dong, jangan maaf mulu." Zahra menatap Nindi dengan tatapan sendu.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang