5 tahun berlalu.
Seorang gadis berlari mengejar seorang anak laki-laki yang berusia 3 tahun lebih tua darinya.
"Bang Adnan! Jangan lali-lali. Haula cape kejalna!" Teriak seorang gadis kecil.
Yang diteriaki malah tertawa keras, bukannya kasihan melihat sepupunya kelelahan akibat mengejar dirinya, ia malah puas dan sesekali mengejek gadis kecil tersebut.
"Ayo dong kejar Abang. Masa gitu aja ndak bisa." Ejek Kakak sepupu gadis kecil itu.
"Ihhh... Abang aja lalina kenceng banget. Haula cape. Nanti haula aduin sama Abina Haula ya. Bial abang Adnan dimalahin sama Abina Haula sama Abina Abang."
"Aduin aja. Dasar anak kecil tukang ngadu wlekk."
Karena merasa diejek terus menerus, gadis kecil itu menangis dengan kencang. Sang kakak sepupu pun akhirnya mengalah, ia mengahampirinya.
"Udah ih jangan nangis. Maafin Abang deh. Nanti Abang dimarahin sama Abi. Udah ya, nanti Abang beliin permen yang banyak, tapi Haura berenti dulu nangisnya." Bujuk anak laki-laki bernama Adnan itu.
"Hiks, biarin. Haula juga seneng kalo abang dimalahin. Lagian abang jahat sama Haula. Abi... Abang galak." Seru gadis kecil bernama Haura tersebut.
"Udah nggak bisa R. Suka ngadu lagi." Gumam Adnan.
Haura mendelik tajam.
"Apa abang bilang? ABI! ABANG ADNAN GALAKIN HAULAAA." Teriak Haura.
Adnan delagapan mendengar teriakan Haura.
"Aduh jangan ngadu dong. Nanti Abang dimarahin Abi."
"Bialin, emang itu tujuan Haula bial Abang dimalahin sama Abi. Nanti Abi pukul Abang."
Karena mendengar teriakan putri kecilnya, Gus Atthar datang bersama seorang anak kecil yang seumuran dengan anaknya.
"Kenapa Haura? Jangan teriak-teriak ndak baik. Apalagi Haura perempuan." Tegur Gus Atthar.
Haura menunduk. "Maaf Abi. Haula ndak lagi-lagi teliak." Cicit Haura.
Melihat anaknya menunduk, Gus Atthar mengelus kepala anaknya yang berbalut kerudung.
"Abi maafin, tapi jangan diulangi lagi ya."
Haura mengangguk.
"Yaudah. Haura, Adnan, ini Aisyahnya Ajak main." Aisyah adalah anak dari Nabila dan Gus Raihan.
Mereka mengangguk.
"Ayo Ais, kita main." Ajak Haura.
Aisyah mengangguk setuju. "Ayo!"
"Jangan ajak abang. Abang galak. Nanti kita dimalahin telus." Ucap Haura.
"Haura sayang, ndak boleh begitu. Ajak dong Abangnya. Abang juga mau main, kasihan ndak ada temannya." Ucap Gus Atthar.
"Iya Haura, ajak Abang Adnan nanti nangis kalo ndak diajak." Sahut Aisyah. Adnan menatap tajam sepunya yang satu ini.
"Yaudah deh Abang boleh ikut. Tapi awas ya kalo Abang galak, Haula sama Ais goleng Abang nanti." Haura mengalah.
*****
Didalam ndalem, semua orang bersenda gurau. "Usia kandungan kamu berapa, Ra?" Tanya Ning Hawa.
"Mau masuk delapan bulan, Kak." Jawab Zahra.
"Udah tau belum jenis kelaminnya?" Tanya Nabila.
Zahra tersenyum, "Kemarin USG, jenis kelaminnya laki-laki."

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHTHAR [END]
SpiritualKisah tentang gadis kelas 12 SMA yang harus dipindahkan dari sekolah menuju pesatren milik sahabat ayahnya. Ia dipindahkan karena ayahnya tak mau Anaknya masuk dalam pergaulan yang bebas. Azzahra Nindia Chalista, gadis cantik, memiliki gigi gingsul...