03. Suasana Baru

36.4K 2.4K 30
                                    



Ke esokkan hari pun tiba. Mereka telah sampai di depan gerbang Pondok pesantren AN-NUR, Banyuwangi.

Zahra dihantarkan oleh orang tua beserta adiknya.

Sedari dimobil tadi Zahra, tidak nyaman menggunakan pakaiannya. Yang biasanya menggunakan pakaian minim, sekarang dipaksa menggunakan gamis dan pashmina sebagai penutup kepalanya.

"Mah gerah, copot yah, gak betah panas hijab."

"Harus dipake. Ini juga rambutnya pada keluar." Ucap Arumi seraya memasuk kan kembali rambut anaknya yang keluar.

"Mah panas."

Arumi hanya menggelengkan kepalanya, tersenyum karena kelakuan anaknya. Ia memaklumi, Zahra tidak yang pernah memakai kerudung dalam kesehariannya dulu.

"Kak, Fira kan udah bilang, pakai aja kerudung instan. Ini malah pakai pashmina." Ucap Fira, ia kesal pada kakaknya ini, katanya kalo pake pashmina nanti tambah cantik, gak kaya krudung. Dan seperti inilah jadinya cantik nggak, kaya anak ilang iya.

"Dih, kok sewot sih. Yang pake juga gue." Ucap Zahra.

Adam melerai, "Udah ayo masuk udah ditunggu." Mereka masuk ke dalam area pondok, dan langsung pergi ke area ndalem untuk sowan.

"Assalamu'alaikum." Ucap mereka, kecuali Zahra. Zahra hanya fokus pada hijabnya ini, kesal karena tidak rapi-rapi.

"Wa'alaikum salam. Eh Adam ayo masuk Dam." Ucap pak Kyai bernama Umar.

"Nggeh, ayo." Ucap Adam mengajak anggota keluarganya.

Mereka langsung dipersilahkan untuk duduk.

"Ada apa, Dam?" Tanya Kyai Umar pada sahabatnya ini.

"Ini, saya mau mengantarkan anak saya, Zahra kesini." Ucap Adam. Zahra hanya tersenyum canggung pada kyai Umar.

Kemudian datang lah 2 orang wanita.

"Eh, Arumi." Girang wanita seumuran dengan Arumi, kemudian Arumi dan wanita ini saling berpelukan.

"Ada apa Arumi." Tanya Ummi Fara.

"Ini saya mau memondokkan Zahra, anak sulung saya." Jawab Arumi.

"Masya Allah, cantik sekali anak mu, Rum." Kagum Ummi Fara pada kecantikan Zahra.

"Rambutnya sayang, kok pada keluar lagi." Ucap Arumi, kembali memperbaiki rambut Zahra.

"Mah, boleh copot aja gak sih. Susah banget dari tadi kagak ada benernya. Udah panas lagi." Ucap kesal Zahra.

"Sini aku benerin kerudungnya." Ucap anak Ummi Fara. Membenarkan tatanan kerudung Zahra. Zahra hanya diam.

"Nah, udah cantik." Ucap kembali Nabila, anak Fara.

"Makasih." Cuek Zahra.

"Nduk?" Panggil Fara pada anaknya, "Iya Ummi." Jawab Nabila.

"Kamar asrama mu, masih ada yang kosong kan?" Tanya lembut Fara.

"Iya Ummi, masih ada 2." Jawab Nabila. Walaupun Nabila anak pemilik pondok, ia memilih untuk tinggal di asrama, karena ia tak mau dibedakan dan di ndalem ia merasa kesepian, diasrama ia memiliki banyak teman.

"Ya sudah, ajak Nduk Zahra ya tinggal diasrama kamu juga." Ucap lembut Fara. Zahra hanya memperhatikan anak dan ibu ini. Zahra kagum pada Fara lembut sekali perlakuaan dan ucapannya.

"Iya Ummi, Ayo Mbak." Ajak Nabila.

"Eh bentar dulu, Papah kembaliin Hp Zahra dong." Ucap Zahra, meminta Hp nya kembali yang disita Adam.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang