Jangan Siders.
Bintang yuk.
Happy Reading.
__________________________Keesokkan harinya tubuh Zahra sudah sedikit mendingan, walaupun masih susah untuk bergerak apalagi beranjak dari tempat tidur. Ia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai umat islam, walaupun dengan keterbatasan gerak.
Ustadzah Sarah menghampirinya untuk meminta maaf. Benar apa yang Acha katakan, Ustadzah sarah bersimpuh meminta maaf pada Zahra. Malah ia ingin bersujud namun, Zahra segera menarik bahunya untuk duduk.
"Zahra udah maafin Ustadzah kok, Zahra juga minta maaf karena Zahra, Ustadzah Sarah harus menahan semua emosi." Ucap Zahra.
Acha membelalakkan matanya, segampang itu ia memaafkan perbuatan orang yang sudah mencelakainya, "Kak, masa dimaafin sih." Kesal Acha.
Nabila berinisiatif membawa Acha keluar, "Ih lepasin kak, gue masih mau ngeluapin emosi sama Ustadzah gadungan itu. "Acha memberontak.
"Acha, ndak boleh emosi terus ndak baik. Sesama manusia harus saling memaafkan. Allah aja Maha Pemaaf, masa kita yang sebagai hamba-Nya yang ndak punya hak apa-apa masa ndak mau memaafkan. Memafkan seseorang akan menjadikan diri kita jadi lebih tenang, ndak menaruh dendam sama orang. Memaafkan juga bisa membawa kita ke surga" Ujar Nabila.
"Rasulullah saja manusia yang Allah cintai mau memaafkan musuhnya yang jahat pada dirinya. Memaafkan juga akan mempererat tali silaturahmi, tali persaudaraan. Jadi hilangkan semua dendam kamu. Hilangkan emosi kamu, emosi datangnya dari setan maka kamu harus lawan emosi itu." Lanjutnya.
Acha mulai mengatur nafasnya, menghilangkan semua emosi pada dirinya, benar kata Nabila. Jangan pernah menaruh dendam pada orang lain.
"Tapi gue masih kesel kak sama dia, seenaknya aja minta maaf udah gitu kak Zahra mau aja maafin. Kalo gue yang jadi kak Zahra, gue gak bakal mau maafin dia, gak sudi. Sampe dia sujud-sujud di kaki gue pun ogah gue maafin." Ucap Acha.
"Kamu juga mau, Allah ndak mau maafin semua perbuatan kamu. Allah ndak meridhoi kamu masuk surga karena kamu masih menaruh dendam pada orang."
"Ih, ya gak mau lah."
"Makanya belajar untuk saling memaafkan."
*****
"Kamu yakin mau memaafkan saya? Saya sudah banyak kesalahan sama kamu sampai membuat kamu kesakitan seperti ini. Benar apa kata Acha, saya ndak pantas mendapatkan maaf dari kamu, Zahra." Ujar Ustadzah Sarah.
Zahra tersenyum, "Manusia yang baik itu mau memaafkan kesalahan manusia lainnya. Sebanyak apa, sebesar apa dia harus memaafkannya. Kita gak tau kematian kapan menghampiri kita, kalau kita meninggal dan masih mempunyai salah yang belum dimaafkan, kasian juga. Maka dari itu Zahra gak mau jadi manusia yang gak mudah memaafkan orang lain." Sahut Zahra.
Ustadzah Sarah langsung memeluknya erat saking senangnya sampai ia lupa ada luka yang belum sembuh dipunggung Zahra.
"Aduh aduh, Ustadzah kalau seneng jangan nyakitin orang dong. Punggung saya masih sakit nih, akh." Ringis Zahra.
Ustadzah Sarah langsung melepaskannya kemudian menyegir kuda, "Hehehe maaf maklum seneng banget. Masih sakit gak." Pertanyaan bodoh.
"Ya sakitlah gimana sih, lo juga mukul tanpa perasaan." Kesal Zahra.
"Zahra, kamu boleh kok membalas saya dengan cambukan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHTHAR [END]
EspiritualKisah tentang gadis kelas 12 SMA yang harus dipindahkan dari sekolah menuju pesatren milik sahabat ayahnya. Ia dipindahkan karena ayahnya tak mau Anaknya masuk dalam pergaulan yang bebas. Azzahra Nindia Chalista, gadis cantik, memiliki gigi gingsul...