19. Baper?

30.3K 2.2K 32
                                    

Sudah lima hari setelah ujian sekolah yang artinya wisuda tinggal dua hari lagi.

Alhamdulillah sekarang kondisi Zahra sudah seperti sedia kala, sudah tidak encok lagi. Canda encok.

Hari ini Zahra disuruh oleh ummi Fara untuk membuat kue-kue yang akan disuguhkan saat acara wisuda. Basi tidak? Anggap saja tidak ya guys.

Zahra tengah menyiapkan semua bahan-bahan untuk membuat beragam aneka kue. Zahra sangat menyukai semua yang berhubungan masak. Gimana nanti kalau sudah menikah, pasti suaminya akan subur.

Zahra dibantu oleh beberapa para santri.

"Mbak Zahra, ini telurnya berapa butir?" Tanya santriwati bernama Aeni.

Zahra menoleh, "Lima butir aja dulu, kalo kurang nanti ditambah." Aeni mengangguk.

Jika ditanya Zahra sedang apa, ia sedang mengupas pisang, karena ia akan membuat bolu pisang.

Para santri senang mengerjakan tugas masing-masing, ada yang membersihkan masjid, karena malamnya ini akan diadakan acara tahlilan. Ada juga yang membersihkan lapangan, pokoknya saling berbagi tugas.

Ia mulai membuatnya, setelah selesai ia kukus, ada juga yang dipanggang.

"Wih, Mbak wangi banget." Ujar santriwati bernama Fitri.

"Bisa aja lo, Fit." Ucap Zahra.

Akhirnya bolu panggang dan kukus telah jadi, Zahra dan Fitri membawanya ke depan. Untuk ditata.

"Wih baunya harum banget." Ucap Aeni.

Saat sedang menata, tiba-tiba Gus Atthar memanggilnya.

"Ada apa Gys?" Tanya Zahra.

"Ikut saya sebentar." Jawab Gus Atthar.

"Udah kamu ikut aja, Mbak. Nanti dihukum kalo ndak ikut." Ucap Fitri berbisik.

Zahra akhirnya mengikuti, Gus Atthar membawanya ke pinggir danau.

"Kok kita disini Gus, ini sepi loh, kita juga cuma berdua. Ohhh jangan-jangan Gus mau apa-apain saya. Ngaku lo Gus." Tuduh Zahra.

"Astaghfirullah, jangan asal tuduh. Saya kesini mau meminta kamu buat jadi Qoriah, nanti malam. Kamu bisakan?" Tanya Gus Atthar.

"Hah, nanti malem, bukannya nanti malem Tahlilan, kok ada Qoriahnya." Bingung Zahra.

"Buat pembukaan aja, Zahra."

"Gak, gue gak mau jadi Qoriah. Suara gue gak enak Gus. Nanti tamunya malah pada kabur."

"Pantaskah kamu berbicara dengan orang yang lebih tua dari mu, dengan menggunakan kata lo-gue." Tegas dingin Gus Atthar.

Zahra seketika merinding mendengarnya, memang tidak sopan si, tapi kalau sudah terbiasa sulit untuk diubah.

"Gak pantes." Gumam Zahra menundukkan kepalanya.

"Kalau tidak pantas kenapa kamu lakukan terus?" Entah kenapa sekarang-sekarang ini, Zahra tidak bisa lagi banyak membantah, apa lagi pada Gus Atthar.

"Udah jadi kebiasaan Gus."

"Coba kamu ubah kebiasaan buruk kamu itu, jangan pake lo-gue lagi, nggak enak untuk di dengarnya kata-kata itu. Tidak sopan juga."

Zahra mengehembuskan napasnya pelan dan mengangguk, "Zahra akan coba sedikit demi sedikit Gus."

"Bagus. Saya suka kalau kamu nurut."

"Bagaimana, kamu mau ya jadi Qoriah?." Tanya Gus Atthar.

"Jadi Qoriah aja gitu, gak mau jadiin Zahra istri?" Canda Zahra.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang