18. Mengkhawatirkannya

27.5K 2K 14
                                    

"U-UDAH UMMI SAKIT, AAAA SAKIT." Teriak Zahra kesakitan.

Sekarang ia sedang diurut oleh ummi Fara, kebetulan ia bisa mengurut.

"Sedikit lagi, nduk." Ucap Ummi Fara.

Zahra menggeleng dan terus meringis kesakitan. Rasa sakit yang amat luar biasa bagi dirinya, "shhh sakit Ummi."

"Ya namanya juga diurut toh, nduk."

"Gak ada apa Ummi, urut yang gak sakit?"

"Ya ndak ada lah, nduk."

Setelah selesai mengurut Zahra, Ummi Fara keluar. Kemudian datanglah ke tiga teman temannya.

"Masih sakit, Ra?" Tanya Qila.

"Ya masih sakitlah, masih nanya lagi." Kesal Zahra.

Zahra melihat sekelilingnya, ia sedang mencari seseorang.

"Eh, perempuan yang tadi di UKS kemana?" Tanya Zahra.

"Ada di luar, Ra." Ucap Nabila.

"Boleh panggilin kesini gak?" Pinta Zahra.

Nabila mengangguk dan keluar memanggil Acha.

Acha masuk sambil menunduk karena takut akan mendapat amarah lagi. Ia sudah banyak mendapat cacian dan juga amarah, mulai dari Akbar sampai para santri yang mengetahui kejadian tersebut.

"Hey jangan nunduk terus dong, gue udah gak papa kok, udah diurut juga." Ucap Zahra.

"Tapi lo kesakitan karena gue." Lirih Acha.

"Udah takdirnya kayak gitu. Gue juga kan yang mulai pake narik-narik kaki lo. Sini duduk samping gue." Zahra menyuruh Acha duduk disampingnya.

Acha menurut.

"Nama lo siapa, kita belum kenalan?" Zahra menjabat tangan Acha.

"Acha, kak." Ucap Acha.

"Ohhh Acha, Gue Zahra." Ucap Zahra.

"Oh ya lo jadi kan mondok disini. Kalo jadi kamar lo disini aja, kebetulan kamarnya masih kosong 1." Ucap Zahra.

"Emang gak papa, kalo Acha disini?" Ucap Acha.

"Ndak papa dong." Serobot Difa.

*****

Malam hari tiba, Zahra terus menggeliat dari tidurnya. Ia demam akibat pinggangnya yang sakit. Teman-temannya bangun mendengar ringisan Zahra.

"Zahra, bangun, Ra." Ucap Qila.

Mereka menepuk-nepuk pelan pipi Zahra.

"Ra, bangun."

Nabila menyentuh kening Zahra, panas sekali.

"Panas banget." Ucap Nabila.

"Aku panggil Mbak Arin, dulu ya." Ucap Difa.

Difa langsung bergegas pergi.

Dimana Acha? Dia lagi ngebo.

Arin datang dan segera memeriksa keadaan Zahra.

Zahra masih memejamkan matanya susah untuk dibangunkan, tapi ia terus saja meringis dan menggigil.

*****

"Kak maafin Acha ya, karena Acha kakak sakit kaya gini." Ucap Acha.

"Gak papa, Cha. Udah jangan ngerasa bersalah terus, dari tadi minta maaf mulu." Ucap Zahra.

Akbar datang mengampiri Zahra, ia menatap sinis Acha.

"Bar, udahlah jangan gituin Acha, ini juga salah gue." Lerai Zahra.

ZAHTHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang