39 | Kisah miliknya, sang Antagonis

9K 1.3K 17
                                    

"Kau salah paham! Kau tidak mendengar semuanya kan!?"

"Salah paham? Kau pikir aku bodoh?!"

Elyssa mulai menyerangku dengan sihirnya. Ini aneh, sihirnya yang merupakan sihir penyembuhan berubah menjadi sangat korosif, sarung pedang milikku terkena sihirnya lalu meleleh.

Aku mengeluarkan pedangku lalu menyerang balas Elyssa yang mulai hilang kendali. Aku tidak pernah menyangka ia akan menjadi sekuat ini, bahkan sihirnya yang tidak dapat melukai seseorang, berubah menjadi sangat merepotkan. Berulang kali aku menyerangnya dengan gerakan taekwondo, namun dia mampu menahannya dengan baik.

"Bila itu ada sebuah kesalahan, maka biarlah kau mati agar kesalahan itu hilang di hatiku!" seru Elyssa.

Aku menghindarinya, lalu berbalik menyerangnya. "Kau gila! Apa kau tidak bisa duduk sebentar dan dengarkan cerita dari sisi ku!?" Aku mengayunkan pedangku kearahnya lalu memutar tanganku. Dibanding menebasnya, aku menyerang tengkuk lehernya dengan ujung gagang pedang.

"Mendengarkan apa lagi?! Mendengarkan semua omong kosong yang akan kau lontarkan?!"

Tapi Elyssa tidak pingsan begitu saja, tubuhnya lebih kuat dari sebelumnya.

"Kau merasa aku telah membuangmu bukan?! Kalau begitu, kau lihat saja semuanya sendiri!" Sebelum Elyssa bergerak, aku menarik kepalanya lalu membenturkan dahiku pada dahinya. Mengirim semua ingatan masa kecilku padanya, agar dia mengetahui sesuatu yang dia tak ketahui.

 Mengirim semua ingatan masa kecilku padanya, agar dia mengetahui sesuatu yang dia tak ketahui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV AILYN 10-13 TAHUN YANG LALU

"Ughh, aku sangat benci belajar etiket dengan nyonya Rutger! Dia selalu mengatakan aku gadis nakal!"

Aku Ailyn, putri bungsu keluarga Erchau yang cantik dan menawan~

Saat ini aku sedang melarikan diri dari kelas bangsawan. Karena guru yang mengajar selalu mengomel, aku memilih untuk bolos dan berjalan-jalan keluar. Usiaku memang baru 5 tahun, tapi aku ini cerdas tidak seperti kakakku Caius. Hanya saja, aku membenci hal-hal membosankan seperti menyajikan teh yang baik dan benar. Jadi sekarang aku memilih untuk berkeliling dan bersantai di taman sekolah saja.

"Hey, apa kau tidak punya mata?! Kenapa kau menabrakku?"

"M-Maaf... T-Tapi kan kamu yang menabrakku lebih dulu."

"Apa! Kau berani melawanku?! Apa kau tahu siapa aku?!"

Dari jauh, kulihat sekumpulan bocah laki-laki bangsawan tengah memarahi seorang gadis kecil. Gadis itu terlihat ingin menangis, tentu saja aku tidak ingin melihatnya dirundung seperti itu, lantas aku berlari dan menghampirinya.

"Apa itu sangat keren bila menganggu seorang gadis?!" seru ku.

3 orang bocah laki-laki itu menoleh kearahku, mereka semua terkejut dengan kehadiranku, "L-Lady Ailyn!?"  seru mereka bersamaan.

When an Antagonist becomes HeroineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang