Setelah kembali dari istana, Elyssa dengan cepat berlari menuju kamarnya. Para pelayan kediaman Alroux sampai kebingungan melihat Elyssa berlarian dengan ekspresi ketakutan seperti itu. Bahkan Elyssa menutup pintu kamarnya dengan keras sampai-sampai membuat para pelayan lainnya terkejut.
Ha... Hahh... Hahh...
Elyssa mengunci pintu kamarnya dan duduk bersandar di pintu. Ia kembali mengingat kejadian yang baru saja terjadi di istana. Yang pertama kali muncul dalam benaknya adalah wajah Ailyn, ia begitu mengingat ekspresi marah Ailyn yang menakutkan. Seolah bahwa dia akan membunuh semua orang yang menghalanginya.
"Ughh!! Kenapa dia bisa menjadi berbeda seperti itu?!" kata Elyssa dengan frustasi.
Dalam rasa frustasi itu, munculah asap hitam yang perlahan membentuk sebuah gumpalan. Asap itu dapat mengeluarkan suara dan dia memanggil nama Elyssa begitu jelas.
"Oh gadis yang malang, ada apa denganmu Elyssa? Kenapa wajahmu terlihat murung?" Asap itu perlahan mendekati Elyssa dan Elyssa pun menoleh kearah asap tersebut.
"P-Paman?! Kenapa paman tiba-tiba muncul?!" seru Elyssa.
"Aku merasakan kekhawatiranmu itu, oleh karena itu aku datang. Katakan, mengapa kamu terlihat frustasi seperti ini?"
Elyssa menggigit bibir bawahnya dengan kuat, ia tahu bahwa ia tak harus cerita namun siapa lagi yang dapat mengerti permasalahannya kalau bukan makhluk itu.
"Ailyn."
"Aku seperti ini karena gadis berambut merah 10 tahun yang lalu."
Perlahan asap itu mulai membentuk sebuah rupa manusia, hingga akhirnya terbentuklah sebuah raga manusia berjubah hitam. Wajahnya tertutupi oleh tudungnya yang besar, tubuhnya tinggi dan besar. Dia adalah pria yang memberikan Elyssa sebuah batu sihir.
"Gadis berambut merah 10 tahun yang lalu?" Pria itu bergumam sejenak, dia bertingkah seolah mengingat kejadian yang sudah ia lupakan.
"Ah! Sahabat yang kau curi sihirnya itu?" Kata-katanya langsung menusuk nurani Elyssa. Elyssa menatap pria itu dengan ekspresi marah, namun pria itu membalas dengan tertawa.
"Jaga ucapanmu paman!" seru Elyssa.
Pria itu menyeringai. "Jadi ada masalah apa dengan gadis itu?" tanyanya.
Elyssa menunduk, teringat olehnya kejadian saat Ailyn mengeluarkan energi sihir begitu kuat, seperti sedang melakukan kebangkitan. Tatapannya begitu menakutkan, seolah akan membunuh siapapun yang mencoba menahannya. "Dia, berhasil melakukan kebangkitan sihir," ucap Elyssa.
Dibalik tudung yang menutupi mata, pria itu menatap Elyssa dengan mata terbelalak. Seringainya semakin melebar, pria itu tidak bisa menahan rasa senangnya saat mendengar ucapan Elyssa. "Benarkah? Kalau begitu, mau mencoba mengambil sihirnya kembali?" Dia mencoba merayu Elyssa, namun dengan cepat Elyssa menatap tajam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When an Antagonist becomes Heroine
Fantasi[Complete Fantasy Story #1] Mulanya, Cha Yurim hanya diberi pesan oleh Seo Yeonhwa, sahabatnya. Untuk menjaga buku novel antik kesayangannya. Namun siapa sangka, kalau buku itu akan merubah takdir dan hidupnya. ─── Yurim bukan penggemar karya fantas...