"Tidak, dia tidak mau berteman denganmu."
"Aku bertanya pada Lady Erchau, bukan denganmu."
"Aku hanya mewakilkan keinginan hatinya."
Keduanya saling tatap menatap satu sama lain, mata mereka menunjukan tatapan peperangan yang menggelora. Tak lama, Frederick mengirim pesan telepati padaku.
Bila kau ingin tetap hidup tenang, iyakan ucapanku.
Apa kau mengancamku?
Ya, semua tergantung pilihanmu.
Aku tak membalas pesan telepati Frederick, aku tidak merasa bahwa ancamannya membahayakanku, jadi aku memilih diam.
Frederick mendecih saat Ailyn tidak membalas perkataannya, dia merasa kalau Ailyn meremehkan ancamannya. Dia mengepalkan kedua tangannya karena marah, dia jadi teringat sikap Arion yang selalu menentang dirinya.
Wanita sialan!
Aku melirik sedikit kearah Frederick yang terlihat kesal, kondisiku saat ini bagaikan domba yang terjepit diantara dua serigala lapar. Tak lama, Caius datang menyelamatkanku dari situasi menyebalkan ini.
"Ah maaf Yang Mulia, saya ingin mengobrol sebentar dengan adik saya," ucap Caius menyela.
Frederick dan Philippe menoleh kearah Caius dengan dingin. Mereka ingin menolak Caius, namun posisi Caius sebagai kerabat keluarga Archduke Ronov serta lulusan terbaik cukup kuat untuk bersaing dengan kedua putra mahkota itu. Akhirnya, mereka mengangguk pelan. Melihat kesempatan ini, dengan cepat Caius pun membawa Ailyn pergi menjauh, lalu mengajaknya ke taman Istana untuk beristirahat.
"Apa dia menganggumu lagi? Aku tidak tahu dia turut hadir dalam acara ini. Maafkan aku karena meninggalkanmu sendiri Lyly!"
"Tenang saja, dia hanya mengatakan omong kosong. Aku sudah mengurusnya dengan baik."
Caius menghela nafas lega. Dia melihat adiknya terlihat sedikit pucat dan lelah, menjadi tak enak hati.
"Aku akan mengambil air untukmu, tunggu sebentar disini ya." Caius pun pergi, meninggalkanku sendirian di taman Istana yang asing ini. Meski sudah malam, taman Istana tidak terlihat gelap karena setiap pepohonannya diberi serbuk sihir agar saat malam menjadi bercahaya.
Sambil menunggu Caius, aku pun berjalan-jalan sebentar mengelilingi taman yang indah ini sebelum pada akhirnya Lexy menghubungiku lewat kristal komunikasi.
"Selamat malam Lady Ailyn, saya dengar kalau saat ini anda sedang berada di Turan?"
"Selamat malam. Ya benar, ada apa?"
"Putri Charlotte menanyakan pada saya, kapan anda bisa bertemu dengannya? Dia ingin mendiskusikan gaun baru untuk festival nanti."
"5 hari lagi, aku akan kembali."
"Baik, saya akan menyampaikannya pada tuan putri."
Lexy pun menutup panggilannya dengan cepat. Mendengar perkataannya, aku jadi teringat dengan chapter seputar festival yang dimaksud oleh Lexy.
Malam festival adalah malam saat dimana Ailyn mencoba formasi sihir gelap untuk mempermalukan Elyssa, namun dia tidak tahu bahwa sihir itu bersifat mencelakakan. Terlebih dengan kemampuan sihir Ailyn yang sangatlah payah, tidak mungkin dia bisa melakukan formasi sihir gelap begitu mudahnya, jika bukan seseorang dengan pemahaman sihir gelap yang membantunya.
Alasan kenapa Ailyn bisa mencobanya adalah karena buku mengenai formasi sihir itu telah diubah oleh Countess Talion untuk menjebak Ailyn. Ailyn mendapatkan buku-buku sihir hitam itu lewat Countess Talion. Countess Talion mengatakan pada Ailyn, bahwa ada cara untuk mempermalukan Elyssa, sehingga putra mahkota tidak akan lagi menyukai Elyssa. Mendengar hal itu, Ailyn pun tertarik dan ingin tahu caranya. Karena sifat liciknya itu, Countess Talion dengan berani memanfaatkan perasaan suka Ailyn pada Frederick untuk menjebak seluruh keluarga Erchau.
KAMU SEDANG MEMBACA
When an Antagonist becomes Heroine
Fantasía[Complete Fantasy Story #1] Mulanya, Cha Yurim hanya diberi pesan oleh Seo Yeonhwa, sahabatnya. Untuk menjaga buku novel antik kesayangannya. Namun siapa sangka, kalau buku itu akan merubah takdir dan hidupnya. ─── Yurim bukan penggemar karya fantas...