44 | Amarah yang tak terbendung

10.1K 1.5K 102
                                    

*Disarankan internet dalam kondisi yang stabil dikarenakan terdapat ilustrasi resmi Ailyn (Serenity) dalam cerita.

*Disarankan internet dalam kondisi yang stabil dikarenakan terdapat ilustrasi resmi Ailyn (Serenity) dalam cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hawa keberadaan Dewi Eilaria dapat dirasakan oleh para Saint dan Saintess. Mereka pun terdiam sejenak saat merasakan aura kuat itu. Dengan cepat ia meminta seluruh magician yang ada untuk mempercepat pekerjaannya masing-masing.

Leon meminta izin untuk kembali ke Istana pada Saintess Licht, lalu memacu kudanya dengan cepat. Ia memiliki sebuah firasat kalau seluruh keluarganya sedang dalam bahaya. Namun saat Leon tiba di depan gerbang Istana, rupanya Arthur tengah berjaga dan menunggu kedatangannya. Pasukan yang mengikuti Leon untuk kembali ke istana terlalu sedikit apabila bertarung dengan pasukan yang dibawa oleh Arthur.

"Akhirnya ada masa, dimana aku akan bertarung denganmu, komandan Leon."

Dengan perasaan gundah, Leon tidak ingin memaksa pasukannya untuk bertarung, karena jika dia memaksanya, ia takut akan terjadi pertumpahan darah yang jauh lebih parah dari sebelumnya. Melihat ekspresi khawatir dari Leon, Arthur pun tertawa. "Ada apa dengan ekspresimu itu? Apa kau takut?" ucap Arthur dengan tatapan mengejek.

"Keluarga Erchau tak akan pernah takut!"

Dari belakang pasukan Leon. Arion muncul dengan pasukan miliknya bersama Rose di sampingnya. Melihat Rose yang berada dipihak Arion, Arthur pun menyeru kearah Rose.

"Rose! Apa kau berkhianat?!"

Rose terdiam tak merespon. Dia hanya menatap Arthur dengan dingin.

"Heh, kau baru menyadarinya?" ucap Arion dengan nada ejekan.

Tak ingin membuang waktu lagi, Arion menyeru kearah Leon untuk tidak bersikap ragu. Sebagai seorang kesatria, dia harus berani menerima resiko apapun yang terjadi, meski dia harus kehilangan tangan dan kakinya.

"Aku sudah mempersiapkan semuanya, jadi kau tidak perlu ragu untuk bertarung! Bila kau harus memenggal kepalanya, penggal saja! Asal kau tahu, ibu dan ayah beserta Caius sudah tertangkap!"

Mendengar hal itu, Leon menjadi murka. Dengan amarah yang membara, ia menyerukan pada pasukannya untuk maju melawan.

"Serang! Habisi semua pemberontak yang ada! Kita pasukan White Horse tak akan kalah dengan pasukan pengkhianat!" seru Leon dengan gagah berani.

✧✧✧✧

Cerrus yang melihat bangkitnya Dewi Eilaria dalam pengaruh sihir gelapnya pun tertawa girang. Ia pun memerintahkan Eilaria untuk memanggil The Great Black Dragon.

When an Antagonist becomes HeroineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang