22 | Dua orang yang merindukan dirinya

14.9K 2K 104
                                    

*Timeline chapter ini adalah saat Yurim baru saja melakukan transmigrasi jiwa.

✧✧✧✧

"Hey Cedric, kemana saja kau belakangan ini? Aku jarang melihatmu datang bekerja!"

"Ah Count Yuris, saya sedang mengambil cuti selama 1 bulan. Kau tahu? Mengistirahatkan pikiranku adalah yang terbaik."

"Apa? Cuti?! Pria gila kerja sepertimu mengambil cuti? Apa pada akhirnya kau punya pacar?!"

"Bukan hanya pacar, namun belahan jiwa saya."

"Wuahahaha! Kau memang berbeda, Count Ayhner. Baiklah, semoga beruntung!"

Cedric tengah berjalan-jalan di jalanan pusat Ibukota, Traust

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cedric tengah berjalan-jalan di jalanan pusat Ibukota, Traust. Setelah mengambil cuti, dia memutuskan untuk mengeksplor Ibukota lebih jauh.

Ivory berkata bahwa dia akan menemuiku disini.

Cedric memang pria yang sangat tampan. Karena fisiknya yang menarik, para gadis dan nyonya yang melihatnya pun tertarik pada keelokan fisiknya. Namun sebagai seorang Count yang berprofesi sebagai jurnalis, Cedric sering dikenal sebagai playboy dikalangan para bangsawan.

Banyak para lady yang dicampakkan olehnya. Meski pada kenyataannya, Cedric tidak pernah memulai hubungan apapun dengan para gadis yang patah hati itu. Gadis-gadis itu hanya terlalu terbawa perasaannya saat melihat senyuman manis Cedric pada mereka, mengira bahwa Cedric sudah mengajaknya menjadi seorang kekasih hanya karena senyumannya yang manis.

"S-Selamat siang, Count Ayhner!"

"Ah? Selamat siang, Lady Arthea."

"Kyaaa! Dia mengingat namaku!!"

Cedric hanya bisa tersenyum melihat para gadis itu kegirangan. Dia tidak pernah menyadari bahwa tindakannya seperti seorang playboy, yang membuat para wanita tersakiti. Karena dalam hatinya, hanya ada satu wanita yang takkan pernah tergantikan. Jadi godaan wanita manapun, tak akan menarik perhatiannya.

"Wah-wah apa itu seru? Mempermainkan para gadis polos itu? Setelahnya pasti akan ada kabar bahwa gadis itu menangis karena dicampakkan olehmu," celetuk Irene.

"Lihat siapa yang datang, Lady Zenia? Ah bukan, seharusnya aku memanggilmu, Ivory?" balas Cedric.

Irene bertemu Cedric tak jauh dari taman kota. Keduanya memang sudah membuat janji akan bertemu, bukan sebagai seorang kekasih. Namun sebagai rekan kerja yang bertukar informasi.

"Bukankah sudah kukatakan untuk tidak memanggilku dengan nama itu! Semua orang menjadi salah paham, mengira ucapan itu adalah ucapan sayangmu padaku!" Irene marah bak anak kecil yang sedang protes pada ibunya karena diberi sayur saat makan siang.

"Apanya yang rasa sayang? Mana mungkin aku memanggil bocah menyebalkan sepertimu dengan panggilan sayang," balas Cedric.

"Oleh karena itu berhenti memanggilku dengan nama itu, kakek tua! Karena nama itu sudah tidak ada!"

When an Antagonist becomes HeroineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang