Aku sudah siap menuju istana. Menghadiri acara kecil milik Permaisuri yang sebenarnya adalah ajang mencari menantu dan kekuasaan. Saat sedang berjalan menuju kereta kuda, Arion bertanya padaku apakah aku akan hadir dalam acara minum teh yang diadakan Permaisuri. Aku mengangguk dan dia memberi reaksi seperti sedang kecewa.
"Haruskah kau hadir dalam acaranya? Kurasa kau tak perlu hadir," tanya Arion dengan tatapan khawatir.
"Akan sangat tidak sopan bagiku menolak undangan dari Yang Mulia Permaisuri," balasku tersenyum.
Arion menghela nafas sejenak dan mengusap kepalaku. "Baiklah jika itu maumu, namun aku ingin kau tetap berhati-hati, para lady bangsawan yang iri padamu akan selalu mencoba untuk mencelakaimu."
Aku tertawa kecil mendengar ucapan Arion, lagipula jika mereka berani macam-macam denganku, yang akan mereka hadapi adalah keluargaku. "Kakak tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja." Saat aku hendak pergi, Arion memberikanku sihir perlindungan, sihir itu menyelimutiku lalu menghilang dari pandangan.
Arion begitu khawatir dengan keadaanku sehingga menanamkan sihir perlindungan dan memberikanku batu pendeteksi ancaman sihir. Cukup unik karena aku baru pertama kali mendapatkan barang seperti ini, jadi dengan senang hati aku menerimanya.
"Jika kau merasa sedang terancam, maka lemparkan saja batu ini dan batu itu akan memberi sinyal padaku dimana kau sedang dalam bahaya, batu itu juga dapat memberikan barrier sihir selama 20 menit." Arion tersenyum kecil lalu pergi meninggalkanku, aku cukup terkejut karena baru pertama kali aku melihat dia tersenyum tulus seperti itu.
"Lihat sifatnya itu, jika dia bukanlah kakakku, mungkin aku akan jatuh cinta dengannya?" ucapku sambil tertawa.
Di dampingi satu pengawal pribadi, aku berangkat menuju Istana dengan suasana hati yang senang. Perjalanan menuju istana memang cukup memakan waktu, namun selama di perjalanan aku cukup menikmati pemandangan yang ada.
Meski ini adalah dunia lain, tapi jika dipikirkan, dunia ini cukup maju dan terdepan. Aku jadi sedikit membayangkan bila mereka tiba-tiba menciptakan mobil sihir.
Tanpa terasa, akhirnya aku sampai di depan gerbang istana, kulihat banyak para lady seusiaku yang turut hadir dalam acara sederhana ini. Terlihat dari kereta kuda mewah yang mereka bawa, rupanya persaingan kekuasaan telah dimulai sejak masuk kedalam area istana.
"Silahkan, Lady Ailyn." Aku turun dari kereta kudaku dengan bantuan dari pengawal pribadiku. Kulihat banyak sekali gadis cantik dari keluarga terhormat turut hadir dalam acara Permaisuri. Beberapa dari mereka menyadari kehadiranku dan memberi salam, beberapa lagi hanya menatap sinis.
"Selamat siang Lady Erchau dan para lady terhormat lainnya. Mari saya antar kalian menuju taman Yang Mulia Permaisuri."
Para pengawal memandu kami menuju pintu taman istana lalu pergi meninggalkan kami semua. Aku pun berjalan memasuki taman bersama para lady bangsawan lainnya.
Putri keluarga Count Egerton dan Dalwin ikut hadir dalam acara ini, berarti Irene pun turut hadir...
Saat aku berjalan menyusuri taman menuju area acara, aku melihat sesosok pria tampan dengan mata ungu persis seperti pria pada malam debutante. Pria itu tengah mengobrol dengan para pelayan pria, dan tanpa sadar aku menatapnya karena penasaran.
Apakah dia pria ninja yang kutemui saat malam pesta?
Kurasa pria itu menyadari kehadiranku, mata ungunya yang berkilau seperti permata itu kembali menatapku, mata kami bertemu namun yang membedakan adalah ekspresi kami. Dia tersenyum kepadaku sedangkan aku hanya memberi reaksi datar. Aku mengalihkan pandanganku dan bergegas pergi menemui Permaisuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
When an Antagonist becomes Heroine
Fantasy[Complete Fantasy Story #1] Mulanya, Cha Yurim hanya diberi pesan oleh Seo Yeonhwa, sahabatnya. Untuk menjaga buku novel antik kesayangannya. Namun siapa sangka, kalau buku itu akan merubah takdir dan hidupnya. ─── Yurim bukan penggemar karya fantas...