48 | Epilog

19.8K 1.8K 123
                                    

5 tahun akhirnya telah berlalu dengan baik. Kekaisaran sedang dalam sukacita menyambut calon pewaris yang baru. Ya, Charlotte mendapatkan posisi barunya sebagai putri mahkota. Namanya akan tertulis dalam sejarah sebagai Kaisar wanita pertama di Fraudia. Dan semua orang telah melupakan kejadian yang lalu dengan membuka lembaran hidup yang baru.

"Apa kau tahu? Setelah bertarung habis-habisan mempertahankan tokonya, Isaac memutuskan untuk kembali ke kediaman Marquess Trauve!" ucap Charlotte sembari tertawa.

Lexy memutuskan untuk kembali ke keluarganya karena keluarga Trauve sudah diambang kehancuran, dan dia pun mengambil alih kepimpinan keluarga itu sebagai Marquess.

"Jadi dia memutuskan untuk memakai nama Isaac kembali? Dia sungguh sangat menyayangi ibunya, hingga rela menggunakan nama itu kembali," balasku tersenyum.

Sementara aku, aku menghabiskan waktuku menjadi seorang guru beladiri untuk bangsawan wanita yang ingin melindungi diri sendiri. Killian masih terus menjadi pengawal bayanganku meski aku sudah mengatakan padanya bahwa dia telah bebas, namun tetap saja, dia begitu keras kepala ingin terus berada di sisiku.

"Ah, iya bagaimana hubunganmu dengan Felix Calder setelah ini?"

"A-Apa?! Hubungan apa!"

Satu lagi, akhir-akhir ini aku mencium gelagat aneh dari Charlotte dan Felix. Sejujurnya, aku sudah merasa kalau hubungan mereka sangat aneh sejak 3 tahun yang lalu, saat tangan kanan Frederick yang bernama Arthur Vallois terus menerus menekan Charlotte untuk membebaskannya.

Saat Arthur menggila dan terus mendesak Charlotte, Felix lah yang melindungi Charlotte dari kegilaan Arthur saat ia tahu Frederick dan seluruh pengikutnya akan dihukum berat. Jujur saja, bila aku mendapatkan kabar baik dari mereka, aku akan sangat bersyukur.

"Anda sudah harus pergi lagi? Kenapa tidak lebih lama saja menemaniku disini!" seru Charlotte

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda sudah harus pergi lagi? Kenapa tidak lebih lama saja menemaniku disini!" seru Charlotte.

Aku tersenyum melihat Charlotte yang kelabakan sendiri karena pekerjaannya semakin lama semakin menumpuk. Berita tentang dirinya yang hendak menjadi seorang kaisar menuai banyak respon positif dari rakyat Kekaisaran, tak hanya itu, perwakilan dari negara-negara lain mulai berdatangan hanya untuk mengucapkan selamat.

"Tidak bisa, hari ini aku mau berkunjung 'kesana'. Kalau anda bosan, minta saja Felix untuk berkunjung!" balasku sembari melarikan diri dari ruangan Charlotte.

"A-Apanya yang Felix! Astaga!"

Siang ini, aku memutuskan untuk berkunjung ke makam Irene. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, dan aku sudah menyiapkan bunga khusus yang kupetik sendiri dari kebun baruku.

Meski Countess Zenia masih marah padaku, tapi dia tetap membiarkanku datang berkunjung ke makam putrinya.

"Ah, lady... Apa anda ingin mengunjungi Irene? Silahkan masuk."

"Terima kasih Count Zenia, maaf bila saya menganggu."

"Tidak-tidak, justru saya senang bila putri saya kedatangan temannya seperti ini."

When an Antagonist becomes HeroineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang