Dua hari yang lalu Arion dan Grand Duke telah kembali dari kota Lambert. Sekembalinya mereka dari sana, Grand Duchess langsung menyiapkan kereta kuda khusus untuk kami pergi ke Turan. Caius ikut menemaniku dan Grand Duchess dalam perjalanan menuju Turan.
Aku sendiri sudah siap untuk pergi, bahkan jika harus berhadapan dengan Philippe, aku sudah sanggup untuk bertahan darinya. Satu hari sebelum keberangkatan kami menuju Turan, Irene sempat mengajakku untuk minum teh bersama lagi. Namun lagi-lagi aku tertidur saat bersandar di kursi unik miliknya. Dan aku mengalami mimpi aneh yang tak aku pahami sama sekali.
Aku tidak mengerti apa tujuannya, namun aku akan memikirkan hal itu nanti.
Dan hari ini, adalah hari dimana aku, Grand Duchess dan Caius berangkat menuju negeri yang terkenal akan para magiciannya. Dan tempat tinggal para Saint dan Saintess berada, juga tanah kelahiran ibuku.
Dari apa yang dijelaskan oleh Caius, perjalanan menuju Turan tidak akan memakan banyak waktu. Awalnya kupikir kami akan melakukan perjalanan darat dan perjalanan laut karena tidak ada pesawat. Namun ternyata, kendaraan untuk kami pergi ke Turan, lebih dari sekedar pesawat saja.
Aku menaiki sebuah kereta kuda dengan kuda khusus yang terbang di angkasa. Kecepatannya pun lumayan, sehingga diperkirakan kalau kami akan sampai di Turan esok pagi.
"Bagaimana perasaanmu setelah sekian lama tidak kembali ke Turan?" tanya Grand Duchess.
Bila ditanya seperti itu, tentu saja jawabannya adalah aku sangat antusias. Ini adalah penerbangan pertamaku di dunia asing ini, yang awalnya aku jarang sekali bisa menaiki pesawat untuk berlibur. Justru kali ini aku menaiki kendaraan serupa pesawat namun 3 kali lebih mahal dari pesawat itu sendiri.
Bahkan kereta kuda ini lebih nyaman dibanding pesawat, karena tidak ada turbulensi!
Dan lihatlah, dari luar kereta kuda ini memang cukup kecil, tapi bila kau masuk kedalam, ruangnya sangat luas hingga kami dapat tidur dengan leluasa
"Aku sangat senang bu!"
"Kalau seperti itu, kau harus menikmati perjalanan kali ini bukan? Caius akan mengawalmu kemanapun kau pergi. Omong-omong, kita juga mendapat undangan untuk menghadiri acara di Istana besok malam."
"Acara apa itu bu? Kenapa kita turut diundang?"
"Itu karena hari ini adalah kelulusan sang putri Kerajaan Turan setelah menempuh pendidikan di akademi sihirnya dan perayaannya esok malam. Kebetulan ibu juga lulusan akademi sihir, dan ibu mendapatkan undangannya."
Aku berpikir sejenak. Bila seperti itu, sudah pasti Philippe hadir dalam acara tersebut.
"Baiklah, aku juga penasaran dengan pestanya akan seperti apa," ucapku sambil tersenyum.
Setelah mengakhiri percakapan ringan ini, aku menikmati pemandangan indah dari atas langit. Aku menyadari betapa luasnya Kekaisaran Fraudia dan betapa indah dan kaya sumber daya alamnya. Kaisar Heinry begitu memperhatikan kondisi rakyat dan alam negerinya, hingga rasanya aku seperti sedang masuk kedalam dunia lukisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When an Antagonist becomes Heroine
Fantasy[Complete Fantasy Story #1] Mulanya, Cha Yurim hanya diberi pesan oleh Seo Yeonhwa, sahabatnya. Untuk menjaga buku novel antik kesayangannya. Namun siapa sangka, kalau buku itu akan merubah takdir dan hidupnya. ─── Yurim bukan penggemar karya fantas...