"A-Aku... Dimana?" Charlotte membuka matanya perlahan, mata yang semula berwarna putih keperakan, berubah menjadi warna biru langit. Aku menghela nafas lega saat Charlotte kembali siuman dan lebih tenang dibanding sebelumnya.
"Sudah lebih tenang? Anda pingsan, jadi saya membawa anda kemari untuk beristirahat."
"M-Maafkan saya! Tidak ada yang tahu kan?!"
"Tidak apa-apa lady, saya sudah mengerti semuanya. Dan tidak ada yang mengetahuinya."
Charlotte menggenggam kedua tangannya menjadi satu, dia menatapku dengan ragu. "Jadi, apa anda bersedia membantuku?"
"Saya bersedia, tapi beri saya waktu untuk menjadi lebih kuat." Aku membalas tatapan Charlotte dengan penuh keyakinan, aku tidak tahu kapan Frederick akan memulai rencananya itu, namun yang jelas aku harus memperkuat diriku lagi dan mengumpulkan semua bukti yang ada.
Akhir-akhir ini terdengar kabar bahwa Kaisar dan Permaisuri sedang dalam kondisi tidak baik, terlebih kondisi kesehatan Kaisar Heinri yang semakin memburuk, membuat orang-orang berspekulasi yang bukan-bukan. Aku bertemu dengan Permaisuri sebulan yang lalu, beliau adalah orang yang ceria dan baik. Jika dugaanku benar kalau Frederick ingin menyingkirkan Kaisar dan Permaisuri, dia benar-benar monster gila.
Aku berpikir sejenak, mencoba untuk mengingat kembali hal apa saja yang dilakukan Frederick dalam novel, namun sayangnya aku tidak mengingat sesuatu yang mencurigakan. Karena klimaks dari semuanya ada pada saat tragedi malam festival.
Tunggu... Malam festival?
"Tuan putri, saya ingin bertanya sesuatu pada anda."
Bila itu mungkin, ramalan bahwa akan adanya peperangan mungkin benar terjadi. Dan ini mungkin berkaitan dengan ambisi besar Frederick.
Dan malam festival, adalah titik permulaannya.
"Apa itu?"
"Saya memiliki sebuah rencana sendiri, namun itu akan menjadi pertumpahan darah yang akan melibatkan anda, apa anda siap menjadi salah satu orang yang menjatuhkan kakak anda sendiri?"
Charlotte menatap Ailyn sambil tersenyum, senyumnya merekah dan tak terlihat rasa keberatan dalam dirinya.
"Awalnya, kakak begitu menyayangi saya. Saya tidak pernah meragukan kasih sayang kakak sejak kecil, namun entah sejak kapan kakak menjadi berbeda. Dia bahkan berani menjual saya pada musuh, oleh karena itu. Saya siap melumuri tangan saya sendiri, bila kakak mengancam nyawa orang-orang yang saya sayangi," tegas Charlotte.
Ailyn tersenyum mendengar jawaban Charlotte yang begitu dewasa, padahal usianya tergolong muda untuk memikirkan masalah internal negara. Meski dia adalah seorang putri yang seharusnya menikmati hidupnya, karena permasalahan Frederick, dia harus ikut bertarung dalam situasi politik istana. Jauh di dalam hatinya kalau dia sangat menyayangi keluarganya sendiri, karena terlihat dari senyumannya yang menyesakkan itu, kalau dia tidak ingin semua ini terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
When an Antagonist becomes Heroine
Fantasy[Complete Fantasy Story #1] Mulanya, Cha Yurim hanya diberi pesan oleh Seo Yeonhwa, sahabatnya. Untuk menjaga buku novel antik kesayangannya. Namun siapa sangka, kalau buku itu akan merubah takdir dan hidupnya. ─── Yurim bukan penggemar karya fantas...