09 | Lahirnya Ailyn yang baru

24.5K 3.3K 49
                                    

Para pelayan menuntunku menuju ruang ganti khusus di Istana, ruangan ini berisikan gaun-gaun indah dan menarik. Setelah memilih gaun dan aksesoris, para pelayan mulai membantu mencuci rambutku sebelum aku mengganti gaunku yang basah. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, disini bahkan seorang pelayan pun dapat menggunakan sebuah sihir, bahkan mereka menggunakan sihir untuk mengeringkan rambutku.

Hahaha... Pengering rambut, versi sihir!

Aku merasa di dunia ini hanya Ailyn seorang yang tidak bisa menggunakan sihir, padahal dia memiliki energi sihir yang terpendam.

Aku merasa di dunia ini hanya Ailyn seorang yang tidak bisa menggunakan sihir, padahal dia memiliki energi sihir yang terpendam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku baru saja selesai di rias oleh para pelayan Permaisuri. Permaisuri datang menghampiriku, pelayan-pelayannya yang melihat pun dengan cepat menghadap kepada Permaisuri dan melapor.

"Terima kasih banyak," ucap Permaisuri.

Melihatku yang sudah rapih kembali, Permaisuri tersenyum lalu meminta semua orang meninggalkan dirinya dan aku sendirian di dalam ruangan. Pelayan-pelayannya mengangguk, dengan cepat mereka meninggalkan ruangan.

"Melihatmu seperti ini, membuatku teringat akan Daphne saat muda," ucap Permaisuri.

Permaisuri mengajakku duduk di sofa dan dia masih terus saja tersenyum kepadaku.

"A-Ada apa Yang Mulia? Mengapa anda menatap saya seperti itu?" tanyaku.

"Haha tidak-tidak! Aku hanya sedikit nostalgia!" balas Permaisuri.

Permaisuri merupakan bangsawan Fraudia yang terkenal akan kecantikan luar dalamnya yang begitu luar biasa dan aku tidak pernah menyangka bahwa dia mengenal Grand Duchess begitu baik. Aku terus menunduk saat Permaisuri menatapku. Belum sempat aku menaikkan pandanganku, Permaisuri pun mulai menceritakan sebuah kisah. Kisah antara dirinya dan Grand Duchess Echau.

"Aku merupakan seorang murid dari akademi sihir di Turan. Saat aku masihlah seorang gadis bangsawan yang baru saja masuk ke tempat asing. Aku terkucilkan dan tidak memiliki banyak teman. Yang mendekatiku hanyalah sekelompok pria-pria menyebalkan dan bodoh," ujar Permaisuri.

Permaisuri tertawa saat ia menceritakan masa lalunya, aku terkejut saat mengetahui bahwa dia sempat dikucilkan oleh teman-teman akademinya. Aku pun penasaran dengan kelanjutannya dan meminta Permaisuri untuk melanjutkan kisahnya.

"Saat aku sedang dalam kesendirianku di Turan. Aku bertemu dengan ibumu, Daphne. Ibumu merupakan gadis yang sangat ceria dan cerdas, dia dikenal sebagai mawar merah paling indah di akademi. Matanya yang berwarna emas dan rambut merah panjangnya sungguh menarik perhatian siapapun yang melihatnya. Dia benar-benar mirip seperti dirimu."

"Daphne muda adalah orang pertama yang mengajakku berteman saat kami baru saja berjumpa, dia memiliki kemampuan sense yang baik terhadap sihir. Bahkan bisa dikatakan, dia adalah murid paling cerdas seakademi. Setelah kita menjadi teman, Daphne terus mengajariku cara menggunakan sihir dan banyak sihir baru yang ia perlihatkan kepadaku. Aku memiliki tipe sihir api yang akan beresonansi dengan panasnya matahari dan dapat mengendalikan suhu yang ada di Fraudia. Ibumu adalah pengguna sihir suci yang beresonansi dengan alam dan dapat mengendalikan monster. Jika lebih kuat, maka dapat mengendalikan iblis."

When an Antagonist becomes HeroineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang