Part 9 Kekhawatiranku

655 49 0
                                    

Hujan turunlah aku ingin bercerita, aku bahagia.

" Ria udah jangan main hujan entar sakit!" Alya tersenyum melihat Ria yang kegirangan saat bermain hujan bersama Wulan. Setelah kejadian dari Uks minggu lalu, Ria sudah menceritakan semuanya pada Alya. Ia turut bahagia karena ketakutannya selama ini sirna. Ia takut Ria akan kembali pada masa lalunya ternyata ia salah justru Ria yang sekarang menjadi sosok yang jauh lebih ceria.

" sebentar lagi Uni, lagi seru ya kan Lan!" Wulan dan Ria melompat kesana kemari layaknya seorang bocah yang mendapat permen. Sesekali mereka terjatuh karena terpeleset, Justru hal itu menambah kesenangan mereka dihari ini.

" besok kita kerumah pohon yuk Ri"

" boleh Lan"
Seakan ikut hanyut dalam kebahagiaan mereka Alya memotret kebersamaan keduanya yang tengah asik berlari dibawah derasnya aliran hujan.

Apakah Ria bahagia? tentunya. Tapi teman-teman smp nya yang lain masih belum bisa memaafkan kesalahan Ria dimasa lalu. Terkecuali Santi ia mengikuti Wulan untuk memaafkan Ria. Namun kabar kedekatan mereka justru membuat Raquel and the geng semakin terpacu untuk membuat Ria keluar dari sekolah ini. Bukan tanpa sebab, baru- baru ini Ria dipercaya menggantikan Raquel menjadi peran utama dalam drama musikal disekolahnya. Peran utamanya menjadi Juliet, peran yang sangat diidam-idamkan oleh Raquel justru berpindah kepada Ria.

" kenapa sih pak, kan kaki saya udah sembuh nih bapak liat" Raquel menghentak-hentakkan kakinya yang sebenarnya masih terasa nyeri akibat jatuh dari kamar mandi, ia tetap kekeh bahwa ialah yang akan mengambil peran Juliet. Pak Darto menatap Raquel sekilas dengan tatapan malasnya. Ia tau betul bagaimana karakter Raquel yang keras kepala. Tapi tetap saja keputusan telah diputuskan yang menjadi Julietnya tetaplah Ria.

Sementara itu....

Ria sedari tadi hanya memutar-mutarkan sedotan miliknya tanpa ada niatan untuk meminum Jus Alpukat favoritnya. Wulan yang menyadari itu pun berinisiatif menjahilinya.

" eh kunyuk!" Ria terkejut saat tangan jahil Wulan menarik gelas miliknya.

" kenapa sih?" kekeh Wulan melihat ekspresi Ria yang terkejut.

Fikiran Ria masih jauh melayang, ia sangat khawatir tentang dia dan Indro.

* flashback on

~ Bertemu kembali denganmu mebuatku takut. Takut jika merasakan rasa sakit yang pernah kurasakan~

" sudikah kamu menjadi permaisuriku?" ucap Indro berlutut dihadapan Ria dengan setangkai bunga mawar merah. Ria hanya menunduk tanpa menatap kedua iris hitam milik Indro. Ia tak punya keberanian yang cukup untuk menatap Indro saat ini.

" kenapa diam? Atau kamu gak bersedia memulai kisah ini bersamaku?" Indro menarik pelan Dagu Ria agar ia dapat melihat wajahnya.

" bukan tak ingin" Ria belum melanjutkan perkataannya
" lantas kenapa?" Indro yang kian intens menatap iris coklat milik Ria.

" aku takut akan menyakiti hati wanita lain yang juga menaruh hati pada mu.

" aku tak pernah meminta mereka untuk mencintaiku, karena aku hanya mencintaimu" Indro memeluk erat tubuh Ria." aku hanya mencintaimu " bisik Indro pada Ria.

" jadi kutanya sekali lagi pada mu" Indro melepaskan pelukkannya dan kembali menatap wajah manis Ria.

" Ria hanya mengangguk" entah perasaan apa yang kini tengah ia rasakan.

Gua rindu pelukan ini Ndro!

" oke bagus!" pak Darto memuji akting Indro dan Ria yang baginya sangatlah keren.
Ria mengingat kejadian setelah selesai latihan Indro menarik kasar lengannya. Bahkan meninggalkan bekas merah dilengan milik Ria.

* falshback off

" kenapa sih?" Santi yang berada dihadapan Ria berusaha menatap wajah Ria yang kini tengah gusar.

" gue takut" dua kata yang membuat mereka membenarkan posisi duduk mereka masing-masing. Kecuali Cantik yang masih dengan lahapnya menyantap mie ayam pak Iwan.

" takut apaan Ri?" beo Lesty yang jiwa keponya sudah bergejolak.

" oh i see, pasti karena pensi minggu depan kan!" Wulan seakan tau apa yang kini tengah mengganggu pikiran Ria. Ria hanya mengangguk menandakan bahwa tebakan Wulan tidak salah.

" loh kan bagus elo yang kepilih Ri" Cantik yang belum faham sepenuhnya arah pembicaraan mereka.

" tenang aja gua yakin elo bisa! Semangat!" Santi mengeluarkan senyum manisnya.

" iya Ri, gak usah difikirin yang penting elo fokus aja ke peran yang bakal elo peranin" Ucap Wulan sembari mengusap bahu milik Ria.

~ Terimakasih untuk selalu ada disampingku~

bantu aku ya guys
vote dan like cerita ini :)

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang