*****
Ria tengah mempersiapkan Perlengkapannya untuk acara camping. Ria mengeluh pasalnya tasnya tak muat untuk membawa semua barang yang sudah ia persiapkan. Zein yang menyadari itu langsung menghampirinya.
" kenapa sih wajahnya kayak bon utang, kusut amat!" Zein mencubit gemas pipi Ria hingga memerah." ihhh Uda sakit!" Ria mengelus pipinya yang memerah akibat ulah Udanya. " ini loh tas Ria kekecilan Uda" Ria menunjukkan tasnya yang bisa dibilang sudah kelebihan muatan.
" kalau masalahnya ini tenang tuan putri ,Jin akan memberikan",
" permintaan?, mau tas baru!" Ria langsung memotong perkataan Zein yang belum ia selesaikan.
" sabar dulu tuan putri, tunggu sebentar!" Zein berbicara seakan dukun yang tengah mengobati para pasiennya. Ria hanya tercengang melihat tingkah Uda nya yang semakin hari semakin menjadi-jadi. Alya yang sedari tadi hanya menjadi penonton yang tak dibayar pun hanya mengulum senyum melihat tingkah laku abang dan adik itu.
" Uni, kayaknya Uni harus bawa Uda berobat deh!" Alya heran mengapa Ria tiba-tiba berbicara seperti itu, padahal ia melihat kalau suaminya itu sehat-sehat saja.
" emangnya Uda sakit Ri?" Ria mendekati Alya lalu berbisik padanya.
" Uni gak liat Uda tadi udah cosplay kayak mbah dukun, terus juga semalam, Ria liat Uda nyanyi bareng kaktus sambil joget- joget!" Ria mempraktekkan bagaimana Zein yang berjoget saat main dengan mainan kaktus yang sebenar Ria sendirilah yang memberikannya pada Zein.
Zein memberi kode pada Alya agar tetap diam karena sedari tadi dia sudah mendengarkan ocehan omong kosong dari Ria. Tanpa aba-aba Zein menangkap Ria dari belakang, Ria yang tak mengetahui kehadiran Udanya sontak berteriak.
" Udaaaaa, turunin Ria ampuuunn!" Zein yang berputar-putar mengangkat tubuh mungil adiknya. Walaupun Ria sudah menginjak bangku Sma bagi Zein Ria tetaplah adik kecilnya.
" bilang sekali lagi" Zein masih memeluk tubuh Ria.
" ampun Uda sayang yang paling ganteng seantero jagad raya" Zein tertawa puas karena ia berhasil menjahili Ria.
Zein memberikan tas miliknya yang ukurannya jauh lebih besar dari tas Ria sebelumnya." udah kamu istirahat sana besok berangkatnya pagi kan, biar Uni yang nyiapin" Ria hanya mengangguk karena memang ia sudah mengantuk.
*****
Pukul 07.00 Wib mereka sudah berkumpul dilapangan sekolah. Para dewan guru mengecek segala perlengkapan yang akan mereka bawa untuk camping. Beberapa unit bus sudah berbaris rapi dihalaman sekolah. Selesai mengabsen satu persatu murid yang akan berangkat ke Bogor. Mereka akan menghabiskan lebih kurang 3 hari untuk Camping dan kegiatan alam lainnya.
" stok makanan aman!" Ria menggoda Cantik, pasalnya ia membawa 2 tas dimana yang satunya khusus untuk membawa cemilan kesukaannya.
" ayo anak-anak, semuanya masuk sesuai arahan yang tadi bapak berikan!" Pak Ryan yang harus menggunakan toa agar bisa didengar oleh seluruh siswa.
" Jok!" Raquel menarik tangan Joko. Joko menepis tangan Raquel dengan kasar," apaan sih main tarik-tarik aja!" sinis Joko.
" gue duduk bareng elu ya!" seakan tak kapok dengan penolakan yang selalu Joko berikan padanya Raquel malah bergelayut manja dilengan kekar milik Joko.
" apaan sih lu! najis tau gak" Joko pergi meninggalkan Raquel begitu saja.
" issh nyebelin banget sih, gua kan niatnya baik" Raquel menghapus kasar air matanya yang langsung jatuh tanpa aba-aba. Sekeras-keras hati Raquel, ia tetaplah wanita yang mudah rapuh. Ia hanya ingin memperjuangkan cintanya walau terkadang ia menghalalkan segala cara agar keinginannya tercapai.
" eh, elo kok nangis? siapa orang yang udah buat lo begini bilang sama gue!" Loly yang baru saja datang langsung menghampiri Raquel. ia menghapus jejak air mata yang sudah terlanjur membasahi pipi sahabatnya itu.
" kenapa sih, Joko gak pernah nganggep gue!" Loly yang faham kini hanya setia mendengar ocehan Raquel.
" heh elu berdua! masuk ke bus atau gua suruh naek ojek lu sampe Bogor!" siapa lagi kalau bukan Baim si Ketos yang terkenal dengan ketegasannya. Loly dan Raquel langsung berlari menuju bus.
Selama perjalanan Lesty yang bergelar putri tidur sudah masuk kealam mimpinya. Santi juga tertidur dibahu Roni sedangkan cantik, ia masih sibuk dengan stok cemilannya yang kian berkurang. Ria duduk bersama Beben, selama diperjalanan ia terus memegang perutnya yang kram akibat tertawa. Ini semua ulah Beben yang terus bercerita sepanjang perjalanan.
" Ri, lo jawab tebakan ini kalau berhasil gue kasih hadiah" Ria yang tampak sangat antusias mendengar perkataan Beben barusan.
" Beneran Ben!". " iya Ria kapan sih gue bohong ke elo, gue selalu jujur apa lagi masalah hati" tukas seraya memainkan alisnya.
" oke oke gue percaya" Ria tak mau memperpanjang pembahasan Beben yang ia tau arahnya kemana.
~ maaf bukan mengacuhkanmu, hanya sanya akan jauh lebih sakit jika aku harus pura-pura cinta ~
Bantu aku ya guys dengan cara like dan vote cerita ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Ku [ END ]
Teen FictionRia Andriyani, seorang wanita yang hanya butuh keadilan namun diperlakukan layaknya seorang penjahat yang kejam. Wanita lemah yang hanya butuh kaish sayang, ia hanya butuh sedikit perhatian dari para teman-temannya. Seorang wanita yang hanya ingin m...