Selesai Shalat zuhur san makan siang, kini mereka mulai mendirikan tenda masing-masing. Tenda laki-laki berada terpisah dengan tenda perempuan. Pak Ryan dan Buk Lasmi mengawasi mereka memasang tenda. Sedangkan pak Darto dan bu Megan mengawasi kawasan yang laki-laki. sebelum gelap mereka semua telah menyelesaikan segala persiapan ditenda masing-masing. Setelah shalat ashar mereka mendengarkan semua agenda yang akan mereka laksanakan dalam waktu 3 hari kedepan. Nama kelompok pun sudah dibagikan oleh pak Arman. Ria sedikit khawatir karena ia satu kelompok dengan Lili dan Indro bukan hanya mereka Loly, Cumi dan Baim juga satu kelompok dengannya.
~ semoga ini skenario tuhan yang indah untukku dan kamu~
Keesokan paginya selesai sarapan mereka bersiap-siap untuk senam bersama. Ini usulan dari pak Ryan, sekalian peregangan otot untuk anak-anak yang akan melaksanakan tugas mereka. Arahan untuk hari ini diulangi lagi oleh buk Megan.
" ingat ya, hanya melintasi jalur yang sudah diberi tanda, kumpulkan bendera sebanyak-banyaknya. Jam 4 semua sudah harus kembali disini, kalian mengerti?" bu Megan memandang seluruh wajah siswanya. " ibu rasa semuanya sudah faham, ayo kita mulai" ucap bu Megan.
Hanya keheningan yang Ria rasakan, sebenarnya ia sangat ingin menyapa Lili. Tapi wajah Lili terlihat tak bersahabat saat memandangnya.
~gue rindu elo Li~
" eh Ri, bisa tolong ambilin peta didalam tas gue?" Cumi memecah keheningan yang sedari tadi terjadi.
" boleh kak" Ria langsung membuka tas milik Cumi dan mengambil gulungan kertas yang bertuliskan peta lokasi.
" dapet dari mana lu?" Baim yang heran melihat Cumi mendapatkan peta yang seharusnya menjadi pegangan para pembina yaitu para gurunya.
" biasa" Baim sepertinya sudah faham ia hanya tersenyum, lain halnya dengan Ria yang masih belum mengerti arah perbincangan keduanya.
Sejauh ini jalanan yang mereka lalui masih lah aman, namun tak berselang lama medannya berubah menjadi terjal yang cukup membuat tenaga terkuras.
" kita istirahat dulu dibukit itu yuk!" tanpa sadar Cumi menarik tangan Ria, Ria refleks menarik tangannya. " eh sorry Ri, gua gak sadar narik elo" Cumi yang sedikit salah tingkah dengan apa yang baru saja terjadi.
sekitar 30 menit mereka duduk sambil menghilangkan lelah, sesekali manik hitam Ria melihat Lili yang tertawa lepas karena bercengkrama dengan Indro dan Loly. Setelah cukup mengumpulkan tenaga mereka pun melanjutkan perjalanan. Mereka sudah berhasil mendapatkan beberapa bendera.
Langkah mereka terhenti kala Lili melihat ada satu bendera digantung di batang pohon yang rindang.
" bentar, biar gue aja yang ngambil" Lili melangkah mendekati pohon yang rindang itu, ia berusaha menggapai bendera yang tersangkut didahan.
" dapat!" ucapnya seraya tersenyum sambil mengibar-ngibarkan bendera yang kini sudah berada digenggamannya.
" good job Li" Baim tersenyum dan memuji kinerja Lili yang amat sangat menguntungkan kelompok yang ia pimpin.
" aaaaaaa tolong!" ketika Lili hendak melangkah kakinya tersandung akar yang menjalar alhasil tubuhnya terjatuh kearah jurang, untungnya ia masih sempat menggenggam akar pohon yang ia tarik dengan refleks.
" Lili!" Ria langsung berlari mendekati Lili yang sedang berusaha untuk naik.
" Li pegang tangan gue!" Ria mengulurkan tangannya kearah Lili, Namun Lili menepis tangan Ria.
" Li gak ada waktu lagi, entar kalau lo mau maki gue, mau nampar gue, gue pasrah tapi tolong pegang tangan gur Li". Lili pun menurunkan egonya ia menggenggam tangan Ria yang sedari tadi terulur kearahnya. Cumi ikut membantu menarik tangan Lili, tak butuh waktu lama Lili berhasil diselamatkan.
" Li lo gpp kan?" Ria memastikan tubuh Lili apakah ada yang terluka. Lili hanya menatap datar wajah Ria, terlalu gengsi baginya untuk sekedar mengucapkan kata terimakasih kepada mantan sahabatnya itu.
~ maaf, aku masih bertahan dengan egoku~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Ku [ END ]
Teen FictionRia Andriyani, seorang wanita yang hanya butuh keadilan namun diperlakukan layaknya seorang penjahat yang kejam. Wanita lemah yang hanya butuh kaish sayang, ia hanya butuh sedikit perhatian dari para teman-temannya. Seorang wanita yang hanya ingin m...