Part 28 Amarah

414 38 0
                                    

"Ben, gue udah anggap elo kayak keluarga gue sendiri. Abang terbaik, sahabat terasik dan gue sayang sama elo tapi sebagai sahabat gak lebih Ben" Ria masih menggenggam erat kedua tangan Beben.

" gue udah antisipasi sih sama jawaban elo, tapi tenang Ri gue cuma mau ngungkapin rasa gue aja. Setidaknya gue udah lega" Senyum yang Beben paksakan agar Ria tak mengetahui isi hatinya saat ini. Tapi bagaimana pun Ria sudah faham apa yang Beben alami hari ini adalah hal yang pernah ia alami.

' grep '

Ria memeluk Beben, ia tahu persis bagaimana rasanya Cinta yang bertepuk sebelah tangan. Ia tahu senyuman Beben saat ini hanya untuk menutupi rasa sakit yang ia rasakan. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan semua gerak-gerik mereka.

" udah Ri, ntar gue nyaman" Beben melepaskan pelukan Ria padanya. " yang penting kita masih bestie" Beben mengarahkan jari kelingking ke arah Ria. Ria hanya tersenyum dan menautkan jari kelingking miliknya. " janji".

Malam yang sangat berkesan bagi Ria, walau ia tak menerima cinta Beben tapi setidaknya Beben tetap menjadi sahabat terbaiknya, tanpa ada rahasia yang mereka tutupi satu sama lain.

belajar ikhlas adalah hal tersulit yang bakal aku lakukan demi kamu

Ria berjalan menyusri koridor sekolah, namun ada yang aneh saat ia berjalan. Semua pasang mata yang ada disana menatap kearahnya.

" Ri!" Lili menarik tangan Ria. Ria hanya pasrah mengikuti kemana Lili membawanya.

" kenapa Li?" tanya Ria dengan nafas yang masih tersengal. Lili mengeluarkan ponsel miliknya dan menunjukkan sebuah video, dimana Ria dan Beben tengah berpelukan mesra di kafe.

" kata elo cuma makan doang Ri" Lili menuntut kejelasan dari Ria.

" semalam Beben nembak gue Li" Ria mendudukan dirinya dikursi yang ada di taman sekolah.

" berarti lo pacaran sama Beben!" Lili mengambil posisi duduk dihadapan Ria dan menatap intens wajah Ria. Ria hanya menggeleng dengan tatapan kosong. ia menarik nafas dalam-dalam, mencoba mencari ketenangan dalam hatinya,

" gue tolak Li, gue udah anggap Beben itu kayak kakak gue sendiri" Ria masih merasa bersalah dengan apa yang telah berlaku semalam, tapi mau bagaimana lagi ia juga tak bisa memaksakan hatinya.

" jadi ini alasan kenapa mereka semua ngeliatin gue?" Ria baru mengerti mengapa ia menjadi pusat perhatian saat ia berjalan di koridor sekolah tadi.

" tapi seinget gue gak ada siapa-siapa deh pas gue disana" Ria memang ingat keadaan kafe yang terbilang sepi bahkan hanya ada 5 pengunjung saat ia dan Beben makan.

" yang pastinya nih orang gak suka sama elo Ri"

" tapi ya udah lah ya, kan gue juga gak ada apa-apa sama Beben" Ria mengajak Lili ke kelas berhubung sebentar lagi akan masuk. Saat didalam kelas banyak teman-teman yang menyindir kemesraan Ria dan Beben. Namun Ria juga tak mau ambil pusing yang terpenting baginya ia tidak melakukan hal-hal yang tak wajar. Ia hanya mencoba menghibur sahabatnya yang tengah kecewa hanya itu saja.

"eh ada cewek murahan!" Raquel mendatangi meja Ria dan teman-temannya.

" heh mulut lo!" Lili tak terima mendengar ucapan Raquel yang menghina Ria. 

" emang dia murahan masih aja dibela" Raquel menunjukkan senyuman smirknya. Ria tak mau meladeni ocehan Raquel yang memang tak ada benarnya. Ia tahu Raquel sangat licik,Raquel hanya ingin membuat dirinya dan teman-temannya berada dalam masalah tentunya. Mengingat kejadian saat ia membersihkan ruang eskul musik beberapa waktu lalu, itu semua karena ulah Raquel. Ria tak takut dengan Raquel hanya saja ia tak mau jika temannya yang lain ikut menjadi korbannya si Raquel Cs.

" udah Li!" Ria menggenggam tangan Lili agar tak terpancing emosi dengan permainan licik Raquel.

" gak bisa Ri, nih cewek harus dikasih faham. Biar dia gak semena-mena sama kita" Lili tak bisa mengontrol emosinya. Lili mendekatkan dirinya pada Raquel, " maju lo kalo berani".

Pertengkaran pun terjadi antar geng Raquel dan Wulan. Lili dan Raquel saling menjambak satu dengan yang lain. Sedangkan Loly dan Claudia mereka ditahan oleh Cantik dan Lesty. Wulan dan Ria mencoba meleraikan pertengkaran antara Lili dan Raquel.

" udah Li" Ria memeluk tubuh ramping Lili. Namun usaha Ria hanya sia-sia mereka tetap melanjutkan aksi cakar-cakaran ala ibu-ibu yang rebutan barang diskonan.

" stoop!" suara bariton dari seorang Baim yang berhasil menghentikan aksi mereka. " kalian semua ikut gue kelapangan sekarang!" Baim berlalu meninggalkan mereka yang masing mematung ditempat.

" gara-gara elo ya cewel sial!" Lili dan temannya yang lain mengikuti langkah Baim yang terlebih dahulu mendahuluinya.

~ lo boleh hina gue, tapi jangan berani sentuh sahabat gue!~

Hai Readers yang terhormat.
jangan lupa vote dan komennya ya
biar aku tambah semangat :)
Makasih

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang