Part 25 Kehilanganmu

481 36 0
                                    

Pagi ini Zein mengantarkan Ria pergi kesekolah. Namun ditengah perjalanan mobilnya mogok,

" Kenapa Uda?" Ria turun dari mobil untuk melihat Zein yang sedari tadi mencoba memperbaiki mobilnya.

" kayaknya Uda gak bisa antar kamu deh Ri" Zein menunjukkan wajah bersalahnya.

" gpp Uda, Ria jalan aja dikit lagi nyampe kok" Ria mengusap lengan abangnya itu. Setelah menyalami Zein ia berjalan menuju sekolahnya yang memang sudah tak jauh dari lokasi dimana mobil Zein yang mogok.

Ria sudah melihat gerbang yang hampir tertutup, ia mempercepat langkahnya. Ia tak mau mengulang kejadian saat ia dihukum karena telat.

" Pak, jangan ditutup!" Ria melambaikan ke arah pak Deri. saat ia sudah hampir sampai gerbang,

' bruk '

Ria mendengar suara yang tak asing baginya, ia masih terpaku sejenak. ia melihat pak Deri berlari mendekati sumber suara yang tadi ia dengar. Ria memberanikan diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

' deg '

Betapa terkejutnya kala melihat orang yang paling ia cintai telah terkapar tak berdaya, dengan cepat Ria berlari menghampirinya.

" Indroo" Ria membawa tubuh lemah Indro kedalam pelukannya.

" Indro " tangis Ria pecah, bagaimana tidak ia melihat tubuh Indro sudah berlumuran darah.

" Ri, Ria " Indro memegang pipi Ria dengan tangan lemahnya. " ma, maafin gu, gue ya" ucap Indro dengan senyum yang dipaksanya, Padahal Ria tahu bahwa Indro kini tengah menahan rasa sakit yang teramat.

" pak telpon ambulan sekarang pak" Ria berteriak pada pak Deri yang memang sudah memanggil ambulan sedari tadi.

" sudah neng" pak Deri yang kelagapan melihat tangis Ria yang sangat pilu.

" Ndro lo kuat, gue yakin elo bisa. Plis bertahan" Ria menggenggam tangan Indro. Indro yang masih berada di pangkuannya pun hanya bisa memandang wajah Ria. Kekhawatiran sangat tampak diwajah manisnya.

" Ri" Indro mencoba menggenggam tangan Ria dengan sisa kekuatan yang ia punya. Ria hanya menatap wajah Indro yang sudah dipenuhi oleh darah yang mengalir dari dahinya.

" ikhlasin gue ya, lo bisa bahagia tanpa gue" Indro berbicara sambil menahan rasa sakit.

" enggak Ndro, plis bertahan" Ria menciumi tangan Indro yang sedari tadi ia genggam. Indro menghapus air mata Ria yang sudah membasahi setiap sudut pipinya.

" Indrooo" Joko yang baru mendengar kabar tentang Indro langsung berlari untuk melihat keadaan Indro. " lo kuat kita kerumah sakit, sebentar lagi ambulan datang oke" Joko membelai lembut kepala Indro.

" Jok, gue titip Ria ya" Indro tak mengalihkan pandangannya dari wajah Ria yang tangisnya kian pecah ketika mendengar ucapan Indro. Seakan ia akan pergi meninggalkan Ria untuk selamanya.

Mata Indro terpejam, tangannya yang sedari tadi menggenggam tangan Ria pun terlepaskan. Ria yang menyadari itu langsung memeluk tubuh Indro yang sudah tak memberi respon apapun.

" Indroooo.. gak Ndro... gak" Lili datang memeluk Ria dari belakang berharap dapat memberikan sedikit kekuatan untuknya.

" Li Indro..." mereka semua ikut menangis melihat tangs Ria yang sangat menyayat hati.

" Ri elo kuat" Lili tak sanggup melihat Ria yang masih setia memeluk Indro. " ikhlasin Indro ya Ri" Lili menarik Ria kedalam pelukannya, ia dapat merasakan getaran tubuh Ria. Deru nafas Ria yang tak teratur, ia tak sanggup menyaksikan bagaimana Ria saat ini.

" plis Ri jangan gini" Lili mengeratkan peluknya. Ria hanya pasrah ia sudah tak berdaya melihat tubuh Indro yang masih berada dipangkuannya.

~apakah ini akhir dari segalanya, tapi bagaimana aku bisa berjalan tanpa pijakan, aku rapuh~

Haii Readers yang terhormat :)
boleh bantu vote dan likenya ya jangan lupa komennya juga
biar aku tambah semangat nulisnya ;)

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang