Part 12 Dilema

503 42 0
                                    

~ aku yang salah, terlalu serius kepada orang yang hanya ingin bermain. Tapi bagaimana lagi aku yang yang seharusnya tertawa malah jatuh cinta~

" Ri, kayaknya si kakel yang elo coklat pas Pensi minggu lalu,emm siapa sih namanya?" Cantik memandang Santi sambil memainkan alisnya.

" Cumi" jawab Santi sebelum menyuruput es teh miliknya.

" haaa itu kak Cumi" Lesty dan Wulan hanya menjadi pendengar yang budiman.

" kayaknya apa?" Ria yang tau arah pembicaraan Cantik akan kemana.

" dia itu suka sama elo, duh gak peka banget sih!" tukas Cantik.

" gue belum mau pacaran, kata uda harus sekolah dulu yang bener, ntar kalau kamu udah sukses mau cowok type apapun kamu tinggal pilih" Ria mempraktekkan gaya bicara Uda Zein yang sontak membuat semuanya tertawa renyah.

" Ria!" Seorang pria yang berperawakan denga kacamata khasnya mendekati Ria.

" i i iya" Ria yang tak mengenal pria tersebut karena memang bukan teman sekelasnya. Pria tersebut memberikannya coklat yang terikat dengan pita berwarna pink. sebenarnya ini bukan pertama kalinya ia menerima pemberian coklat, bunga, atau surat. Ini semua bermula dari peran Juliet yang ia perankan saat Pensi  minggu lalu. Ia seperti artis yang memiliki fans dimana-dimana.

" makasih banget ya" ucap Ria yang ramah pada Pria berkacamata itu.
" tapi lo gak usah repot-repot, Ri Rion" Ria mengeja nametag milik Pria tersebut.
setelah kepergian pria itu Ria menghela nafas panjang. ia sendiri merasa risih dengan ini semua. Ria bukan tipe wanita yang suka dikejar-kejar oleh banyak lelaki. " buat elo!" Ria memberikan coklat tadi pada Cantik yang tak pernah menolak apapun yang Ria beri padanya.

" wuuiih sering-sering aja begini kan gue gak payah beli coklat" Cantik mengucapkan kalimat itu dengan santainya.

"Jadi kita camping tetap bulan ini kan?" Wulan segera mengganti topik untuk segera mengembalikan mood Ria yang sedang kacau. 

" iya, gua udah minta tolong Roni buat cariin tenda buat kita, gua sih minta kalau ada yang besar satu aja biar gak pisah tidurnya" jelas Santi.

" syukur deh males banget pisah-pisah gue"

tiba-tiba......

" misi, gua pinjam Wulan bentar!" Lili yang langsung menarik tangan Wulan tanpa menunggu jawaban dari mereka.

" Lan, lu bareng gue ya sama teh Liyan aja ya. gue udah nyiapin semuanya, elo tinggal nimbrung aja.

" Li, kita bareng-bareng aja, sama Santi, Ria, Cantik,Les" Belum selesai Wulan berbicara Lili langsung memotong ucapan Wulan.

" bisa gak sih Lan satu hari tanpa Ria, gue muak banget denger nama si biang kerok itu!" nada bicara lili sedikit meninggi karena ia sudah tersulut emosi.

" Li, Ria itu gak pernah buat onar lagi, bahkan dia yang sekarang jaub lebih baik dari Ria yang dulu" Wulan menggenggam tangan Lili, ia ingin Lili kembali kumpul bersama-sama dengan yang lainnya seperti dulu

" maaf Lan" kali Lili berbicara tanpa memandang wajah Wulan
" dihati gue terlanjur tertanam benih kebencian buat dia dan gue gak tau sampe kapan Lan, yang gue tau saat ini gue masih belum bisa nerima dia buat hadir lagi dikehidupan gua". Lili berlalu begitu saja meninggalkan Wulan yang masih mematung memandangi kepergian dirinya.

~ bolehkah aku berdamai pada hatiku sendiri, saat ini aku pun masih belum bisa mengerti~

Setelah Wulan menceritakan perbincangan ia dengan Lili semuanya sepakat agar Wulan tetap ikut bersama Lili. Mereka sadar Lili juga butuh kehadiran Wulan yang memang semenjak Ria dan Wulan berteman kembali, Lili selalu menghidar walau hanya diajak kekantin bersama.

~ hilangkah rasa itu, rasa pedulimu padaku. Kau hanya menatapku dengan Kebencianmu. Aku mengerti mungkin itulah wujud kecewamu padaku ~

****

" Yang!" kesal Roni pada Santi yang masih fokus kelayar gadget miliknya.

" hmm " Santi bahkan tak menoleh sedikitpun untuk melihat Roni. Roni pun merasa kesal lalu menarik Ponsel milik Santi.

" Liatin apaan sih, sampe akunya dicuekin?" Tertera foto Ria dan indro saat Pensi beberapa minggu yang lalu.

" Loh kamu ngapain liatin foto mereka?" Roni mengangkat alisnya menandakan ia butuh jawaban dari Santi.

" enggak, aku cuma kasian aja sih sama Ria, dia tu masih suka sama Indro tapi Indronya kayak udah gak perduli gitu sama Ria" Roni masih belum bisa memahami maksud pembicaraan dari pacarnya itu.

" terus urusannnya sama kamu itu dimana? " Santi yang gemas melihat Roni pun langsung mencubit pipinya.

" kamu lupa ya, siapa yang udah berjasa dalam hubungan kita?" Tentu saja jawabannya Ria. Roni faham sekarang apa yang Santi maksud.

" terus menurut kamu kita harus bantu Ria buat jadian sama Indro gitu" santi hanya tersenyum mendengar penuturan Roni.

" nah tumben otak kamu encer yang!" santi menangkup kan kedua tangannya ke pipi Roni.

" tapi gimana caranya ya? " Roni dan Santi berfikir sejenak. Tanpa aba-aba keduanya langsung saling pandang.

" camping " Ucap Roni dan Santi secara bersamaan.

Dasar dua sejoli yang sudah sehati bisa-bisanya memiliki pemikiran yang sama.

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang