Saat keheningan melanda akibat mereka yang masih larut dalam kesedihan masing-masing. Tiba-tiba dokter yang memeriksa Ria sudah keluar. Indro berlari mendekati dokter yang tadi menangani Ria.
" dok gimana kondisinya Ria?" Indro berlari menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat Ria.
“ pasien banyak kehilangan darah, juga terdapat benturan keras dikepalanya kemungkinan terburuk pasien tidak selamat, do’a dari kalian semua sangat dibutuhkannya saat ini. Selebihnya kita serahkan semuanya kepada Allah dan kami juga akan berusaha semampu kami” Dokter itu mengusap lembut bahu Indro.
“ gak gak , gak Ria pasti selamat” Tangis Indro yang sedari tadi ia tahan pun akhirnya pecah, tak ada lagi yang mampu membendung air matanya yang jatuh membasahi pipi.
“ Ndro” Joko menangkap tubuh Indro yang sudah terduduk lemah dilantai.
“ Ria” Indro menangis sejadi-jadinya. Tangisan pilu itu membuat para sahabatnya pun merasakan apa yang Indro rasakan saat ini.
“ Ndro nyebut, jangan gini” Joko menepuk pelan bahu milik Indro.
“ Jok, Ria jok” Indro tetap menangis dengan mata terpejam.
“ kalau lo begini Ria bakal lebih sedih Ndro” Joko tau betul bagaimana perasaan Indro saat ini tapi meratapi apa yang terjadi bukanlah solusi. Joko membawa Indro duduk dikursi rumah sakit.
Tak berselang lama Zein dan Alya pun tiba.
“ Ndro gimana Ria?” Zein langsung duduk disamping Indro diikuti Alya yang berada disampingnya.
" kata dokter akibat benturan dikepala Ria, ada kemungkinan terburuk Ria gak selamat" Joko sedikit tercwkat saat mengucapkan kalimat terakhirnya. Dengan mata yang sedikit berkaca-kaca Joko menjelaskan kondisi Ria pada Uda.
" ya Allah dek" tangis Uda pecah, ia takut hal terburuk akan terjadi pada Ria. Lalu pandangan teralihkan pada Indro yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan kosongnya.
" Ndro" Zein memegang bahu milik Indro. Indro melemparkan pandangannya ke wajah Zein. Tanpa mengucapkan sepatah kata, Indro langsung berhambur ke pelukan Zein. Ia sangat membutuhkan pelukan ini. Pelukan hangat yang Setidaknya bisa memberi sedikit kekuatan untuknya.
" Uda" lirih Indro sambil menangis didalam pelukan Zein." maafin Indro" masih dengan tangis pilunya.
" gak ada yang harus disalahkan Ndro, ini udah jadi bagian dari takdir Allah" Zein mengusap punggung Indro yang berada dalam dekapannya.
" dulu Uda juga pernah ngalamin ini, waktu kita ke Padang dan Ria juga kecelakaan" Indro langsung menatap wajah Zein yang juga menatapnya.
" Ria kecelakaan?" Indro baru mengetahuinya, wajar saja jika ia sedikit terkejut.
" iya Ndro, sampe dia amnesia" jawab Zein singkat.
" jadi itu alasan Ria telat masuk sekolah Uda" Indro mencoba mengingat kejadian saat Ria masih menyandang status anak baru di sekolah waktu itu.
" pantes saja dia selalu kebingungan waktu dibully" Indro membatin, ia merasa bersalah terhadap Ria, karena ia adalah salah satu orang yang paling sering melontarkan kata-kata pedas untuk Ria.
~bertahanlah bukan untukku tapi untuk mereka semua, mereka yang menyayangimu~
Hai Readers yang terhormat.
jangan lupa vote dan komennya ya
biar aku tambah semangat :)
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Ku [ END ]
Teen FictionRia Andriyani, seorang wanita yang hanya butuh keadilan namun diperlakukan layaknya seorang penjahat yang kejam. Wanita lemah yang hanya butuh kaish sayang, ia hanya butuh sedikit perhatian dari para teman-temannya. Seorang wanita yang hanya ingin m...