Part 45 Kuat Karenamu

246 25 0
                                    

Bel berbunyi tanda pergantian jam pelajaran, selesai melaksanakan ulangan matematika mereka menuju lapangan. Sesuai janji minggu lalu mereka akan mengadakan praktek lompat jauh.

" Ri, biar aku minta izin ke pak Ryan kamu gak usah ikut" Indro menunggu jawaban dari Ria.

" gak pa pa kok Ndro" Ria merasa tak enak hati jika harus absen dipelajaran pak Ryan yang sangat pelit akan nilai, bisa-bisa nanti ia mendaapatkan nilai C pada pelajaran olahraganya.

" gpp apanya Ri, kaki kamu masih memar gini" protes  Indro pada Ria.

" ya kalau akunya kenapa-kenapa kan ada kamu, boleh ya" Ria memohon dengan menunjukkan wajah imut andalanya ketika Indro memberi izin lalu ia mencubit gemas pipi Indro yang sedikit terlihat chubby dari sebelumnya.
Indro kalah, ia lemah akan pujukan maut Ria sebagaimana kerasnya ia memaksa ia tetap akan tak bisa menolak wanitanya itu.

Mereka menuju lapangan, setelah melakukan pemanasan praktek pun dimulai. Satu persatu nama mereka dipanggil oleh pak Ryan.

" Indro!" Indro melangkah maju saat namanya dipanggil.

'prrrriiiitttt' Suara peluit pak Ryan menandakan ia harus berlari.

'bruk' Indro mendaratkan tubuhnya dengan sempurna diatas pasir.

" good" puji pak Ryan pada Indro. pandangan Indro teralih pada wanita yang masih duduk ditepi lapangan sambil mengacungkan 2 jempol padanya.

" kereeeen" ucap Ria sambil menyuguhkan sebotol mineral pada Indro.

" Cantika Anastasya" Cantik yang sedari tadi asik mengobrol dengan teman-temannya pun terpaksa beranjak.

Cantik pun mulai memasang aba-aba, ketika suara peluit berbunyi ia langsung berlari dengan semampunya, namun sialnya  kakinya tergelincir saat hendak melompat pada papan lompatan. Alhasil tubuh berguling tepat diatas bak pasir. hal itu sontak mengundang tawa dari seluruh temannya. Kecuali Wulan dan yang lainnya. Mereka faham benar perasaan Cantik saat ini. Lesty menghampiri Cantik untuk membantunya berdiri. Kaki Cantik sedikit cidera pak Ryan memberinya dispensasi, ia akan praktek diminggu depan.

~apa salahnya menjadi tidak sempurna, bukankah fisik tak menjadi tolak ukur seorang hamba itu mulia ~

" dosa ya jadi orang gendut?" Cantik berucap disela tangisan pilunya.

" Tik, elo gak usah dengerin orang lain" Lesty mengusap lengan Cantik yang bergetar karena ia menangis. Cantik sudah lama memendam perasaan sedih akan segala omongan para teman-temannya yang menhina fisiknya. Tapi selagi masih bergelar manusia ia juga punya batas kesabarannya.

" tapi lo liat tadi gimana semua orang ngetawain gue!" tangis Cantik kian pecah kala mengingat momen saat tadi ia terjatuh.

" Cantik! gue ngerti"

" ahh kalian gak bala ngerti!" Cantik menutup wajahnya dengan kedua tanganya, tangis kian pecah.

Ria hanya bisa memandangi Cantik yang masih larut dalam kesedihannya. Perlahan Ria mendekati Cantik, " Cantik" Ria menatap mata sembab Cantik akibat kebanyakan menangis.

" lo inget gak waktu dulu gue dibully sama temen-temen" Cantik hanya memandang Ria dengan sisa isakan tangisnya.

" gue ingat banget elo pernah bilang, kalau Allah gak akan nguji kita diluar batas kemampuan kita" Kali ini cantik mengangguk, Ria tersenyum sambil mengusap air matanya.

" nah kalau elo percaya dengan kata itu kenapa harus risau?" Ria masih setia menatap wajah Cantik.

" ta tapi gue capek Ri" ucap Cantik tercekat akibat sisa isakan tangisnya.

" Allah gak pernah bilang kalau masalah itu gak pernah datang dihidup kita, tapi Allah udah janjikan kemudahan disetiap kesulitan yang kita hadapi" Ria mengelus surai coklat milik Cantik.

" jadi lo harus buktiin kemereka, kalau lo itu wanita yang hebat" Sesaat Ria dan Cantik saling bertatapan,

'grep'

" makasih Ri" tangis Cantik makin pecah setelah memeluk Ria.

" elo kuat, elo bisa dan ingat kita semua selalu ada buat elo" Ria yang kini ikut menangis, entah mengapa ia juga merasakan sakit yang Cantik alami. Terlebih lagi ia juga pernah berasa diposisi yang hampir sama dengan Cantik.

" ahhh sedih banget" Saski, Lesty dan Wulan pun ikut memeluk Cantik.

~Indahnya pertemanan mereka yang saling mendukung satu sama lain. Perbedaan pasti ada namun itun hambatan bagi mereka yang selalu bisa menerima kekurangan satu sama lain ~

Hai Readers yang terhormat.
jangan lupa vote dan komennya ya
biar aku tambah semangat :)
Makasih

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang