'mungkin emang gue ditakdirkan jadi penolong elo'
Kalimat yang diucapkan Cumi tadi siang mengganggu fikiran Ria. Memang benar setiap Ria dalam kesulitan Cumi selalu hadir bak pahlawan.
" aduuuh kenapa jadi mikirin dia sih?" Ria mengacak-acak rambutnya.
'ting' satu notif pesan masuk di ponselnya. Ia mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang mengiriminya pesan.
(Wulan : Ri, gue mau ngomong sama elo)
tak lama Ria membuka pesan itu, panggilan masuk dari Wulan tertera dilayar ponselnya.
" halo Lan" Ria membuka percakapan antara dirinya dan Wulan." Ri, gue tau lo kecewa sama Indro, tapi kematian Lili gak ada hubungannya sama Indro Ri" Wulan mencoba menjelaskan kesalahfahaman yang terjadi antara Ria dan Indro. Ria hanya menyimak ucapan Wulan, ia tak berniat menjawabnya.
" Ri, Raquel itu punya segala cara buat kita pecah, oke mungkin Raquel ngatain elo pelacur gara-gara video itu dan itu yang buat Lili emosi. Tapi ingat itu bukan pertama kali Lili marah sama Raquel bahkan waktu kita Ospek, mereka udah berantem Ri" Ria berusaha mencerna kata-kata Wulan.
" Ri, plis maafin indro ya dia butuh elo!" Ria mematikan panggilannya sepihak." apa gue udah keterlaluan ya sama Indro?" Ria berbicara dengan dirinya sendiri. Ia memang merasa terlalu kasar kepada Indro, pasalnya ia terlalu emosi saat itu apalagi menyangkut dengan kematian Lili.
Ria tak mau berlarut dalam fikirannya, tak butuh waktu yang lama ia sudah berasa di alam mimpinya.
~aku tau aku salah, tapi itu diluar kendali aku hanya tak bisa berdamai dengan hati~" Jok!" si Indro belum mau keluar kamar?" tanya Inah, pasalnya sudah hampir 2 hari ia tak melihat wajah indro.
" udah Joko bawa sih tadi cuma gak tau deh apa udah dimakan sama Indro" tukas Joko
coba kamu liat dulu deh, ibu jadi khawatir sama Indro" Joko langsung pergi ke kamar Indro.
Sesampainya didepan kamar Indro, Joko langsung masuk pasalnya Indro tak menguncinya." Ndro! awwsh" joko mengaduh pasalnya ada pecahan kaca yang mengenai kakinya.
" Ndro?" Joko terkejut melihat tempat tidur Indro yang kosong, ia mencoba memeperhatikan sekitar ia mendapati jendela yang terbuka lebar.
" Indroooo" Joko berteriak sambil melihat keluar jendela. Tanpa fikir panjang joko pergi mancari keberadaan Indro. Joko sempat menghubungi Wulan untuk mengabari teman-teman yang lain agar mencari tahu Indro dimana. Namun tak ada satu pun dari mereka yang tau keveradaan Indro. Kabar ini juga sampai ke telinga Ria. Ria ikut mencari Indro.
" Indro, maafin gue" ucap Ria sambil menangis.
" lo yang sabar ya Ri!" Cantik mengusap surai hitam milik Ria.
Mereka bingung mau mencari Indro kemana, pasalnya ponsel Indro tertinggal dirumah. Mereka sudah mencari di tempat yang biasa Indro datangi namun tetap tidak menjumpainya. Karena malam yang sudah kian larut mereka pun menghentikan pencarian itu.
~ jangan pergi aku belum bisa mengikhlaskanmu~'ting' satu notif pesan masuk ke ponsel Ria. Betapa terkejutnya Ria, kala melihat foto Indro dengan tubuh yang disekap di sebuah bangunan tua. Dibawah gambar itu ada pesan,
( datang kealamat *** kalau lo mau nyawa pacar lo selamat)
Ria tak berfikir panjang ia langsung bergegas menuju alamat yang dikirimkan. Ia hanya berharap bahwa Indro selamat.
Setelah sampai dialamat yang diberikan, Ria mendengar suara Indro yang mengaduh kesakitan. Ia berlari mendekati sumber suara itu.
" Indroooo!" Ria berlari mendekati Indro yang sedang dipukul oleh seorang laki-laki berbadan tegap.
Indro menatap Ria dengan wajah yang kaget, " kenapa kamu dateng Ri?" Indro memegang perutnya yang tampak kesakitan." Lepasin Indro gak?" Ria mengambil sebongkah kayu dan mengarahkannya ke pria yang menghajar Indro.
Hai Readers yang terhormat.
jangan lupa vote dan komennya ya
biar aku tambah semangat :)
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Ku [ END ]
Teen FictionRia Andriyani, seorang wanita yang hanya butuh keadilan namun diperlakukan layaknya seorang penjahat yang kejam. Wanita lemah yang hanya butuh kaish sayang, ia hanya butuh sedikit perhatian dari para teman-temannya. Seorang wanita yang hanya ingin m...