Digudang sekolah Wulan ditahan oleh Raquel, Loly dan Claudia. Raquel ingin membalaskan dendamnya pada Wulan perihal pensi waktu itu. Ia masih tak terima jika Wulan lah orang yang ditarik Joko untuk naik ke panggung.
" ada apasih? gue ada salah?" tanya Wulan. Ia memang tak tahu kenapa Raquel mengurungnya digudang.
" belom sadar juga lo!" tukas Raquel.
" oke gue minta maaf " ucap Wulan.
" heh!" elo kira gue luluh dengan kata maaf dari elo." cuih!" Raquel meludahi wajah Wulan, wulan yang tak bisa melawan karena Raquel membawa dayang-dayangnya.
" lo fikir gua takut hah!" kali ini Wulan tak tinggal diam, ia merasa bahwa selama ini harga dirinya telah diinjak- injak oleh Raquel.
" berani lo sekarang sama gue!" Raquel mencengkram kasar dagu Wulan. Wulan hanya tersenyum lalu melepaskan cengkraman Raquel " gue gak pernah takut sama elo, elo itu pengecut!" Wulan sengaja menekan kalimat terakhir yang ia ucapkan. Raquel mengambil sebongkah kayu, dia lah Raquel yang akan berbuat apa saja jika keinginannya tak terpenuhi.
" yakin lo berani sama gue hah!" Wulan pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kini ia hanya berharap pada tuhan agar ada pahlawan yang datang untuk menolongnya.
' bruk '
Raquel terjatuh bersamaan dengan kayu yang ia genggam. Ria dan Lili lah pahlawan tak bertopeng itu.
" Raquel!" Loly dan Claudia langsung membantunya untuk bangkit.
" ups, make up lo rusak beb!" Lili tertawa melihat ekspresi wajah Raquel yang terlihat sangat panik.
" make up dulu gih! baru kita lanjut lagi nanti. Soalnya kita sih gak mau berantem sama geng yang beda level sama kita cantiknya" mulut Ria tak kalah pedas, ia yang memang sudah lama dendam terhadap Raquel and the geng.
" lo berdua bakal nyesel!" kepergian Raquel yang diikuti Loly dan Claudia.
" Lan, lo gpp kan!" Ria merapikan rambut yang wulan yang terlihat sedikit berantakan. Wulan tersenyum manis lalu menatap intens wajah Ria dan Lili. " makasih ya udah jadi pahlawan gue" Wulan menggenggam erat tangan keduanya. Mereka kembali ke kelas, Lili menceritakan kejadian digudang sekolah tadi. Mereka semua terlihat sangat emosi mendengar perlakuan Raquel terhadap wulan. Saat sedang asyik mengobrol seorang siswa datang menghampiri mereka.
" eh Ria lo dipanggil bu Ita di ruang BK" setelah mengatakan itu ia langsung pergi.
" ada apa Ri?" Wulan menahan tangan Ria yang hendak beranjak.
" udah tenang aja Lan, gue pergi dulu!" Ria meninggalkan teman-temannya yang masih bingung mengapa ia dipanggil ke ruang BK. Karena biasanya hanya murid yang bermasalah yang akan masuk kesana.
Sesampainya disana ia melihat Raquel tengah duduk bersama bu Ita. Sepertinya sekarang ia tahu alasan mengapa ia dipanggil.
" eh Ria, sini duduk disini!" bu Ita yang baru menyadari kehadiran Ria langsung memanggilnya.
Ria mengambil posisi duduk di sebelah bu Ita. " Ria, bisa kamu jelaskan kepada saya mengapa kamu menendang Raquel?" Ria melirik Raquel yang berada dihadapannya, ia bisa melihat senyum licik Raquel. " dasar playing victim " Ria membatin." Ria" bu Ita menatap intens Ria, ia masih menanti jawaban dari Ria.
" saya gak akan mulai kalau Raquel gak mulai duluan bu!" pandangan Ria masih menatap wajah munafik Raquel.
" benar begitu Raquel?" kali ini bu Ita menatap wajah Raquel yang masih menangis, pura-pura menagis lebih tepatnya.
" saya gak ada urusan dengan Ria bu. waktu saya ngomong sama Wulan, tiba-tiba dia datang langsung nendang saya" Raquel memang sangat lihai dalam memutar balikkan fakta.
" benar itu Ria?" bu Ita yang masih bingung memutuskan perkara yang belum menemukan titik terangnya.
" saya memang nendang dia bu!, tapi",
" tuh kan bu dia ngaku!" Raquel memotong ucapan Ria yang belum diselesaikannya.
" tapi bu",
" sudah Ria, saya anggap kamu yang bersalah dalam hal ini, sebagai hukumannya pulang nanti kamu harus membersihkan ruang eskul musik, faham!" Ria dengan terpaksa mengiyakan hukuman itu, ia tak mau membantah ucapan bu Ita yang berstatus sebagai gurunya itu.
Sepulang sekolah Ria langsung menuju ruang eskul musik, ia merapikan beberapa alat. Ria merahasiakan hal ini kepada semua teman-temannya. Hanya butuh waktu 30 menit Ria sudah menyelesaikan hukumannya. Netranya memandangi sebuah gitar yang tergantung didinding.
jreng' Ria mulai memetik gitar itu dan dalam keheningan ia bersenandung.
'Kau tak lagi sama, engkau bukan engkau
Yang selalu mencari dan menelponku
Dering darimu tak ada lagi
Walau kau menghapus menghempas diriku
Mengganti cintaku
Semua tak mampu hilangkan cinta
Yang telah kau beri
Walau kau berubah, aku kan bertahan
Di sepanjang waktuku
Biarkan aku mencintaimu dengan caraku'~ aku rasa, rasa ini sama seklai tak mengusikmu. Jadi izinkan aku untuk mencintaimu dengan caraku~
hai guys
bantu like dan vote cerita aku :)
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Ku [ END ]
Teen FictionRia Andriyani, seorang wanita yang hanya butuh keadilan namun diperlakukan layaknya seorang penjahat yang kejam. Wanita lemah yang hanya butuh kaish sayang, ia hanya butuh sedikit perhatian dari para teman-temannya. Seorang wanita yang hanya ingin m...