Part 14 Rasaku

427 42 0
                                    

" tebak ya, Kambing Kambing apa yang kakinya 9?" Beben tertawa renyah kala melihat wajah Ria yang berfikir keras untuk menjawab tebak-tebakan darinya.

" emang ada ya kambing yang kakinya 9" Ria masih belum menyerah " oohh gue tau!" wajah Ria terlihat sangat gembira sepertinya ia sudah mengetahui jawabannya. " Kambing yang kakinya 9, itu kambing yang cacat fisik, jadi dia punya kelainan makanya kakinya 9" Jefan yang tadinya fokus mendengar jawaban Ria kini justru tertawa dengan kerasnya. Beben menggeleng menandakan bahwa jawaban Ria salah." udah nyerah deh gue" ucap Ria pasrah.

" jawabannya adalah kambing yang duduk diwarung kaki lima" Ria yang merasa telah dibodohi oleh Beben dengan tebak-tabakan konyolnya Beben pun protes. Tapi tetap saja Beben lah yang memenangi perdebatan itu.  Bak ayah yang sedang mendongengkan anaknya, Beben bercerita sepanjang perjalanan tanpa ia sadari Ria yang menjadi pendengar budimannya sudah terlelap. Beben menatap intens wajah Ria, sungguh panorama yang indah untuk dipandang.

Beben menarik perlahan kepala Ria agar bersandar dibahunya.

" gue tau rasanya jadi elo Ri, mengharapkan orang yang bahkan tak pernah mengharapkan kita. kalau lo lelah, gua siap Ri jadi sandaran buat lo" Beben menyandarkan kepalanya ke arah Ria.

Pukul 10.12 Wib mereka telah sampai ditempat tujuan. mereka beristirahat sebentar sebelum mulai membangun tenda.

" Anak-anak kita rehat dulu sampai zuhur setelah itu baru kita mulai membangun tenda masing-masing, oke semuanya boleh istirahat dimana saja, asal tidak keluar dari kawasan Pondok ini. Faham!" pak Darto memberi arahan agar semua siswanya tidak berpencar.

" cantik banget hutan pinusnya" Ria yang memandang kagum dengan panorama alam yang sangat candu untuk dipandang.

" foto-foto dulu yuk!" Santi menarik lengan Ria dan diikuti yang lainnya. " Ben, fotoin kita bentar dong" Santi menyerahkan kamera miliknya. Santi, Lesty, Cantik dan Ria langsung berpose layaknya model yang tengah melakukan photoshoot.

" Lan!" Ria langsung menghampiri Wulan yang berjalan kearah mereka. Wulan yang protes karena mereka foto tapi tak mengajaknya, " ih gue dilupain dong" Wulan langsung bergabung mengambil posisi untuk fotbar bersama ke 4 sahabatnya.

" Lili mana Lan?" Ria mencari keberadaan Lili karena sedari tadi ia belum melihatnya.

" dia agak pusing, jadi gue suruh istirahat dipondok" jelas Wulan.

Saat mereka tengah asik berfoto seseorang menabrak Wulan yang kebetulan tengah mencoba kamera milik Santi,  Alhasil kamera itu pun terjatuh.

" Raquel?"

" ups sorry, gua gak sengaja" ucap Raquel dengan ekspresi bersalahnya yang dibuat-buat.
Ria yang melihat itu pun tak tinggal diam," apa maksud lo hah!" dengan tatapan elangnya, ia menatap tajam wajah munafik Raquel.

" siapa elo, gua gak ada urusan ya sama elo cupu!" Raquel mendorong bahu Ria, akibatnya ia sedikit terhuyung kebelakang.

" gue liat ya, elo sengajakan dorong Wulan" Ria tak mau kalah ia pun mendorong Raquel sampe ia terjatuh.

" Ri tahan emosi lo" Wulan mengenggam tangan Ria, ia berharap Ria tak terpancing dengan permainan Raquel.

" heh cewek uler udah pergi lo sana, muak gue liat muka lo!" Beben langsung menarik tangan Ria dan Wulan untuk menghidari Raquel dengan kedua dayang-dayangnya.

" tapi gua liat dia sengaja Ben, dia itu mau fitnah Wulan!" Ria yang masih belum bisa meredakan emosinya.

" udah gpp kok Lan, toh kamera juga gak rusak kok!" Santi mengambil posisi duduk ditengah antara Ria dan Wulan.

Selesai Shalat zuhur san makan siang, kini mereka mulai mendirikan tenda masing-masing. Tenda laki-laki berada terpisah dengan tenda permpuan. Pak Ryan dan Buk Lasmi mengawasi mereka memasang tenda. Sedangkan pak Darto dan bu Megan mengawasi kawasan yang laki-laki. sebelum gelap mereka semua telah menyelesaikan segala persiapan ditenda masing-masing. Setelah shalat ashar mereka mendengarkan semua agenda yang akan mereka laksanakan dalam waktu 3 hari kedepan.

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang