Part 42 Konflik

315 24 0
                                    

" kamu tuh gak pernah ngertiin aku yang!" Santi menghempas kasar tangan Roni.

" kamu yang gak pernah mau dengar pendapat aku!" Roni memandangi tubuh Santi yang kini membelakanginya.

" aku kan cuma mau wujudin mimpi aku" Santi memandang wajah Roni dengan tatapan yang tak bisa diartikan

" kamu boleh kejar mimpi kamu tapi kecuali yang satu ini" Roni menghela nafasnya dalam-dalam, ia mencoba menahan emosi yang sedari tadi sudah ingin meluap.

" ya udah" tubuh Santi bergetar, ia menahan tangisnya.
Roni masih setia menatap wajah kekasihnya itu, jauh dilubuk hatinya ia tak mau membuat kekasinya itu sedih. Tapi ia tak tau rasa cemburu itu hadir begitu saja.

" Kita putus!" Santi berlari meninggalkan Roni yang berada dihalaman rumahnya. Roni hanya bisa menatap kepergian Santi, ia tau ini adalah masalah yang belum bisa ia atasi bahkan sedari dulu.

~kenapa harus ada kata pisah jika sedari awal tak ingin bersama~

" Ri, ini dari Indro" Wulan meletakkan sekotak roti coklat kesukaan Ria diatas meja Ria.

" loh Indronya mana Lan?" Biasanya Indro tak pernah menitipkan pesanan Ria pada orang lain.

" katanya tadi mau latihan basket Ri" Wulan memposisikan duduknya berhadapan dengan Ria dan Lesty.

" Santi mana?" Wulan mencari keberadaan Santi yang memang sedari tadi tak masuk kelas.

" lagi galau tuh anak!" ceplos Cantik dengan mulut penuhnya.

" gue bingung, gimana caranya nyelesain masalah mereka" Ria mengaduk teh hijau miliknya.

" mereka gak bisa nurunin ego masing-masing" celetuk Lesty yang masih menyantap mie ayam pedas miliknya. Cantik bergidik ngeri melihat kuah mie milik Lesty.

" udah kayak Angelina Jolie lo Les!" Cantik memperhatikan bibir Lesty yang memerah akibat kepedasan.

Lesty hanya tertawa melihat eksperi wajah Cantik yang menggemaskan.

Saat pulang sekolah Ria menanti Indro yang masih mengambil motornya diparkiran. Namun sebuah motor berhenti tepat didepan Ria.

" Hai Ri" Senyumnya pada Ria.

" eh hai kak!" Ria tersenyum pada Cumi yang masih duduk diatas motor miliknya.

" nungguin siapa?"

tak lama Indro datang dengan motor miliknya, Ria langsung menunjuk kearah Indro dan berpamitan pada Cumi yang masih berada disana.

" pamit kak!" ucap Ria sebelum motor Indro melaju.

Selama diperjalanan Indro hanya diam, Ria sudah menyadari keanehan sejak ia melihat tatapan Indro kepada Cumi tadi. Motor Indro terpakir dikafe yang biasa ia kunjungi bersama Ria.

" Ndro" Ria memecah keheningan yang sedari tadi terjadi. Ia menatap lembut wajah Indro yang masih menggambarkan kekesalan. " kamu marah?" Ria masih menatap wajah tampan sang kekasih.

" gak kok" Indro fokus menatap buku menu yang berada ditangannya.

" kalau gak marah kok mukanya kusut gitu!" Ria tersenyum melihat sikap Indro yang kini tengah merajuk layaknya balita.

" kamu sih!" Indro menyerah dibalik topengnya.

" akunya kenapa?" lagi-lagi Ria menatap Indro dengan senyum manisnya.

" pakek acara senyumin dia!" Indro menatap wajah manis Ria.

" kan senyum itu ibadah" Ria tersenyum lebar kepada Indro.

" tapikan ibadahnya kalo ke aku aja!" Indro masih merasa kesal dengan sikap Ria yang selalu ramah kepada semua pria.

Ria menangkupkan kedua tanganya pada pipi Indro sambil menatap seksama wajah tampan Indro.
" aku kan cuma ngasih senyuman kemereka, tapi kalau hati aku cuma kamu pemiliknya"

Indro tersipu malu mendengar gombalan Ria yang selalu berhasil membuat jantungnya berdebar-debar, layaknya dentuman gendang saat konser dangdutan.

" aduh jangan senyum Ndro" Indro memasang wajah bingungnya kala mendengar ucapan Ria barusan.

" senyum kamu mengalihkan duniaku" Ria tertawa renyah kala melihat wajah Indro yang memerah karena gombalan darinya.

~seperti ini saja Tuhan, aku tak ingin ada yang berubah. Aku sudah bahagia~

Hai Readers yang terhormat.
jangan lupa vote dan komennya ya
biar aku tambah semangat :)
Makasih

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang