Part 22 Kecemburuan

497 49 0
                                    

~ tak ada obat kerinduan melainkan pertemuan, tapi bagaimana jika aku rindu padamu yang telah tiada didunia ini?~

" Ria!" Zein mengusap lembut kepala Ria. Ria membuka matanya perlahan lalu menatap lembut wajah abang tercintanya itu. " bangun shalat shubuh Ri, tapi katanya nanti mau ziarah ke makam tante Nilam. Uda tunggu dibawah ya!" setekah mendapatkan anggukan dari Ria Zein pun pergi meninggalkannya.

Setelah melaksanakan shubuh berjama'ah, mereka pun bersiap-siap untuk pergi ke makam. Zein sengaja mengajak pergi pagi-pagi karena ia masih punya pekerjaan,ya walaupun saat ini sedang weekend. Sebelum sampai ke makam Ria sempat membeli bunga mawar putih yang menjadi bunga favorit tante Nilam.  Setelah sampai Ria langsung membacakan yasin dan doa yang dipimpin oleh Zein.

" tante, Ria pamit ya" Ria mengusap lembut batu nisan yang berada do atas pusara almarhum tante Nilam.

" Ria, kamu jadi pergi sama mereka?" Zein yang masih fokus menatap jalanan ibu kota.

" jadi Uda, nanti Lili yang jemput Ria" Ria meletakkan ponsel miliknya yang sedari tadi ia genggam.

Setelah mengantarkan Ria dan Alya, Zein langsung bergegas pergi menuju counter hp miliknya. Ada beberapa pekerjaan yang memang harus ia selesaikan.

Sementara itu, dirumah pohon Beben sudah menyiapkan semua persiapan untuk acara piknik dadakan mereka. Mereka akan barbeque-an bersama diakhir pekan ini.

" Woi lu jangan liatin cewek mulu, noh gosong tu daging!" Rafi yang jengah kala melihat Beben yang tengah asyik memandang foto wanita cantik yang lewat diberanda ignya.

" eh ada bidadarinya aku" Beben langsung berlari menghampiri Ria yang baru saja turun dari mobil. " apaan sih Ben!" Ria tak heran lagi melihat tingkah laku absurdnya Beben. Sejujurnya ia bahagia karena Bebennya telah kembali, tapi tetap saja ia akan merasa sangat bersalah jike terus acuh terhadap Beben.

" lama banget sih Li" Rafi langsung mengambil bungkusan yang berisi minuman bersoda yang sudah ia nanti sedari tadi.

" eh suep! udah bagus ya gua beliin buat lu!" Lili menepuk pundak Rafi yang sedang minum, al hasil ia pun tersedak " uhuk, uhuk". Lili hanya tertawa melihat wajah rafi yang memerah karena tersedak.

" Lili, minta maaf lo sama Rafi" Joko mendorong tubuh Lili agar mendekati rafi yang masih merasakan sakit ditenggorokannya.

" iyee, Raf minta maaf gue" Lili memutar bola matanya malas, karena ia tahu Rafi tak semudah itu memaafkannya.

" ngapain lo minta maaf kalo gak ikhlas" tukas Rafi. Lili memandang sinis  ke arah Rafi, lalu ia menadahkan tangannya " trus kalo gua minta duit lo ikhlas!" Rafi menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali.

Mereka hanya bisa tertawa menyaksikan adegan drama antara rafi dan Lili yang belum selesai.

" kok gak ngajak-ngajakin gue sih!" Indro yang baru saja datang langsung mengambil posisi duduk di depan Wulan dan Joko yang masih menyiapkan saus untuk makan bersama nanti.

" elo nya aja yang lama" tukas Joko, pasalnya ia sudah berkali-kali mengajal Indro untuk pergi namun Indro tak merespon ajakannya. Tapi entah angin apa yang membuat Indro hadir dan bergabung dengan mereka.

Sementara itu Beben yang sedang berkumpul bersama Ria, Lesty dan Cantik pun terlihat sanagt bahagia. Bagaimana tidak, ia dikelilingi oleh tiga bidadari sekaligus.

" senangnya dalam hati kalau beristri dua" Beben bersenandung.

" loh kan kita ada tiga kenapa istri lo cuma dua Ben?" tanya Cantik.

" ya lo berdua istri gue" Tunjuk Beben pada Lesty dan Cantik. Lesty hanya tersipu malu kala mendengar ucapan Beben. " terus Ria?" Cantik yang belum puas dengan jawaban Beben yang masih menggantung.

" Ria, bakal jadi Ratu dihati gue" Ucap Beben sambil memandang wajah manis Ria.

" uhuk,,,uhuk" Indro yang sedang makan tiba-tiba saja tersedak.

" buset, ih jorok banget sih lo!" Joko membersihkan wajahnya yang terkena semburan dari Indro.

" maaf jok!" kekeh Indro sambil mengelap wajah Joko yang basah akibat ulahnya.

Ria merasa senang akhirnya momen yang dulunya pernah hilang kini telah kembali ia dapatkan. Tak hanya Ria, kebahagiaan juga dirasa oleh Lili, pasalnya hari ini ia telah resmi berpacaran dengan Baim, ya Baim ' si ketos yang horor'. Semua itu bermula dari camping dibulan lalu. Baim ternyata sudah menaruh hati pada Lili. Cumilah yang menjadi mak comblang diantara keduanya.

" Ri, makan kok kayak adek gue sih!" Beben mengelap sisa bumbu yang menempel pada bibir Ria. Hal itu tentu saja mengudang perhatian mereka semua yang ada disana. Tak terkecuali Indro, ia yang memang sedari tadi terus memperhatikan gerak-gerik Ria dan Beben. Mungkinkah Indro cemburu? ah masa bodo dengan Indro yang kini masih mementingkan egonya.

" modus lo Ben!" ledek Roni.

" Biarin dih, gue kan gak modusin cewe lo!" Beben hanya mengulurkan lidahnya kearah Roni.

~ aku memang sebuah rumah yang akan menjadi tempat bersandarmu hanya ketika kamu lelah, tapi bukan itu yang kuharapkan. Aku ingin bukan hanya menjadi sandaran, tapi bisa memberi kenyamanan dan kebahagiaan. Aku harap kamu mengerti, bahwa posisimu takkan terganti~

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang