~apapun caranya akan kulakukan agar kau dan aku masih tetap bersama~
" Ri, lo gak salah jadi jangan pernah nyalahin diri elo sendiri. Ini semua udah jadi takdir Allah yang gak akan bisa kita ubah Ri" Ria menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Wulan. Wulan adalah orang yang selalu bisa menenangkannya disaat ia sedang gundah. Tanpa sadar Ria tertidur dalam dekapan hangat Wulan.
Zein membangunkan Ria, ia kini sudah berada dibrankar rumah sakit yang kosong. " shalat dulu yuk Ri".
Ria mengikuti langkah Zein yang dahuluinya ke mushala rumah sakit.Sesampainya dimushalla Ria langsung berwudhu, setelah itu ia menunaikan shalat maghrib berjamaah dengan Zein. Selesai shalat Ria berdoa dengan air mata yang setia membasahi pipinya.
" ya Allah ampunilah aku, terlalu banyak dosa yang kubawa kehadapanmu. Ya Allah sungguh aku belum mampu jika hal buruk yang ada dibenakku menjadi kenyataan. Beri aku kesempatan ya Rabb, aku janji akan menjaganya sebagaimana Engkau yang selalu menjagaku"
Ria bersandar didinding mushalla, fikirannya sedang kacau saat ini. Tapi setidaknya ia sudah mengadu kepada Allah. Itu membuat hatinya jauh lebih baik. Saat ia masih fokus dengan fikirannya yang berkecamuk.
Dering ponselnya berbunyi, tertera nama Wulan disana. Ia langsung mengangkat panggilan itu." Ri, buruan kesini cepat Ri!" kepanikan Wulan terdengar jelas dari sambungan telpon itu.
Ria tak menjawab sepatah katapun, ia langsung bergegas menuju ruang rawat Indro. Saat ia tiba, Ria menangkap pemandangan yang aneh, ia melihat semua temannya yang ada disana menangis.
" lo kenapa nangis Lan? Terus yang lain" belum lagi Ria menyelesaikan ucapannya, Wulan berhambur kepelukan Ria. Ia menangis tersedu-sedu.
" Ri, ikhlasin semuanya ya Ri" ucap Wulan sambil terisak.
" maksud lo apaan sih" Ria masih berpositif thinking.
" Ri, gue tau elo wanita yang kuat" lagi-lagi ucapan Wulan membuat Ria bingung.
Ria ingin masuk keruangan Indro namun Zein menahannya." Ria dengerin Uda, Indro udah tenang disana kami harus ikhlas Ri" Zein langsung menarik Ria kedalam pelukannya.
" Uda bohongkan!" Ria bukan orang yang bodoh ia sudah tau kemungkinan terburuk saat ia melihat semua teman-temannya yang menatap ia dengan tatapan iba. Namun hati kecilnya seperti menolak dengan apa yang sudah digariskan takdir.
" Indro kan udah janji mau jaga aku" tangisan pilu Ria membuat semua yang ada disitu tak bisa menahan tangisnya. Zein hanya bisa memeluk Ria, ia sendiri juga merasakan kehilangan apalagi seorang Ria yang sedari dulu berteman dekat dengan Indro.
" Uda" lirih Ria sambil memeluk Zein dengan sangat erat. Tak berselang lama dokter keluar dari ruangan Indro dengan membawa brankar yang tertutup kain putih.
" Indro!" Ria berlari mendekati Indro yang sudah tak bernyawa. Ria memeluk tubuh kaku Indro, " bangun Ndro, lo bilang janji mau jagain gue" Ria mengguncang tubuh Indro.
Wulan merangkul tubuh Ria yang masih memeluk jenazah Indro.
" Ri udah Ri, biarin Indro istirahat disana ya, jangan beratin langkah Indro Ri" Wulan menarik Ria perlahan kedalam dekapannya.
" Indro, indro" Ria hanya bisa memandangi brankar Indro yang perlahan lenyap dari pandangannya. Sesaat pandangan Ria gelap, ia telah hanyut kealam bawah sadarnya.
~masih bisakah aku tertawa, aku tak punya alasan untuk melakukannya~
" Indro... Tungguin gue!" Ria berlari mendekati Indro yang berjalan dengan seorang wanita dengan pakaian serba putih.
" tante Nilam?" Ria sangat kenal dengan wajah wanita yang tak lain adalah maminya Indro. Indro mendekati Ria dengan senyum manisnya.
" Ria, aku tau kamu pasti bisa" Indro memegang bahu Ria.
" maksud kamu?" Ria menatap wajah Indro yang tampak sangat berseri." kamu bisa jalani semuanya sendiri karena kamu wanita hebat" Indro mengusap lembut pipi Ria, Lalu ia mencium kening Ria.
" aku pamit Ri"
~ Tuhan mengapa secepat ini aku belum siap untuk kehilangan~
Hai Readers yang terhormat.
jangan lupa vote dan komennya ya
biar aku tambah semangat :)
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Ku [ END ]
Novela JuvenilRia Andriyani, seorang wanita yang hanya butuh keadilan namun diperlakukan layaknya seorang penjahat yang kejam. Wanita lemah yang hanya butuh kaish sayang, ia hanya butuh sedikit perhatian dari para teman-temannya. Seorang wanita yang hanya ingin m...