Part 46 Kesalahfahaman

281 21 0
                                    

Indro yang sedari tadi berada disana ikut merasakan bagaimana kesedihan Ria waktu itu. Ia merutukki kebodohan dirinya sendiri, mengapa ia terlambat menyadari bahwa Ria adalah wanita yang memang sangat ia butuhkan dalam hidupnya. Mungkin itu juga yang mejadi alasan ibunya yang sangat ingin ia dekat dengan Ria saat itu.

aku selalu meminta agar Allah menyuratkan bahwa kamu adalah Takdirku

" makan sayang" surya berusaha menyuapkan sesendok bubur untuk putrinya yang kini tengah terbaring diatas brankar rumah sakit. Bukannya menyambut suapan itu Raquel malah menangis. Bahkan sesekali ia tertawa tanpa sebab. Raquel memang divonis mengidap gangguan mental oleh dokter. Oleh seban itu ia dipindahkan kerumah sakit jiwa.

" sayang" Surya mengusap lebut pucuk kepala anak tercintanya itu. Namun Raquel tetap sibuk dengan dunianya sendiri. Kini ia malah berteriak layaknya orang yang sedang ketakutan.
Surya mengusap kasar air matanya. Hancur hatinya melihat putri semata wayangnya kini harus mengalami takdir yang menyedihkan. Karena kondisi Raquel yang tidak memungkinkan Surya dianjurkan untuk pulang.

~bagaimana bisa bahagia jika jiwaku telah hilang kala melihat tangismu~

******

" elo ngapain ngajak gue kesini?" Santi menatap Billy dengan tatapan herannya.

" aku mau ngomong sesuatu sama kamu San" ucap Billy denga ragu-ragu.

" ya ngomong terus" Santi mengambil posisi duduk berhadapan dengan Billy.
Billy mengeluarkan seikat bunga mawar merah, " aku suka sama kamu udah lama banget, jadi hari ini aku beraniin buat nembak kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?" Billy mengeluarkan uneg-uneg yang ada didalam hatinya.

Santi sedikit terkejut mendengar pengakuan Billy, ia memang sudah tahu lama kalau Billy menaruh hati padanya.
" sorry Bil" Santi dengan berat hati harus mengucapkan kata itu.

" aku ditolak san?" Billy masih berusaha mencari sebuah harapan.

" gue gak bisa terima elo" Santi memalingkan pandangannya dari wajah Billy.

" gpp kok San, aku sadar kalau posisi aku dihidup kamu itu"

'grep'

Santi memeluk Billy, ia tau bagaimana suasana hati Billy saat ini.

" Bil, gue tau gimana rasa sakitnya. Tapi ini masalah hati gue akan jauh lebih nyakitin elo kalau gue terima elo dengan kepura-puraan"

" Iya san, gue faham" Billy melepaskan pelukan itu, " semoga elo bahagia ya?" Billy menyerahkan seikat mawar merah yang sedari tadi belum diterima oleh Santi.

" bestfriend!" ucap Santi ketika mengambil bunga mawar dari genggaman Billy.

Tanpa mereka sadar ada sepasang mata yang sudah jengah menyaksikan pemandangan yang sangat tak ingin ia lihat. Perlahan ia pergi meninggalkan taman itu dengan hati yang berkecamuk.

******

'brum brum'

suara gas motor yang saling bersahutan. dipinggir jalan ada seorang pria yang memegang bendera hitam putih sebagai pemberi aba-aba.

" siiiaaaap" ucap pria itu dengan sedikit berteriak.

" Mulai!"

Semua motor yang tadinya berbaris rapi kini telah melaju dengan kecepatan diatas rata-rata dengan formasi yang tak beraturan. Semuanya berambisi untuk memenangkan pertandingan yang hadiahnya tak tanggung-tanggung. Panitia menjanjikan uang tunai 25 juta untuk yang berhasil menjuarai balapan ini. para penonton sedang menanti sang juara digaris finish.

" eh ada apa tuh rame-rame?" Lesty berlari menghampiri segerombol muda-mudi yang sedang berkumpul tak jauh dari tempat ia dan Cantik berdiri.
" ah takut gue ntar ada apa-apa lagi, balik aja yuk!" Lesty yang notabennya adalah kepopers, orang-orang yang memiliki jiwa kepo diatas rata-rata. Ia tetap memaksakan untuk melihat apa yang terjadi disana.

" wuuuuu!" Teriakan antusias dari para penonton membuat Lesty semakin mempercepat langkahnya.

" Beben?" Lesty sedikit terkejut melihat siapa sosok dibalik helm itu yang tak lain adalah Beben.
Lesty langsung mendekati Beben yang masih berada diatas motornya.
" Ben, kok elo disini?" Lesty menatap lekat wajah Beben yang sedikit terkejut dengan kedatangannya.

" ngapain elo disini?" acuh Beben pada Lesty.

" kok elo malah balik nanya sih?" Lesty masih mencari kebenaran yang belum ia dapatkan.

" elo ngapain ikut beginian Ben?" kini suara Lesty sedikit meninggi. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Beben, " Roni?" Lesty tak kalah terkejut kala melihat Roni yang ternyata ikut balapan liar bersama Beben.

" apaan sih Les, Kayak liat setan lo?" sewot Roni pada Lesty.

" Ben"

" apaan lagi hah, mau gue ikut balapan liar juga bukan urusan elo kali" Ucapan Beben barusan langsung menghujam tepat dijantung Lesty. Lesty yang sudah lama menaruh pada Beben kini menahankan rasa sakitnya. Tak terasa air matanya jatuh begitu saja.

" udah mendingan pergi deh" Beben meninggalkan Lesty begitu saja.

" sabar ya, emang gitu tuh" Roni pun beranjak mengikuti Beben yang sudah meninggalkannya.

" Lesty" Cantik menyentuh pundak Lesty yang bergetar akibat menahan tangisnya, benar saja tangisnya langsung pecah kala Cantik menariknya kedalam pelukan.

" sakit banget" disela tangisnya Lesty berucap. Cantik tak tau harus berbuat apa, ia hanya bisa membantu menguatkan Lesty yang kini sedang rapuh.

~Tuhan salahkah ku menaruh harap pada orang yang telah berhasil memikatku, atau aku yang terlalu mudah membuka hati~

Hai Readers yang terhormat.
jangan lupa vote dan komennya ya
biar aku tambah semangat :)
Makasih

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang