Part 10 Terpesona

595 50 0
                                    

~Aku hanya belum melupakan, tapi jika mengikhlaskan aku telah berusaha~

" iya Ri, gak usah difikirin yang penting elo fokus aja ke peran yang bakal elo peranin" Ucap Wulan sembari mengusap bahu milik Ria.

" doain gue ya" mereka pun saling merangkul.  Dari kejauhan Lili menatap dengan tatapan yang tak suka dengan pemandangan yang ada dihadapannya. Ria memang sudah beberapa kali meminta maaf padanya. Tapi ia tetap belum bisa menerima kehadiran Ria kembali didalam hidupnya. Egois bukan, ya itulah Lili dengan segala keanehannya.

" woy! Ngapain lo?" kehadiran Raquel dan antek-anteknya yang secara tiba-tiba  membuat Lili terkejut.

" apaan sih lu!" ya Lili yang memang tak suka dengan Raquel Cs pun memilih pergi meninggalkan mereka.

2 hari menjelang pensi, pak Darto akan mengadakan gladi untuk melihat sejauh mana persiapan acara yang akan mereka tampilkan. Tak terkecuali Ria yang harus pulang sore untuk latihan drama musikalnya. Untungnya Zein sudah kembali dari Padang dan membawa kabar kalau papanya sudah sehat. Setidaknya Uni tidak akan merasakan kesepian saat ia belum pulang.

Pukul 16.00 wib mereka telah menyelesaikan gladi bersih yang langsung dipimpin oleh pak Darto dan khusus kali ini Ibu Megan juga turut andil dalam mengawasi jalannya gladi mereka. Ria melangkah menyusuri koridor sekolah. Saat ia mengecek ponsel genggam miliknya ia mendapati batre hpnya Lowbat.  Sebelum ia keluar, netranya sempat menangkap pemandangan yang lagi-lagi meyakitkan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Indro, lelaki itu tengah berpelukan mesra dengan pacar barunya. Ia sudah menjadi orang yang asing bagi Ria. Padahal dulu Ria lah yang selalu berada di garis terdepan jikalau ia mendapatkan masalah. Tapi sekarang saat Ria sedang rapuh justru ia lah yang menambah kerapuhan itu sendiri.

" mampus gue!" Ria yang baru sadar dari lamunannya  langsung membuka aplikasi untuk memesan ojek.
Namun sialnya belum sempat ia memencet tombol deal untuk memesan ojek, hp nya sudah padam.

" aduuh Ria, Ria " ia merutuki kebodohan dirinya sendiri karena lupa mengecas ponsel miliknya tadi malam. Ia pun melangkah keluar gerbang berharap ada ojek pangkalan yang lewat. Dari arah samping ia mendengar suara motor yang berhenti, ia mencoba memastikan siapa orang itu.

" elo kok jalan?" laki-laki yang menolong Raquel saat dia tenggelam tempo lalu. Ya laki-laki yang berwajah manis dengan rambut yang sedikit berantakan saat ia membuka helm miliknya.

" eh kak Cumi!" Ria hanya tersenyum pada lelaki yang kini berada di hadapannya.
" iya kk, tadi nya mau pesan ojek tapi keburu hpnya almarhum" celoteh Ria.

" Almarhum?" Cumi menekuk keningnya, pasalnya ia bingung dengan perkataan Ria barusan.

" mati kak" jawab Ria dengan tertawa hal itu sukses membuat cumi tertegun melihat kecantikan wajah Ria.

" kakak kok baru pulang sih, tadi pas gladi aku gak liat kakak disana" kali ini Ria membuka pembicaraan.

" iya gua baru pulang latihan futsal" dijawab hanya dengan anggukan oleh Ria.

"udah sore, susah angkot jam segini, lo mau gue antar?" mata Ria membulat sempurna ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

" mau gak, ayo!" Cumi mendahului Ria yang kini sudah berada diatas motornya.

" tapi sorry gua gak bawa helm lebih"

" iya gpp kak" Ria sebenarnya ingin menolak tawaran ini, tapi Cumi benar susah untuk mencari angkot di jam segini. Ia menggenggam tas ransel milik Cumi sebagai pegangannya.

" Rumah lo dimana Ri? "

" di jalan Cempaka, di Lorong Aman"

Cumi melajukan motornya dengan kecepatan yang sedang. Sepanjang perjalanan  Ria berharap tak ada temannya yang melihat ia pulang bersama Cumi. Karena bisa saja ia menjadi bahan gibahan teman satu sekolahan. Ria meminta untuk menurunkannya hanya didepan gang, karena ia takut Uda akan menginterogasinya jika melihat ia pulang dengan orang asing walaupun teman 1 sekolahnya.

" makasih kak! Maaf ya kalau aku ngerepotin" ucap Ria yang kini sudah turun dari motor.

" ngerepotin itu kalau elu yang minta dianter, ini kan gue yang nawarin diri" lagi-lagi Ria menampilkan senyum manisnya. Dan untuk kedua kalinya Cumi terpesona dengan senyuman itu.

~ lagi-lagi kamu berhasil membuatku terpaku akan senyummu~

Kisah Ku  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang