Masing masing masih menunggu dihadapan bilik bedah itu . Haura duduk diam dan tak bermaya dengan Narzeel yang sentiasa ada disebelahnya .
Begitu juga Afiq dan Adeena .
Pintu bilik terbuka . Mereka kalut bangun pergi ke arah doctor itu .
Doctor itu memandang sayu ke arah mereka . Kemudian dia menggeleng perlahan dan pergi dari situ .
Adeena terduduk . Dia menangis sekuat mungkin .
' Allah... ' Haura pula dipeluk erat oleh Narzeel . Dia menangis sekuat hati dengan menumbuk perlahan bidang dada itu .
Afiq ? Dia sudah tersandar lemah di dinding . Air matanya juga turut jatuh . Dia kehilangan sahabatnya . Sahabat yang kadang buat dia tertawa dengan tingkah wanita itu .
Semua sibuk sedang menyiapkan jenazah Naula . Keluarga Naula sahaja masih belum ada .
Mereka dalam perjalan pulang dari luar negara . Haura duduk ditepi tangga . Dia memandang gambar dia , Adeena dan Naula bersama semasa mereka tamat belajar .
Gambar itu diusap . Kemudian air matanya jatuh membasahi gambar itu . Dia langsung tak sangka yang dia akan kehilangan sahabatnya itu .
Naula disahkan kanser barah otak tahap 4 . Dia menanggung penderitaan itu sudah lama . Dan dia langsung tak memberitahu kepada Haura dan Adeena .
Dua gadis itu sendiri pun tak tahu apa sebabnya . Pemergian Naula sangatla terburu - buru . Dua sahabatnya langsung tak sempat bercakap dengannya . Mereka tak sempat lakar memori terakhir mereka bertiga .
Narzeel juga turut duduk disebelah Haura . Dia memeluk bahu Haura untuk bersandar di dadanya .
' Tak baik menangis macamni.. I tahu you sedih . I pun ikut sedih bila tengok you lemah macamni.. '
' Jangan lemah , Haura yang i kenal tak lemah macam ni . Dia kuat ' Bahu itu diusap lembut untuk salurkan kekuatan .
' Tapi hakikatnya i tak kuat Narzeel . I masih lemah , i masih boleh menangis... Naula pergi terlalu cepat ' Haura kembali menangis dengan memandang gambar di tangannya .
' Ajal dan maut itu semua di tangan tuhan . Mati itu tak kenal usia , kita hanya perlu bersedia . Jum , jenazah dah nak dihantar ke kubur . Keluarga arwah pun dah sampai.. '
Tudung Haura dibetulkan sedikit . Rambut yang terkeluar dimasukkan semula ke dalam tudung .
' You tak nak tengok Naula buat kali terakhir ? ' Haura mengangguk perlahan . Dia bangun dari duduknya dengan bantuan Narzeel .
Ruang tamu dituju . Makin lemah dia dibuatnya bila melihat jasad yang terbujur dipembaringan itu .
Perlahan dia mendekati Naula . Dia melutut di hadapan wajah itu .
' Jangan bagi air mata jatuh.. ' Pesan Narzeel dengan berbisik ditelinga Haura .
Haura hanya mengangguk . Dia menunduk perlahan ke arah wajah Naula yang putih berseri tanpa sebarang luka pun .
Dahi Naula dicium lama . Rasa sebak mulai terasa .
' Sayang.. ' Narzeel menggosok belakang tubuh Haura . Haura cepat cepat mengangkat wajahnya .
Giliran Adeena pula untuk mencium wajah Naula buat kali terakhir . Kalau boleh dia mahu mencium lama dahi itu , tapi dia tak mampu menahan air mata .
Afiq pula hanya memandang sayu ke arah Haura , Adeena dan.. Naula . Tak kuat dia melihat Haura dan Adeena yang berpeluk disebelah arwah dengan air mata yang masih tersisa .
YOU ARE READING
The Memories ; His Haura | C |
RomanceBismillah " Don't leave me , i need you " - Narzeel Aathif " I trust you , so don't betray me " - Haura Aatisya Dia, Narzeel Aathif . Dia mungkiri janjinya kepada orang yang pernah bertahkta di hatinya dulu hanya untuk seorang gadis bernama Haura Aa...