Chapter 55

208 14 0
                                    

Masing masing masih menunggu dihadapan bilik bedah itu . Haura duduk diam dan tak bermaya dengan Narzeel yang sentiasa ada disebelahnya .

Begitu juga Afiq dan Adeena .

Pintu bilik terbuka . Mereka kalut bangun pergi ke arah doctor itu .

Doctor itu memandang sayu ke arah mereka . Kemudian dia menggeleng perlahan dan pergi dari situ .

Adeena terduduk . Dia menangis sekuat mungkin .

' Allah... ' Haura pula dipeluk erat oleh Narzeel . Dia menangis sekuat hati dengan menumbuk perlahan bidang dada itu .

Afiq ? Dia sudah tersandar lemah di dinding . Air matanya juga turut jatuh . Dia kehilangan sahabatnya . Sahabat yang kadang buat dia tertawa dengan tingkah wanita itu .

Semua sibuk sedang menyiapkan jenazah Naula . Keluarga Naula sahaja masih belum ada .

Mereka dalam perjalan pulang dari luar negara . Haura duduk ditepi tangga . Dia memandang gambar dia , Adeena dan Naula bersama semasa mereka tamat belajar .

Gambar itu diusap . Kemudian air matanya jatuh membasahi gambar itu . Dia langsung tak sangka yang dia akan kehilangan sahabatnya itu .

Naula disahkan kanser barah otak tahap 4 . Dia menanggung penderitaan itu sudah lama . Dan dia langsung tak memberitahu kepada Haura dan Adeena .

Dua gadis itu sendiri pun tak tahu apa sebabnya . Pemergian Naula sangatla terburu - buru . Dua sahabatnya langsung tak sempat bercakap dengannya . Mereka tak sempat lakar memori terakhir mereka bertiga .

Narzeel juga turut duduk disebelah Haura . Dia memeluk bahu Haura untuk bersandar di dadanya .

' Tak baik menangis macamni.. I tahu you sedih . I pun ikut sedih bila tengok you lemah macamni.. '

' Jangan lemah , Haura yang i kenal tak lemah macam ni . Dia kuat ' Bahu itu diusap lembut untuk salurkan kekuatan .

' Tapi hakikatnya i tak kuat Narzeel . I masih lemah , i masih boleh menangis... Naula pergi terlalu cepat ' Haura kembali menangis dengan memandang gambar di tangannya .

' Ajal dan maut itu semua di tangan tuhan . Mati itu tak kenal usia , kita hanya perlu bersedia . Jum , jenazah dah nak dihantar ke kubur . Keluarga arwah pun dah sampai.. '

Tudung Haura dibetulkan sedikit . Rambut yang terkeluar dimasukkan semula ke dalam tudung .

' You tak nak tengok Naula buat kali terakhir ? ' Haura mengangguk perlahan . Dia bangun dari duduknya dengan bantuan Narzeel .

Ruang tamu dituju . Makin lemah dia dibuatnya bila melihat jasad yang terbujur dipembaringan itu .

Perlahan dia mendekati Naula . Dia melutut di hadapan wajah itu .

' Jangan bagi air mata jatuh.. ' Pesan Narzeel dengan berbisik ditelinga Haura .

Haura hanya mengangguk . Dia menunduk perlahan ke arah wajah Naula yang putih berseri tanpa sebarang luka pun .

Dahi Naula dicium lama . Rasa sebak mulai terasa .

' Sayang.. ' Narzeel menggosok belakang tubuh Haura . Haura cepat cepat mengangkat wajahnya .

Giliran Adeena pula untuk mencium wajah Naula buat kali terakhir . Kalau boleh dia mahu mencium lama dahi itu , tapi dia tak mampu menahan air mata .

Afiq pula hanya memandang sayu ke arah Haura , Adeena dan.. Naula . Tak kuat dia melihat Haura dan Adeena yang berpeluk disebelah arwah dengan air mata yang masih tersisa .

The Memories ; His Haura | C |Where stories live. Discover now